Bagian 23: Tantangan 30 hari

32 4 1
                                    

"Who's the winner?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Who's the winner?"

Bagian 23: TANTANGAN 30 HARI

   "SUKA kan lo sama Thea?" tanya Morlan penuh selidik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


   "SUKA kan lo sama Thea?" tanya Morlan penuh selidik.

    Oberon yang diberi tanya tak terduga kontan mengalihkan tatap kepada Morlan yang sejak tadi terus memberinya tatap yang tajam.

    Entah apa yang lelaki kaya itu pikirkan sembari menatapnya dengan intens.

    Oberon membalas dengan sebuah dengusan kesal, "Lo terlalu pendek dalam menyimpulkan."

    Morlan balas menyeringai, tatapannya masih belum beralih terhadap Oberon. Kecurigaannya besar terhadap Oberon. Tingkah sahabatnya itu beberapa waktu belakangan sungguh berbeda.

   Moses yang menjadi orang ketiga di sana memutuskan diam dan mendengarkan keduanya saling mengajukan tanya dan memberi jawaban.

   Oberon pun memutuskan memberi penjelasan lagi karena Morlan yang tak henti-hentinya memberi tatap penuh tuntut. Lelaki itu tampak tidak puas.

   "Gue cuma nolong dia, dan gak perlu ada rasa cinta dulu buat nolongin orang, rasa kemanusiaan aja udah cukup." Oberon terlihat sangat puas memberikan jawabannya.

    Moses pun menyetujui dalam diam.

    "Cih," Morlan sontak mendecih. Pernyataan Oberon itu terlalu dibuat-buat.

    "Dari cara natap lo buat Thea itu beda Ber," ungkap Morlan selanjutnya.

     Oberon lantas membalas lagi dengan argumen yang tiada batas.

    "Gue cuma punya dua mata, gue natap dia sama kok kayak natap lo berdua di sini."

    Oberon melemparkan tatapnya juga kepada Moses, seolah meminta validasi terhadap Moses yang sejak tadi menjadi saksi sejak awal dimulainya perdebatan tersebut.

    Moses hanya mampu menghela pelan. Suaranya tak bisa diberikan, keduanya tidak ada yang salah. Karena pertanyaan dan jawaban yang keduanya berikan sama-sama dihasilkan oleh otak yang penuh pikiran.

 SHE IS DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang