50

2K 199 48
                                    

" eghh " afan membuka matanya , dia melihat sekeliling ruangan yg di dominasi dengan warna putih , bahkan dengan bau yg sangat khas Afan sudah tau dia berada di mana

" Ahh kesel bgt , kenapa harus masuk lagi sih . Ini lagi pake di infus segala " dumel afan

Afan melihat Raka yg tertidur di sofa ruangan nya ,

" Pasti Lo capek ya kak jagain gue di sini " lirih afan

Ceklek

" Pah ?" Rama tersenyum dan mendekat ke ranjang afan

Rama bersyukur setelah afan sadar dia kembali mengingat semuanya

Rama langsung memeluk afan dengan erat membuat afan heran

" Ada apa pah ? Om Dirly pasti bicara yg enggak2 kn sama papa ? Aku baik2 aja kok , aku lebih tau kondisi aku dari pada om Dirly , kan yg ngerasain aku pah " ujar afan seolah-olah tau bahwa sikap Rama seperti ini pasti berhubungan dengan diagnosa kesehatan nya

" Kita lakukan operasi nya ya " pinta Rama , afan langsung mendorong tubuh Rama membuat pelukan itu terlepas

" Aku ga mau " tolak afan

" Tapi nak- "

" Aku udah turutin untuk kemoterapi, lalu apa lagi . Itu ga cukup apa ? Pah aku udah cukup tersiksa dengan kemo " teriak afan membuat Raka yg tertidur terbangun

" Tapi kemoterapi nya gagal fan , tubuh kamu sudah menolak obat2 kemoterapinya , gada jalan lain nak " ujar Rama

" Pah ada apa? " Tanya raka

" Aku ga mau pah, aku takut . Aku mau menghabiskan sisa hidup aku bersama kalian semua, aku ga mau hidup aku terbuang sia2 di ruang operasi .tolong ngertiin aku " ujar afan

Raka bingung namun ia memilih diam membiarkan papa nya dan afan berbicara

" Tapi kalo kita terlambat , itu akan memperparah kondisi kamu . Kamu bisa lumpuh total bahkan lebih parahnya kamu bisa mati otak fan " Raka membelalakkan matanya mendengar penjelasan papa nya , sebegitu parahkah keadaan adiknya

Sementara afan hanya terdiam , termenung dengan ucapan Rama . Tiba2 afan tersenyum dan tertawa namun air matanya membasahi pipinya

" Udah separah itu ya pah ? " Kekeh afan

" Sekarang papa mau tanya, apa akhir2 ini tubuh kamu sulit kamu kendalikan? " Tanya Rama ,afan mengangguk pelan

" Kita lakukan operasi segera yaa, papa akan urus semua nya dan kita berangkat ke Jerman " afan menoleh melihat Rama dengan tatapan tajam

" Aku gak mau " ujar afan dan langsung melepaskan infusnya dan turun dari ranjang nya berlari keluar ruangan

" Afaan " Rama dan Raka langsung berlari mengejar afan keluar

" Rama ? " Panggil Dirly

Dirly dan Raka menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Dirly

" Ada apa? Kenapa kalian berlari seperti itu ? "

" Afan kabur saat gue mengatakan tentang operasi itu , sekarang gue lagi ngejar afan "

" Apa ? Yauda sekarang ayo kita kejar " Rama Raka dan Dirly langsung berlari mengejar afan

" Gue ga mau , gue ga mau di operasi "  ujar afan dengan tangisan nya

" Gue ga mau kehilangan momen kebersamaan bersama kalian , gue masih mau hidup , gue masih mau menghabiskan waktu gue bersama kalian " batin afan

Afan terus berlari tanpa dia sadar bahwa afan sudah berada di luar gerbang rumah sakit

" Afaaann " panggil Rama , afan menoleh dan melihat Rama Raka dan Dirly yg berlari menyusul

lonely [End ]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang