XVII. Kekalahan Telak Kelompok Ular

9 1 0
                                    

Ungo dan Uloh adalah sepuluh bisa yang pertama maju. Dua pria yang wajahnya serupa itu bersamaan melompat ke udara, lalu menukik turun sambil mengayunkan golok mereka ke ular hijau. Melihat musuh menyerang dari udara ular hijau lekas merentangkan tongkatnya di atas kepala.

Trang!

Bunyi itu terdengar tatkala kapak Ungo dan Uloh berbenturan dengan batang tongkat ular hijau. Hal itu sontak membuat manusia kembar tesebut kaget bukan main. Soalnya, secara sekilas, tongkat milik ular hijau itu tampak hanya terbuat dari kayu, tapi siapa sangka ternyata benda itu adalah besi keras. Malahan bilah tajam dari kapak keduanya yang rompal.

Begitu serangannya gagal Ungo dan Uloh lekas menarik kembali senjata mereka, lalu mundur sambil bersalto di udara. Namun, ketika kaki mereka menginjak tanah tahu-tahu sosok  ular hijau sudah ada di depan mereka. Dan begitu ular hijau menggerakkan tongkatnya, kepala ular kobra langsung mematuk kepala keduanya. Itu adalah sebuah gerakan yang luar biasa sebat baik Ungo maupun Uloh tak dapat sedikitpun bereaksi. Alhasil keduanya pun jatuh terkapar dengan kepala berlumuran darah.

Kekalahan Ungo dan Uloh membuat nyali anggota kelompok ular jadi ciut. Sejenak, mereka hanya berdiri sambil memandangi ular hijau. Tak satupun dari mereka yang berani maju. Tiba-tiba, sebuah tali tambang datang menyambar ular hijau dari arah belakang. Namun serangan tersebut berhasil dielakkan dengan mudah oleh ular hijau. Pria berjubah hijau itu cuma menundukkan badannya dan tali tambang hanya mengenai tempat kosong.

Akan tetapi, begitu menyambar untuk kedua kalinya, tambang tersebut berhasil menjerat tongkat ular hijau. Kemudian si pemilik tambang, yang tak lain adalah anggota sepuluh bisa bernama Uma, pun lekas menarik tambangnya untuk melucuti senjata ular hijau. Sayangnya, Genggaman pria berjubah hijau itu pada tongkatnya masih sangat erat dan tak tergoyahkan. Membuat sang lawan justru kesulitan.

"Kenapa diam saja, cepat habisi dia!" Uma membentak.

Mendengar itu anggota kelompok ular yang sempat membeku lekas menyerbu ular hijau dari segala arah. Meski begitu ular hijau tidak panik. Pria berjubah hijau itu memegang kepala tongkatnya dengan tangan kanan, lalu memutarnya seratus delapan puluh derajat. Setelah itu ia tarik dan sebilah pedang pun terhunus keluar. Sebuah pedang yang lebih mirip keris. Bilahnya berwarna hitam kelam dan memiliki lekukan berjumlah sembilan.

Ular hijau mengayunkan pedangnya, membabat tali tambang yang menjerat batang tongkatnya. Setelah itu ia berputar layaknya baling-baling sebanyak dengan pedang terayun.

Srat...!

Seluruh senjata lawan-lawan yang menyerbunya berhasil di buntungi. Kemudian, ular hijau berputar sekali lagi. Dan kemudian, dalam hitungan tiga ketukan jari orang-orang yang menyerbu tadi tiba-tiba tumbang seketika. Dan sebelum hal itu terjadi, dari urat nadi di leher mereka menyembur darah segar.

"Jurus ketiga, pedang perusak nadi!" Seru Mayang Sari lagi dari atas pohon.

Sementara itu di bawah, ular hijau melanjutkan aksinya. Dengan jurus langkah ular menyusur tanah pria bersuara parau tersebut meluncur menghampiri Uma. Begitu ular hijau berada di depannya, Uma segera mencabut pedang. Namun, baru juga tercabut setengah, ular hijau sudah melewatinya. Kemudian, dalam hitungan tiga ketukan jari darah menyembur keluar dari urat nadi leher Uma lalu rebah ke tanah dan tak  bernafas pagi. Dalam kejadian itu, sekalipun itu Uma, tidak ada yang melihat bagaimana ular hijau mengayunkan pedangnya.

Usai menumbangkan Uma ular hijau membelokkan langkahnya. Pria itu kini beralih menuju tempat Nyi Welang berdiri. Seluruh anggota kelompok ular yang tersisa mencoba merintangi. Namun, dengan jurus langkah ular menyusur tanah dipadukan jurus pedang ular perusak nadi, langkah ular hijau seolah tak terbendung. Malahan, orang-orang yang menghadangnya, menemui ajal mereka lebih cepat.

Dalam sekejap jarak ular hijau dan Nyi Welang hanya tinggal sepuluh langkah saja. Di saat yang begitu kritis itu Nyi Welang dengan cepat menekan tombol rahasia yang ada di ganggang pedangnya. Lusinan jarum beracun pun melesat keluar. Namun, dengan sekali mengibaskan pedang jarum-jarum beracun itu berhasil di lumpuhkan oleh ular hijau. Sekarang, giliran ular hijau yang menyerang balik. Pria itu menjulurkan pedangnya lurus ke depan, siap menikam leher Nyi Welang.

