28

1.7K 161 24
                                    

Sebelum baca , mohon maaf bgt juga yaa banyak kata2 kasar nya , jgn di tiru okey

Happy reading

~~~


Afan berjalan gontai masuk kedalam rumahnya, jujur saja badannya masih terasa sangat lemas . Dirly sudah melarang afan untuk pulang namun afan tetap pada pendiriannya ingin pulang

" Dari mana aja kamu ? " Afan mengehentikan langkahnya

" Papa?" Lirih afan , Rama mendekati afan dengan tatapan Nyalang

" Papa kok belum berangkat kerja ? Biasanya ja- "

Plak

Panas? Tamparan di pipinya begitu terasa panas , afan menunduk tak berani melihat ke arah Rama

" Kamu memang ga punya pikiran ya ? Ga tau apa semua orang khawatir karna kamu yg ga pulang ? Mau jadi anak brandalan di luar snaa ? Yg ga punya rumah ?  " Marah Rama

" Rumah mana yg papa maksud? Ini ? Ini yg dinamakan rumah ? Tapi bagi afan ini bukan rumah pah  "

" Bagus , berani melawan Kamu sama orang tua . Dimana sopan santun kamu hah ? "

" Emang pernah papa ngajarin aku soal sopan santun ? Enggak kan ? Jadi jgn salah kan aku kalo aku ga punya sopan santun sama papa "

Plak

Sekali lagi , afan mendapatkan tamparan di pipinya , di tempat yg sama dimana Rama menamparnya tadi

Afan terkekeh getir , melihat Rama kembali menampar dirinya . Afan melihat Rama dengan tatapan tajam

" Hanya itu ? " Tanya afan membuat Rama heran

" Lo cuma bisa nampar gua aja ? " Rama membelalakkan matanya saat afan menyebutnya dengan Lo

" Apa kamu bilang? " Nyalang Rama

" Kenapa ? Lo ga suka ? " ujar afan dengan tatapan tajam

" GUE LEBIH GA SUKA LO PERLAKUIN KAYA GINI ANJING "

PRANGGG

Rama kaget saat afan membanting sebuah guci sampai pecah berserakan di lantai

" 17 TAHUN GUE HIDUP CUMA LO SIKSA , LO SALAHIN GUE ATAS KEMATIAN MAMA  . KENAPA LO GA BUNUH GUA AJA BANGSAT "

" AFAAANNN "  teriak Rama marah pada afan dan ingin menampar afan kembali

" KENAPA ? LO MAU NAMPAR GUA LAGI ? TAMPAR, MAU PUKUL GUA? PUKUL  SESUKA LO ,MASIH BANYAK TEMPAT DI TUBUH GUA BUAT LO LAYANGIN TANGAN LO "

" Ini ada apa sih ? Afan kenapa teriak2 gitu sama papa? Ga sopan tau " tegur Raka yg turun Karna mendengar keributan

" Dia papa Lo , bukan papa gua "

" Dek " tegur Raka

" Saya cuma tanya kamu kemana ya ? Apa kamu ga tau semua orang khawatir sama kamu yg ga pulang?  "

" Sejak kapan? Sejak kapan Lo perduli sama gua ? Mau gua pulang atau enggak selama ini nyariin ? Enggak kan ? "

" Afaan stop " lerai raka

" Lo diem , gua masih ngomong sama bokap Lo " ujar afan dingin pada Raka

"  Terus kenapa sekarang? Sok2an peduli ? Sok2an kahwatir ? Sok2an nyariin? Why ? "

" Ini cuma alasan Lo buat nyalahin gue ? Ini cuma buat Lo nyiksa gua kan . UDAH BASI TAU GAK "

" AFAN CUKUP "

" GUA BILANG LO DIAM ANJING , JANGAN IKUT CAMPUR . GUA MASIH NGOMONG SAMA BOKAP LO "

" Kamu benar2 udah ga waras ya"-rama

" IYA , gua emang udah ga waras gara2 Lo " balas afan

" gua juga udah capek hidup sama Lo , lagian kenapa Lo ga bunuh gua aja sih "

