" papaaaa" Rama menoleh saat putra bungsu nya memanggil dirinya
" Jangan lari2 afaan " tegur Rama melihat afan yg berlari menuruni anak tangga , sementara si anak yg di beri tahu hanya memberikan senyumnya
" Selamat pagi papa ku " sapa afan dan memeluk Rama
" Pagi sayang " membalas pelukan afan
" Kenapa hmm? " Tanya Rama karna afan tak kunjung melepaskan pelukannya
" Ini bukan mimpi aku kan pah ? Setiap aku membuka mata ,aku takut bahwa kebahagiaan yg aku terima saat ini hanyalah mimpi yg aku inginkan selama ini . Ini benar2 nyatakan pah ? Papa beneran udah Nerima aku di hidup papa kan? " Lirih afan Masih di pelukan Rama
" maafin papa, maafin papa afan " ujar Rama mengeratkan pelukannya
" Ini bukan mimpi , ini nyata sayang . Maafin semua kesalahan papa yaa ? Papa akan perbaiki semuanya , papa akan jadi papa yg baik buat kamu " lanjut Rama
" Terimakasih papa " ujar afan
"Terimakasih pah, terima kasih telah menerima ku di hidup papa , tuhan tolong biarkan aku merasakan kebahagiaan ini lebih lama lagi ,tolong beri aku kesempatan hidup ya tuhan " batin afan
" Ekhm " Rama dan afan melihat Raka yg sudah berdiri di ujung tangga melihat ke arah mereka
" Berdua aja nih , aku nya gak di ajak ?"
" Apasih kak , sini aku mau peluk kalian berdua "
" Gak ah , aku laper mau makan " ujar Raka pura2 merajuk
" Dih ngambek ya ?"
" Enggak tuh "
" Yaudah "
" Isss " kesal Raka
Sementara afan semakin erat memeluk Rama membuat Raka iri , tapi kemudian dia tersenyum dan langsung bangkit memeluk mereka berdua
" Ihh sanaaa kata nya ga mau ikutan " usir afan
" Bodo, gue mau meluk adik gue yg jelek ini "
" Ihh ganteng gini di bilang jelek " kesal afan
" Jangan ambil afan mah, biarkan afan bersama kami . Raka janji akan buat afan selalu bahagia " batin Raka
" Medina aku menyesal telah menyia-nyiakan afan , aku mohon beri aku kesempatan untuk menjadi ayah yg baik untuk putra kita . Tolong mohon pada Tuhan agar memberikan kesembuhan untuk afan " batin Rama
***
" Wesss mas brow udah balik masuk sekolah nih " ujar Eby
" Iya dong , gue udah cuti banyak nih . Banyak ketinggalan pelajaran gue " ujar afan
" Aelah Lo mah ga belajar juga tetap pinter fan , cuma ya selama ini Lo tutupin aja " ujar Valen
" Mana ada , kalo ga belajar ya bodoh kaya Lo Len " sindir afan
" Bangsat Lo fan , ngomong jangan bener Napa " afan terkekeh
" Oh ya bg , kapan kemo Lo selanjutnya? " Tanya Eby
" Lusa "
" Semangat ya bg , kita selalu doain Lo " afan tersenyum dan mengangguk
" Thanks by "
" Afan ? Udah masuk? Kok ga ngabarin sih ?" Tanya sherly yg baru saja masuk ke dalam kelas
"Suprise "
" ihh suprise apa ? Emang udah sehat ? " Tanya sherly
" Selama kanker masih ada aku akan tetap sakit ly " ujar afan
Skip
Kelas yg senyap dimana murid2 sedang mengerjakan ulangan MTK dengan serius
Afan sedang mengerjakan ulangan yg di berikan oleh guru dengan serius ,dia sudah berjanji dengan papanya akan membuat prestasi yg akan membanggakan dirinya
Flashback
" Pah ini apa ? " Tanya afan melihat piagam dan piala2 afan yg sengaja di letak di lemari khusus yg baru saja di belikan oleh rama
