Tak menyerah Kenna mencari tahu orang yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini, ia mengerahkan anak buahnya yang bekerja memata-matai pamannya untuk menemukan orang yang mengirimkan beberapa teks pesan aneh sebelumnya. Apalagi panggilan tempo hari yang membuatnya sedikit takut.
"Yang pasti adalah orang ini mengenalmu, jadi bukan semacam cammer yang sedang mencari keuntungan. Apa kau memilik akun sosial media yang tidak kuketahui selain Instagrammu?" Selidik Alice dengan ragu, "Oke...tidak mungkin!" Jawabnya sendiri dengan cepat setelah menangkap death glare dari tatapan Kenna.
"Sudah jelas ini teror untuk menakut-nakutimu. Aku mencoba memikirkan beberapa kemungkinan bagaimana ia mendapatkan nomormu, orang dan motifnya. Kemungkinan ia dapat nomormu dari dokumen-dokumenmu yang tidak sengaja terbuang, atau mungkin ini salah satu kenalan atau mungkin mutual. Sudah pasti salah satunya karena lingkup pertemananmu terlalu kecil. Jadi ingat-ingat orang yang pernah kau buat sakit hati." Tutur Alice panjang lebar dan Kenna yang sibuk dengan mengolah ucapan Alice diotak geniusnya dan mengangguk paham dengan alur ucapan Alice .
"Lalu..." Tanya Kenna lagi.
"Sepertinya yang kukatakan tadi orangnya bisa saja, kenalanmu, atau mutual friends. Karena aku yakin orang ini mengenalmu, ini antara motif dendam atau sakit hati, atau ingin menarik perhatianmu. Sebaiknya ingat-ingat orang yang pernah kau lukai perasaannya! Atau mungkin penguntit yang menyukaimu diam-diam!" Tutur Alice lagi.
Kenna terdiam mengingat setiap orang yang pernah ia skakmat dengan mulutnya. Sial baginya karena terlalu banyak orang yang ia buat mungkin menaruh dendam padanya.
"Bagaimana dengan penyelidikanmu dengan nomor itu? Dan juga mereka?" Maksud Kenna adalah tim khusus yang sedang memata-matai pamannya.
"Aku tidak menemukan apapun, handphone yang digunakan adalah ponsel tanpa IP, sepertinya jenis ponsel yang buat tahun 2000 an. Begitupun dengan mereka, tidak menemukan petunjuk apapun. Apa kau ingin aku membuat laporan ke polisi?" Tutur Alice .
"Tolong lakukan, jangan sampai ada yang tahu!" Pinta Kenna, Alice mengangguk setuju.
"Hei... Jangan khawatir, coba ingat-ingat saja orang yang berpotensi besar menaruh dendam padamu. Atau seseorang yang pernah kau tolak dimasa lalu. Kita tidak bisa melewatkan detail apapun jika ingin menemukannya!"
"Hanya Kailee Bonavich yang muncul diotakku..." Ucap Kenna bercanda disambut kekehan dari Alice .
"Ya... termasuk dia!" Balas Alice lagi.
"Aku berencana untuk camping dua minggu lagi, apa kau mau bergabung denganku?" Tawar Kenna.
"Tentu saja, kemana kita kali ini?" Tanya Alice dengan semangat, ditawarkan secara gratis oleh boss tentu ia akan sangat menikmatinya.
"Baekhak-Myeon..."
"What? You kidding... Aku tentu saja ikut. Akan kuurus semua jadwal dan pekerjaanmu hingga dua minggu kedepan supaya liburan kita tidak terganggu!" Tutur gadis itu tanpa mengetahui rencana Kenna.
"Tapi kau tahu... Kita tidak pergi berdua..." Ucap Kenna dengan ragu, takut dengan amarah sahabatnya.
"Memangnya kita pergi dengan siapa lagi?"
"Gavin ?"
"Hell..."
Kenna menatap jengkel dengan reaksi Alice , walaupun ia sudah menduga reaksi itu tetap saja ia tidak bisa menahan diri.
"Kenna , sejauh apa hubunganmu dengan Gavin sekarang? Kau menyembunyikan banyak hal dariku sekarang. Apa yang terjadi malam itu dengan kalian huh?" Cecar Alice penuh selidik.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNBROTHER
ChickLitKenna dan cinta pertamanya, hingga detik jam pada menit yang ia tempuh dalam waktu setiap harinya, hanya tetap menjadikan Gavin sebagai sosok yang selalu ia temukan di garis terdepan. Selalu ada untuknya, sekaligus menjadi alasan patah hatinya, ber...