Trang!

Akan tetapi Nyi Welang masih cukup sigap. Wanita itu lekas-lekas menyilangkan pedang, sehingga ujung pedang ular hijau hanya kena bilah pedangnya. Hanya saja, karena kuatnya tenaga ular hijau membuat Nyi Welang terdorong mundur. Di waktu bersamaan Uji dan Utu menerjang ular hijau dari dua sisi. Uji menerjang sambil menikamkan kedua pisau miliknya sementara Utu mengayunkan tongkat pikulan kayunya.

Ular hijau lekas beringsut mundur, sehingga serangan dua anggota sepuluh bisa tersebut hanya kena tempat kosong. Di lain saat Uwo juga telah menerjang ular hijau dari belakang. Pria dengan tangan besi itu mengarahkan tinjunya langsung ke kepala ular hijau. Namun, ular hijau bergerak lebih cepat dan sebat. Ia kibaskan batang tongkat yang masih ia pegang di tangan kiri ke belakang.

Bugh!

Dengan telak tongkat ular hijau menghantam perut samping Uwo. Seketika Uwo terhempas beberapa meter jauhnya sebelum membentur pohon dan akhirnya jatuh ke tanah serta putus nafas. Perlu diketahui dalam serangan itu ular hijau sedikit mengunakan tenaga dalamnya. Maka tak heran jika berakibat luar biasa bagi lawannya. Kalau mau diperiksa lebih dalam lagi mungkin bagian dalam perut Uwo, seperti usus, limpa, lambung dan sebagainya, telah hancur akibat serangan itu. Memang sehebat itulah ular hijau. Sebuah serangan yang hanya mengunakan sedikit saja tenaga dalam bisa membuat kerusakan yang begitu mengerikan pada lawan.

Namun, aksi ular hijau belum berakhir. Pria itu kembali melesat ke depan. Pedangnya kembali terayun dengan kecepatan yang sulit ditangkap mata.

Sret...!

Uji dan Utu tak sempat bereaksi,  tahu-tahu darah menyembur keluar dari urat nadi di leher mereka. Keduanya pun berakhir dengan terkapar di tanah sama seperti yang lain.

Sekarang, selain Nyi Welang, anggota kelompok ular yang tersisa hanya dua puluh orang lagi. Salah satunya adalah Unem, satu-satunya sepuluh bisa yang tersisa. Dan mereka semua adalah orang-orang yang ahli dalam melempar senjata rahasia.

Sebenarnya, sewaktu rekan-rekan mereka tadi bergumul dengan ular hijau, mereka mencari-cari kesempatan untuk melemparkan senjata rahasia masing-masing. Namun, karena takut mengenai rekan sendiri mereka urung untuk melemparkan senjata mereka. Sampai tibalah saat ini, dimana hampir keseluruhan rekan mereka telah rebah di tanah.

Unem bersama anggota kelompok ular yang jago melempar senjata rahasia ini tidak sungkan-sungkan lagi. Mereka secara serempak mengeluarkan senjata rahasia melemparkannya ke ular hijau. Bunga-bunga besi, jarum beracun, sangkur, belati, bola-bola berduri, berterbangan di udara. Menyasar ular hijau seluruhnya.

Namun, dengan segala ketangkasan ular hijau, memainkan tongkat di tangan kiri serta pedang di tangan kanan, segala senjata rahasia tersebut tak satupun kena sasaran. Setelah itu ular hijau terbang ke udara, lalu ditekannya sebuah tombol rahasia yang ada di ujung ganggang pedang miliknya. Rupanya bukan cuma pedang Nyi Welang yang memiliki sebuah tombol rahasia pada ganggangnya, pedang ular hijau pun juga punya.

Begitu tombol rahasia ditekan mulut kepala ular kobra terbuka dan menyemburkan lusinan, puluhan bahkan ratusan jarum. Jarum-jarum itu melesat cepat melebihi cepatnya anak panah yang dilepaskan.

Jleb...!

Tak satupun anggota kelompok ular, termasuk Nyi Welang dan Unem, yang berhasil lolos dari serbuan jarum beracun ular hijau. Kemudian, dalam hitungan tiga kali ketukan jari, dari mulut orang-orang kelompok ular keluar busa, lalu kejang-kejang dan akhirnya jatuh ke tanah serta putus nafas. Perlu di ketahui jika jarum-jarum milik ular hijau juga mengandung racun. Bahkan racunnya tujuh kali lebih mematikan jika dibanding racun milik Nyi Welang.

Dengan tewasnya Nyi Welang, Unem beserta dua puluh orang ahli senjata rahasia itu, maka seluruh anggota kelompok ular yang datang telah terbasmi habis oleh satu orang. Dan itu merupakan kekalahan telak kelompok ular.

End.....

Legenda Ular HijauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang