Bagian 33: PILIHAN OBERON
RUANGAN mewah yang terdapat di salah satu sudut rumah kediaman keluarga Envinesta. Ruangan dengan tema hitam putih yang mendominasi, sangat menunjukkan penggambaran sang pemilik yang sebenarnya.
Abra dan Melisa berbicara serius secara muka ke muka. Berdua saja. Duduk bersisihan di sofa panjang.
"Aku khawatir pada keadaan Oberon, kamu tahu sendiri kan. Oberon itu berbeda dari kakaknya yang lain," cemas Melisa mengadu pada sang suami mengenai keresahan hati.
Abra tampak setia mendengarkan seraya memberikan ketenangan melalui usapan lembut pada bahu wanita di sisi kanannya.
Keduanya bersandar dengan mesra.
"Dan Kamu juga pasti sangat tahu Mel, kalau anak bungsumu itu tidak suka dianggap lemah."
Melisa menghela napasnya, "Aku hanya cemas, aku khawatir penyakit Oberon akan kambuh di saat tidak ada kita di sisinya."
"Oberon sudah tumbuh besar Mel, keadaannya yang dulu dan sekarang tidak akan sama lagi."
Melisa cemberut, memberi pukulan ringan tepat di atas paha Abra. "Kamu ya, selalu saja menggampangkan situasi. Oberon itu memiliki sifat yang sama persis seperti kamu, apa yang membuatnya penasaran akan diusahakannya untuk dituntaskan."
"Oberon itu nekat Abra, dia tidak peduli pada kesehatannya. Hanya aku yang selalu memperhatikannya," kesal Melisa lantaran reaksi yang diberikan Abra terlampau sangat tenang.
Abra tetap akan bersikap tenang, kekhawatiran Melisa hanya akan bertahan selama beberapa saat saja.
"Oberon bisa mengurusnya, aku percaya pada anakku sendiri."
Melisa kemudian menghela napasnya sesaat, "Lalu pertemuan apa yang kamu lakukan secara rahasia hari ini?" lanjut Melisa memberikan tanya.
Abra menatap Melisa yang telah teralihkan topik kecemasannya pada sesuatu yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS DIFFERENT
Подростковая литература[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Dia berbeda. Oberon Envinesta menyadarinya sejak fakta mengenai Althea Dwiakari pertama kali diketahuinya. Konflik di masa lalu harus menjadikan Althea penanggung jawab yang menghadapi sebab atas semuanya. Baga...