UNBROTHER 2

211 3 0
                                    

Your vote and comment are so precious for me!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Your vote and comment are so precious for me!

Follow me:
@achlys_jinx
@ari_pmalau (author)


Ornamen Natal menyemarakkan suasana menyambut hari besar Kristen itu. Banyak ornamen Natal memenuhi jalan, pohon natal dadakan yang ditengah kota Chicago dan dipinggir jalan. Semua orang berlomba lomba menjual pernak pernik Natal.

Begitupun dirumahnya, nyonya Resee, ibu tiri Kenna, mulai mendekorasi rumah mereka hari ini.

Sekelebat bayangan saat Natal bersama ibunya mencubit perasaan Kenna. Pada awal bulan Desember bisanya ia bersama ayah dan ibunya, mendekorasi pohon Natal setiap tahun sesuai keinginan Kenna.

Kenna menikmati sore di taman rumahnya yang luas. Otaknya masih belum menerima kenyataan cinta pertamanya telah menikah dan kini sedang berbulan madu. Membayangkan itu, Kenna akan kesal.

“Kenna...”

Respon tubuh Kenna menegang ketika telinganya dipenuhi suara bariton yang ia kenali dengan jelas pemiliknya. Ia menoleh pada sumber suara yang membuatnya berantakan.

“Kak Gavin...” kutuk ia karna merindukan laki-laki yang tengah menikmati bulan madunya itu. Dan tiba-tiba sekarang ia melihat pria itu didepan matanya.

“Aku memanggil sejak tadi dan kau tidak mendengarnya” Gavin Rowan, putra satu-satunya tuan dan nyonya Rowan. Pria tinggi dengan wajah tampan yang dikaruniai ketampanan pria Yunani dalam dirinya yang merupakan keturunan Amerika.

Usia Gavin memasuki kepala 3, usia yang tepat membangun biduk rumah tangga. Pria itu pewaris satu-satunya usaha keluarga Rowan, tentu saja banyak wanita yang bersedia menjadi istri pria itu.

“Kenna...”

Sejenak kesadarannya berpusat kuat untuk memiliki pria didepannya, sampai melewatkan teguran pria itu.

“Oh ya, hai kak. Bagaimana perjalananmu?” tanya Kenna dengan senyuman penasaran yang dipaksakan.

“Begitulah...”jawab pria itu mengangkat bahunya. “Hanya sebuah perjalanan biasa!”

Kenna mengernyitkan keningnya bingung. Jawaban pria yang baru saja pulang bulan madu itu,  itu terdengar sedikit mengecewakan.

“Apa ada sesuatu yang kau bawa untukku?” canda Kenna, sejujurnya ia sekenanya saja. Bingung harus membuka obrolan apa didepan pria itu.

“Serius Kenna? Aku tidak membelikan apapun dan untuk siapapun! Kau tidak berharap aku bawakan coklat lagi diusia ini kan?” Gavin tergagap, sejak dulu ia memanjakan gadis kecil keluarga Resee, si bungsu adik sahabatnya. Gavin tidak lagi berpikir hal semacam membelikan oleh-oleh untuk Kenna, masih menyenangkan gadis tersebut.

UNBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang