[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]
Dia berbeda. Oberon Envinesta menyadarinya sejak fakta mengenai Althea Dwiakari pertama kali diketahuinya.
Konflik di masa lalu harus menjadikan Althea penanggung jawab yang menghadapi sebab atas semuanya.
Baga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagian 31: GEBRAKAN MORLAN
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BRAK!
"Astaga! May yang bener dong kalo buka pintu," tegur ketua kelas mereka pada Amaya yang datang dengan sangat tidak santai.
Amaya tersenyum bersalah, "Maaf, maaf," sesalnya sembari berjalan menghampiri bangku di mana teman yang dicarinya berada.
"KAL!"
Amaya berjengit kaget ketika Celia ikut muncul di pintu kelas setelahnya. Ditatapnya Celia secara sekilas, dan sepertinya langsung paham dengan informasi yang akan dibawakan Celia adalah sama seperti miliknya.
Althea, Kalea dan Estella yang sejak awal berada di dalam kelas. Menatap bingung ke arah keduanya.
"Kalian kenapa?" tanya Estella mengerut bingung. Diletakkannya buket bunga pemberian dari seseorang ke dalam laci, memberikan atensi penuh pada kedua orang aneh yang baru datang dan langsung menciptakan kegaduhan.
Amaya langsung teringat tujuannya sampai terburu-buru meninggalkan tugas demi menghampiri kelas, "Kalea astaga," cerocosnya mendekati sang empunya nama yang baru disebutkan.
"Gue gak bisa mempercayai ini! Lo kenapa bisa sama Morlan?"
Celia juga terlihat bergerak maju dengan tak sabaran, Renal bahkan sampai harus didorongnya untuk memberinya akses jalan yang luas.
Estella berpandangan dengan Kalea.
Kalea malah mengerjap tidak mengerti.
"Kal, gimana caranya lo naklukkin pewaris utama Reveric anjir! Ngeri banget pelet lo," cerocos Celia tak sabaran.
Kalea masih sama tidak mengerti.
Melihat raut kebingungan dari Kalea, membuat keduanya yang sedaritadi menyerocos seketika diam. Sepertinya telah terjadi keterlambatan informasi.
"Tunjukkin May," ujar Celia bersidekap tangan di depan dada.
"Morlan post foto lo di akun twitternya, dan lo mau tahu captionnya apa. Mine! Artinya MILLIKKU KAL!"
Kalea terkejut mendengar nada teriakan Amaya dan Celia yang bersamaan.
"Semua murid Dawangga udah heboh karena berita ini, karena ini Morlan loh! Morlan Kal!"
Kalea sekali lagi mengerjap. Memastikan sendiri laporan teman-temannya, matanya seakan tidak mempercayai apa yang dibacanya sendiri saat ini melalui ponselnya.
"Lo mau kemana?" tanya Celia ketika Kalea mendadak beranjak bangun dari bangkunya.
Kalea tidak membalas dan terus melangkah, meninggalkan ruang kelas yang telah penuh cerita mengenainya.
"Kalea mukanya kenapa merah, dia marah ya?" tanya Estella dengan raut benar kebingungan.
Althea justru tersenyum dalam diamnya, Kalea sedang malu. Dan tugasnya adalah mencegat Celia dan Amaya agar tidak mengganggu Kalea yang sedang salting.
"Biarin Kalea sendiri dulu," ucap Althea.
"Lo tahu sesuatu kan The," tuding Celia selanjutnya berganti mencerca Althea.
"Ck!" Celia mendecak kemudian. "Lo berdua aneh tahu gak, tiba-tiba dekat sama mereka. Bahkan Kalea juga sering terlibat sama mereka, padahal sebelumnya gak pernah."
"Lo berdua gak diancam kan?" tanya Celia penuh selidik.
Althea menggelengkan kepalanya.
"Gak usah takut The, kalo ini emang cuma salah satu taktik laki-laki itu buat manfaatin kalian. Gue yang bakalan maju paling depan."
Althea tersenyum tipis, "Kalea akan ceritain sendiri nanti. Tapi hubungan Morlan dan Kalea itu jauh dari bayangan buruk," jelasnya sekedar gambaran kecil saja.
Tentu saja Althea tidak mempunyai hak dalam menjelaskan.
▪︎▪︎▪︎▪︎
"ANJIR! Mor, lo gak kesambet penunggu di puncak kan?"
Topan mendadak berdiri seraya menggebrak meja ketika melihat sesuatu yang mencengangkan di ponselnya.
Inizian pun tampak bersikap sama, pandangannya menatap penuh tuntut pada Morlan yang tampak tenang. Apa yang dilihat Topan, juga telah dilihatnya sendiri dari ponsel miliknya.
Morlan bersikap acuh, "Biasa aja," cetusnya berharap teman-temannya tidak terlalu bersikap drama.
"Aduh Mor, gimana mau biasa aja. Ini itu elo, Morlan Reveric!"
Morlan mendecak.
"Mor, lo serius sama Kalea?" tanya Inizian.
Selagi Inizian dan Topan memberikan pertanyaan menuntut, Moses dan Oberon tampak tenang saja di tempatnya.
"Gue sama Lea udah tunangan," balas Morlan seakan sedang menyadarkan mereka yang mendramatis bahwa hubungan yang dikonfirmasinya tidaklah begitu mengejutkan daripada kebenaran yang sebenarnya.
"Emang, tapi kan lo gak terima. Lo bahkan sampai sembunyiin hubungan sama Kalea selama ini, dan menolak dekat-dekat sama dia kecuali di depan keluarga lo sendiri."
Morlan menghela, padahal tujuannya adalah untuk membuat gebrakan pada tantangan yang dibuatnya bersama Oberon. Tidak diduga reaksi luar biasa akan didapatkannya juga.
Utamanya dari teman-temannya sendiri.
"Mor, lo beneran udah jatuh cinta? Oh my god, Mor lo akhirnya luluh juga sama bidadari Reese!"
"Ber, kita harus merayakan Ber! Morlan akhirnya tunduk juga Ber!"
Inizian dan Topan asik merayakan, Oberon yang terus diajak hanya diam menatap Morlan. Dia diam, karena dia tahu kebenarannya.
Morlan menyeringai sembari berkedik bahu menatap Oberon yang juga membalas tatapnya.
Moses hanya menghela tanpa mampu mengeluarkan kata.
Karena diketahuinya secara jelas, jika hal tersebut adalah bagian dari tantangan 30 hari mereka.