" Kamu pikir saya mau mengotori tangan saya untuk seorang seperti kamu , pembunuh " ujar Rama

" AARGGGG GUA CAPEK TERUS2AN LO CAP PEMBUNUH ANJING , HIDUP GUA CUMA LO ANGGAP SEBAGAI PEMBUNUH . KAPAN LO NERIMA GUA , GUA ANAK LO BANGSAT . APA GUA MATI BARU LO MAU NERIMA GUA ? "

" IYA " afan tersenyum sinis pada Rama

" Oke " afan melirik pisau buah yg berada di meja makan dan langsung mengambil nya

" Afaan "

" DIAM DI SANA  " tegur afan pada Raka yg akan mendekati afan

" Lo mau gua mati kan ? Gua bakal turutin kemauan Lo "

Tak menghiraukan ucapannya afan , Raka dengan cepat mengambil pisau di tangan afan

" Lepasin " ujar afan

" Gak , Lo yg lepasin "

" Gua bilang lepasin , gua mau ngabulin permintaan bokap Lo "

" Jangan gila afan , lepas pisau nya sekarang " ujar Raka

" GUA BILANG LEPAS , GUA MAU MATI BANGSAT"

PLAAK

Afan terjatuh ke lantai akibat tamparan Raka , pisau di tangan afan pun terlepas , Raka langsung mengambil pisau itu dan menjauh kan nya dari afan

" Hahahaha hiks hiks " afan tertawa , dan tiba2 menangis ,afan saat ini benar2 seperti orang kesurupan

" Hiks ... Hiks... Mamaa  "

" Bawa afan pergi ma , ga ada yg sayang sama afan di sini " racau afan

" Afan sadar afan " ujar Raka sambil menggoncang kan tubuh afan , Raka merasakan panas di tubuh afan , anak ini demam sehingga bicara ngelantur pikirnya

" Hahah, mama bawa afan yaa hiks hiks "

" Afan kakak mohon , jgn kaya gini " mohon Raka , Raka begitu takut melihat keadaan afan saat ini , afan tertawa , menangis , tertawa lagi  seperti orang yg mengalami gangguan jiwa

" Gua mau mama , mama janji mau jemput gua ahaha "

" Mama jem-puut "  kesadaran afan pun menghilang ,Raka mengangkat afan menuju kamarnya dan membaringkan afan di ranjang

Raka mengambil kompresan dan mengompres kening afan agar panas nya turun

" Ma- , jemput yaa " igau afan

" Heh , ngomong apa sih lu " tegur Raka

" Afan udah nunggu lama , afan capek  "

" Lo demam tinggi ,bicara Lo aneh  "  ujar Raka , Raka bahkan menangis membayangkan kejadian tadi di mana afan berniat mengakhiri hidupnya

" Jangan lakuin itu lagi yaa , jangan buat gua takut dek " ujar Raka

Sementara Rama sedang merenung di kamarnya , kejadian tadi membuat Rama begitu syok , dimana afan mengeluarkan unek2nya bahkan sampai memaki2 dirinya .

Begitu sakit kah perlakuan nya selama ini sampai ia berani melakukan bunuh diri di hadapannya

" Medina , sekali lagi maafkan aku " sesal Rama

" Aarggh " Rama meringis kesakitan di  bagian pinggang kiri belakang

Rama berjalan tertatih ke laci meja samping ranjang dan mengambil obat yg selama ini membantu nya menghilangkan rasa sakit ini

" Kapan gua dapat pendonor ? Penyakit ini benar2 nyiksa gue " ujar Rama

" Apa aku akan menyusul kamu medina ? " batin Rama


TBC

Double up buat kalian ini , habis ini jgn nagih2 cepat up yaa , kehabisan ide soalnya 🤣🤣

lonely [End ]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang