Kenna dan Gavin semakin gencar mengumbar kebersamaan mereka. Sejatinya Gavin yang sudah tidak lagi takut dengan opini publik mengenai mereka, karena inilah yang Kenna inginkan dari dulu. Mereka bisa bersama tanpa harus memikirkan pendapat orang lain. Perselingkuhan mereka masih menjadi misteri diseluruh jagad negeri, tetapi Kenna dan Gavin memilih bungkam.
"Mengapa kakak terlihat sangat bahagia akhir-akhir ini?" Tanya Kenna penuh selidik, sejak Emmett sadar dari komanya, Gavin tidak berhenti datang ke rumah sakit untuk menjumpainya dan Emmett .
Mereka berdua sedang menikmati masakan nyonya Rowan , ibu Gavin, diatap rumah sakit.
"Kau sendiri kenapa masih sering murung? Ada aku sekarang disinimu dan Emmett sudah sadar dari komanya! Aku sedikit kecewa belum bisa membuatmu seperti dulu lagi!" Ujar Gavin dengan sedih yang dibuat-buatnya.
Kenna tidak bisa menahan rasa harunya ketika mengingat tangan dan kelopak mata Emmett bergerak untuk pertama kalinya. Ketika mengingat itu ia masih sering menangis terharu
"Aku bahagia... Satu-satunya yang ku nanti adalah kak Emmet bisa sadar dari komanya!" Ucap Kenna terbata dengan suara bergetar jika mengingat momen itu.
Diletakkan Gavin sumpit ditangannya dan digesernya makanan yang menjadi pemisah dirinya dan Kenna. Ia memeluk gadis tersebut dan memberikan ketenangan lewat elusan dipunggung gadis itu. Tubuh yang terasa semakin kurus itu, tidak lagi seberisi ketika terakhir kali ia peluk.
Harus bekerja ekstra Gavin karena yang ada Kenna semakin terisak dipelukannya, ketika kedua tangan gadis itu melingkar di punggung membalas pelukannya.
Begitupun Kenna yang merasakan kerinduan yang teramat sangat kepada Gavin selama hampir dua bulan tidak pernah lagi memeluk Gavin seperti itu.
Keduanya saling melepaskan kerinduan dalam pelukan erat yang tidak ingin dibebaskan. Karena saat ini Kenna lebih nyaman menyandarkan diri didada Gavin dan melingkari pinggang pria itu dengan kedua tangannya.
"Sudah kukatakan semuanya akan baik-baik saja, aku kembali padamu, Emmett akan sadar dan akan kutemukan orang yang menerormu...!"
Kepala Kenna ketika mendongak menatap Gavin, kalimat terakhir pria itu menarik seluruh atensinya.
"Aku tidak salah dengarkan kak?" Kenna menatap tajam netra Gavin menuntut jawaban dari mulut pria itu.
"Kita sudah menemukannya, semua sudah selesai Kenna!" Tutur Gavin sambil mengangguk.
"Siapa orang itu kak?" Tanya Kenna dengan wajah datar yang lebih kepada emosi yang terkumpul untuk dilampiaskan.
" Kailee "
"Apa?"
Tunggu... Satu nama yang sangat membuat seluruh indera Kenna cacat seketika. Kailee Bonavich, mengapa harus wanita itu? Tidak... Ekspetasi begitu jauh, bukan itu nama yang Kenna inginkan. Tadinya ia pikir itu adalah pamannya, Paman Marco atau keluarganya yang hingga tega ingin melukai Ayahnya.
Sekarang otak Kenna dipenuhi mencari apa kesalahannya kepada Kailee, kesalahannya yang benar-benar fatal untuk dijadikan sebagai alasan wanita itu bisa melakukan hal sekeji itu. Dirinya tahu jika hubungan mereka tidak baik, tetapi kesalahan apa yang dilakukannya dan sebanding dengan nyawa kakaknya.
Melihat wajah syok Kenna, Gavin kasihan dan menarik kembali wanita itu dalam pelukannya.
"Apakah dia juga ada hubungannya dengan apa yang terjadi pada kak Emmett?" Tanya Kenna dengan suara bergetar, masih berharap jika bukan Kailee pelakunya.
"Ya...kau sudah memastikan semuanya."
Kepala Kenna menggeleng keras, tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Kenna terisak dan kemudian terdengar tangisan pilu gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBROTHER
ChickLitKenna dan cinta pertamanya, hingga detik jam pada menit yang ia tempuh dalam waktu setiap harinya, hanya tetap menjadikan Gavin sebagai sosok yang selalu ia temukan di garis terdepan. Selalu ada untuknya, sekaligus menjadi alasan patah hatinya, ber...