Kenna menatap foto nenek dan ibunya yang digantung di dinding dengan rangkaian bunga yang melingkarinya. Serta tatanan makanan yang disusun dengan rapi di meja didepannya. keluarga Resee dan keluarga Kovalech, paman Kenna sedang melakukan Gijesa untuk memperingati hari kematian nenek Kenna, setelah sehari sebelumnya memperingati hari kematian ibunya.
Tanggal dan bulan meninggalnya ibu dan nenek Kenna memang berbeda sehari saja. Tetapi mereka tetap melakukan peringatan secara terpisah sebagai penghormatan.
Dua hari mengikuti upacara peringatan kematian ibu dan neneknya sukses menguras tenaga Kenna. Ia memilih beristirahat dikamar lamanya dirumah kakeknya itu. Sebelum tertidur ia memeriksa ponselnya, karena sejak kemarin ia melewatkan berbagai pesan masuk. Satu-satu persatu pesan itu dibaca dan dibalasnya.
Lagi pesan dari sebuah nomor tak dikenal kembali masuk di ponselnya sejak sebulan berlalu dengan pesan terakhir yang memakinya. Tapi kali ini ia sedang malas membukanya, jadi langsung tidur membiarkan pesan terbuka tanpa ia baca isinya.
Ketika pagi menyambut, Kenna turun kebawah untuk sarapan bersama dengan keluarganya. Ada keluarga pamannya dan Ayah, ibu dan kakaknya. Suasana begitu canggung diantara mereka yang kurang akrab sejak dulu.
Setelahnya satu persatu semua orang pergi menuju aktivitas masing-masing setelah dua hari melakukan upacara Gijesa dirumah tersebut. Ayah dan ibunya harus pulang dengan taksi karena mobil yang mereka pakai ketika datang, dipakai oleh Emmett bekerja.
Tinggal Kenna yang sedang bersiap-siap untuk berangkat kekantor. Segera mengemudikan mobilnya dengan sedikit tergesa mengejar waktu meeting yang diperingati oleh alarm yang sebelumnya ia pasang.
Kakinya beradu memasuki gedung perusahaannya, menakan lift lantai 9 dimana ia akan meeting dengan para direktur lain. Bersyukur ia sampai tepat waktu, sebelum rapat benar-benar dimulai. Melihat Alice sedang menunggunya dan memberikan materi meeting dan laporan yang perlu Kenna sampaikan di acara rapat tersebut.
Bagus sekitar dua jam rapat berlangsung Kenna mulai bosan, sementara acara meeting itu masih akan berlangsung lama. Membunuh kebosanan ia mengeluarkan ponselnya, menatap miris jumlah baterai yang sekarat. Dirinya lupa mengisi data ponselnya. Jadi ia bermaksud hanya ingin memeriksa beberapa pesan masuk yang mungkin mendesak.
Hal pertama yang ia lihat ketika layar ponsel itu terbuka adalah pesan dari orang tidak dikenal, sepertinya ia tidak sengaja membukanya. Dengan malas membacanya, ia terkejut karena pesan itu masuk dua hari lalu diacara peringatan hari kematian ibunya. Kenna tidak menyadarinya, tetapi yang lebih menyentak pikirannya adalah isi dari pesan itu.
Kenna , bagaimana jika kubuat kau tidak perlu repot-repot menyediakan waktumu setiap tahun, untuk melakukan Gijesa. Hari ini ibumu, besok nenekmu dan lusa bisa Ayahmu?
Kenna bingung sekaligus takut memproses isi pesan tersebut, takut salah menafsirkan maksud dari pesan ancaman itu. Sekali lagi dibaca pesan tersebut dengan seksama, ia tersentak kaget bersamaan dengan ponselnya yang jatuh ke lantai menggema diseluruh ruangan tersebut. Membuat semua perhatian tertuju kepadanya.
Dipungutnya ponsel tersebut, sekali lagi mencerna isi pesan tersebut. Pesan itu diterima dua hari yang lalu, artinya Ayahnya sedang dalam bahaya sekarang. Ketika muncul dalam hatinya keraguan akan isi pesan yang hanya bermaksud iseng tersebut, tetapi ancaman nyawa Ayahnya tidak main-main.
Segera Kenna menakan nomor untuk menghubungkannya dengan Ayahnya, tidak lagi mempedulikan mata dan bisikan yang tertuju kepadanya. Segera ia bangkit dari kursinya meninggalkan orang-orang disana dengan tidak sopan dan tanpa izin.
"Dad..." Panggil sedikit berteriak memastikan jika uang mengangkat ponsel itu adalah Ayahnya.
"Kenna, ada apa nak?" Jawab tuan Resee dengan terkejut mendengar bagaimana putrinya tiba-tiba menghubungi dengan suara takut seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBROTHER
ChickLitKenna dan cinta pertamanya, hingga detik jam pada menit yang ia tempuh dalam waktu setiap harinya, hanya tetap menjadikan Gavin sebagai sosok yang selalu ia temukan di garis terdepan. Selalu ada untuknya, sekaligus menjadi alasan patah hatinya, ber...