17

1.6K 140 12
                                    

Sebelumnya aku minta maaf yaa karna lama bgt update ceritanya

Okelah kita lanjut

Happy reading

****

Afan sedang berada di basecamp sendiri an , yg lainnya akan menyusul

Dia yg bosan pun mengambil sebatang rokok di saku nya dan menghisapnya

" Sejak kapan Lo ngerokok ? " Ujar Kevin yg baru datang

" Udah lama sih " ujar afan

" Kok gue gak pernah tau " afan hanya mengedikan bahunya tak perduli

" Lo mau ? " Tawar afan

Bukannya mengiyakan , Kevin justru Merampas rokok yg di pegang afan dan langsung mematikan nya

" Lo apa2an sih bg " kesal afan dan ingin mengambil rokok nya kembali namun Kevin malah menjauhkan nya

" Lo yg apa2an , Lo kira bagus ngerokok hah ? Keren Lo rasa? " Ujar Kevin marah

Afan diam Dengan wajah kesal nya , tak berapa lama yg lainnya pun datang

" Eiii udah ada BG afan sama BG Kevin nih " ujar Eby , namun yg lain merasa ada yg beda  dari mereka

" eehh kok pada diem sih , Vin , fan ?" Tegur rehan

" Kenapa dah Lo pada ? " Valen pun duduk di samping afan menepuk pundak nya

" Fan- " belum selesai Valen bicara afan langsung bangkit dan langsung naik ke atas menuju kamar yg memang sudah ada di basecamp itu

" Vin ,afan kenapa? "

" Kalian tau afan ngerokok? " Tanya Kevin , yg lain hanya diam

" Kenapa kalian diam ? Itu artinya kalian semua tau soal ini ? "

" Rokok mah hal biasa Vin , gausah berlebihan kaya gitu kali "

" Gausah berlebihan kata Lo Han ? Lo tau gak bahayanya ngerokok , apalagi dia masih di bawah umur "

" Sorry BG , lagian Lo tau gimana afan kalo kita larang " Valen

" Kalo kalian ga bisa , seharusnya kalian kasih tau gue . Biar itu jadi urusan gue bukan nya malah diem "

" Tapi BG ki- "

" Ngejawab lagi Lo by, bukan nya ngaku salah malah nyari pembelaan Mulu"

" Iya iya BG kita salah karna ga ngasih tau Lo "

" Yauda Vin jgn marah2 " ujar rehan

" Jgn marah2 Lo juga sama . Bukannya ngasih tau yg bener juga " omel Kevin

**

Rama menatap figuran mendiang istrinya yg sedang mengandung afan saat itu

Di foto itu istri nya begitu terlihat cantik walaupun dengan perutnya yg membuncit

"  Medina , aku begitu
merindukanmu . Sekarang anak kita sudah besar , Raka sudah masuk kuliah . Afan juga sudah besar , maafkan aku karna tak merawat ya dengan baik , aku belum bisa menerima dia Karna kepergian kamu. Aku belum bisa menerima semua kenyataan ini "

" Tapi dia tumbuh dengan baik , dia bahkan mirip dengan kamu . Senyum nya , matanya , semuanya ada di dirinya " Rama mengambil foto afan yg memang sengaja ia simpan di laci meja kerja nya Rama

Rama tersenyum melihat foto afan yg Tersenyum,

" Kamu anak kuat kan ? Tetap lah bertahan sampai papa bisa menerima kepergian mama kamu fan " ujar Rama

**

Afan terbangun dari tidurnya saat dering ponselnya mengganggu tidurnya

" Halo ? "

" Afan , kamu lupa hari ini harus check up ? "

Afan langsung membuka matanya dab melihat nama di layar ponselnya

" Maaf dok, afan lupa "

" Iss , dasar cepetan kesini "

" Ga bisa besok aja ya dok "

" Ga bisa , harus hari ini . Sekalian ada yg ingin saya sampaikan ke kamu . Penting . Saya tunggu "

Tut Tut Tut

Afan langsung bangkit dan mengambil kunci motornya

**

" Lah tuh anak mana dah kagak turun2 " ujar Kevin melihat afan yg dari tadi tidak keluar dari kamar

" Ngambek dia tuh sama lu " rehan

" Nah panjang umur tuh anak " Valen menunjuk afan yg menuruni tangga

" Eh Lo mau kemana? " Panggil Kevin karna afan langsung melewati nya begitu saja

" Lah beneran marah dia ?" Tanya Kevin

" Ya iyalah, siapa suruh Lo marahin dia . Udah tau kan kenapa kita ga mau negur tuh anak " jelas rehan

***

Tok tok tok

" Masuuk " afan membuka pintu dan menunjukkan cengiran bodoh nya pada dokter yg selama ini menangani nya

" Akhir nya datang juga kamu fan "  ujar dokter

" Hehe maaf dok, hari afan lupa "

" Yaudah langsung aja ya " afan mengangguk dan mengikuti dokter itu untuk melakukan pemeriksaan

Skip

" Gimana dok hasilnya? " Tanya afan setelah selesai melakukan check up

" Kamu berharap apa ? " Tanya dokter itu

" Ya berharap hasilnya baik lah "

Tak

" Aah , kenapa kepala afan di jitak sih . Kan sakit " keluh afan setelah mendapat jitakan di kepala nya

" Obat yg kamu minum selama ini hanya sebagai penghilang rasa sakit dan juga memperlambat perkembangan kanker , bukan untuk mengurangi nya " afan hanya merenggut

" Lakukanlah Kemo " saran dokter itu

" Tapi-"

" Fan , kanker kamu sudah memasuki stadium 4 . Ini sudah sangat parah "

" Oh ya bukan nya ada hal yg ingin dokter sampaikan tadi "

" Kamu berusaha mengalihkan pembicaraan ya ?" Afan hanya tertawa

Dokter itu hanya menggeleng melihat afan , sebenarnya ia ingin sembuh atau tidak pikirnya

Ceklek

" Maaf dokter , saya terlambat " afan menoleh kebelakang melihat siapa yg baru saja masuk

" Om Dirly " lirih nya

" Loh afan ? " Kaget Dirly

" Kamu ngapain ada di sini ?" Tanya Dirly

" Kalian udah saling kenal ? " Kaget dokter itu

" Dia ini pacar nya anak saya dok " canda Dirly

" Apaan sih om , aku bukan pacarnya sherly " elak afan

" Bagus kalo kamu kenal sama anak ini , saya titip dia ke kamu selagi saya melakukan tugas di luar negeri "

" Jadi maksud dokter pasien yg dokter Bilang itu afan ?" Dirly tak percaya

" Iya , dan dari pemeriksaan kanker afan sudah memasuki stadium 4 " Dirly melihat afan tak percaya

"  afan sekarang dokter Dirly ini yg akan menangani kamu , karna kamu cukup mengenal nya saya harap kamu mendengar nasehat dari dia , apalagi dokter Dirly ini kan calon mertua kamu kan " canda dokter itu , namun Dirly dan afan hanya diam membuat dokter itu heran


TBC

Hehhe maaf ga nyambung yaaa

lonely [End ]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang