[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]
Dia berbeda. Oberon Envinesta menyadarinya sejak fakta mengenai Althea Dwiakari pertama kali diketahuinya.
Konflik di masa lalu harus menjadikan Althea penanggung jawab yang menghadapi sebab atas semuanya.
Baga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pain changes people"
Bagian 13: HARGA TUNTAS
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"KISAH ini dimulai sejak 18 tahun yang lalu," ucap Abra dengan nada bercerita.
Dante terdiam mendengarkan penuh seksama. Di sebelahnya terdapat Melisa yang ikut mendengarkan juga, Jace dan Eden mungkin akan mendengarkan ulang.
"Perempuan tadi yang menjadi pasangan Oberon juga turut menjadi pemeran di dalam cerita ini, bahkan dia mengambil peran yang sangat penting."
"Tuan Arkaja dulu sekali adalah teman Kakek kalian, Tuan Arkaja mengambil banyak peran penting dalam mengungkapkan fakta kematian Ayah."
Melisa langsung saja memberikan pegangannya pada tangan Abra. Kisah ini sudah sangat lama tapi tetap akan terasa kesedihan yang dulu dialami jika kembali mengingatnya seperti saat ini.
Cerita Abra pun terus mengalir dengan perlahan. Dante yang baru mendengarnya terlihat sedikit kesusahan memahami setiap peran orang yang disebutkan dalam cerita 18 tahun yang lalu tersebut.
Tidak terlalu mendetail Abra bercerita karena menurutnya Dante hanya perlu memahami siapa perempuan yang dibela oleh Melisa sampai melawan adiknya sendiri.
Althea Dwiakari rupanya sosok penting yang diketahui Dante dari cerita singkat tersebut. Cucu dari Tuan Arkaja yang selalu disebutkan namanya dengan segan dan terhormat.
Tuan Arkaja, entah siapa dia yang telah berhasil memengaruhi Abra dengan sangat dalam.
"Apa kamu ingat saat Papa menunda semua pekerjaan di luar negeri demi urusan yang tidak bisa diwakilkan siapapun di kota ini."
Dante ingat betul kejadian tersebut. Bahkan dirinya menjadi ikut terkena imbasnya karena keputusan Abra yang sangat sebelah pihak.
Ia harus menjalankan tugas yang sangat susah seorang diri, membuat keputusan untuk tugas penting pertama kalinya. Jika diingat lagi, rasanya Dante bisa mensyukuri hal tersebut. Karenanya ia berhasil mendapatkan kepercayaan Abra dalam tiap misi penting.