" Kenapa? Kan sayang piagam dan piala2 nya kalo cuma di taruh di bawah kolong tempat tidur kamu . Letak nya di sini dan itu terlihat bagus " ujar Rama
" Papa bangga punya anak yg sepintar dan berprestasi seperti kamu "
" Tapi itu dulu pah , sekarang ga ada yg bisa di banggakan dari aku " ujar afan
" Siapa bilang , kalo kita berusaha semua pasti bisa di lakukan . Mau mengukir prestasi kembali jagoan ? " Tanya Rama
Afan terdiam ,ia takut jika ia tak bisa memenuhi keinginan Rama
" Papa ga maksa kamu , tapi mau kan berusaha dulu ? Gimana hasilnya itu udah menjadi kebanggaan buat papa " ujar Rama
" Aku akan berusaha pah " ujar afan ,Rama tersenyum
" Jangan menjadi tekanan buat kamu yaa, karna yg terpenting kamu sehat itu udah cukup buat papa , berusaha untuk tetap sembuh Itu prestasi yg sangat berharga buat papa " ujar Rama , afan tersenyum dan mengangguk
" Afan akan berusaha untuk itu ,dan afan juga akan berusaha mengisi lemari ini dengan piala yg akan buat papa bangga "
" Good boy "
Flashback off
" Aku akan berusaha buat papa bangga " batin afan dan tersenyum
Afan pun kembali mengerjakan tugas yg di berikan oleh guru itu ,namun tiba2 saja tangan nya kaku dan tidak dapat di gerakan
Tak
Pulpen yg berada di tangan afan tiba2 saja terlepas dan terjatuh membuat perhatian dalam kelas teralih padanya karna suara yg di timbulkan termasuk guru yg sedang berkeliling
" Ada apa ini ? Kenapa tangan ku tidak bisa di gerakkan ? " Batin afan
" Ada apa afan ? " Tanya guru itu menghampiri afan
Afan tak menjawab Karna masih syok dengan yg terjadi padanya
" afan kenapa yaa ?" Batin sherly
" Afann?"
Afan terlonjak kaget saat guru itu menyentuh bahunya , kemudian dia mencoba menggerakkan tangan nya kembali dan syukurnya tangan afan bisa di gerakkan nya
" Engga papa Miss , maaf "
" Yaudah lanjutin ,ini pulpen kamu. " afan pun mengambil pulpen nya
" Terimakasih Miss " guru itu mengangguk dan melangkah untuk memperhatikan murid-murid lain , tapi baru beberapa langkah afan langsung berteriak kesakitan membuat guru itu menghentikan langkahnya dan menghampiri afan
" Aaahggrrr "
" Afan ? Afan kamu kenapa? " Panik guru itu
Afan terus memukul kepalanya yg berdenyut sakit , Valen dan Eby langsung menghampiri afan
" Fan Lo kenapa? " Tanya Valen
" Sa-kiit len "
" Afaan Kenapa? " Tanya sherly dengan air mata yg bergenang di pelupuk matanya
Afan tersenyum untuk menenangkan sherly
" Aku gpp aagghhh "
Tes tes tes
Pandangan afan memburam dibarengi dengan darah yg mengalir di hidung nya
" Astagfirullah afaann "
" Miss sebaiknya afan di bawa ke UKS aja , kaya nya afan kambuh "
" Iya Valen ayo cepet bantu afan bawa ke uks "
" Fan ayo " afan bangkit di bantu Valen dan Eby , namun baru beberapa langkah tubuh afan rebah dan kehilangan kesadaran nya
" Afaaann "
TBC
Sabi kali 100 vote , pembaca nya Sampek 500 loh Masah vote 100 aja sulit 🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
lonely [End ]☑️
Randomafan adalah seorang anak yg kesepian , dia memiliki seorang ayah , dan juga kakak . namun dia seperti hidup sendiri . tidak ada yg memperdulikan dia , tidak di anggap keberadaannya ada afan ingin mendapatkan kasih sayang dari ayah nya walau pun d...