..｡o○ Sequel dari cerita 'SETULUS CINTA GUS HAIDAR'○o｡..
Siapa sangka, jika seorang wanita yang memiliki sifat bar-bar, dan suka mabuk, bisa menikah dengan seorang Gus muda?
Gus yang diidam-idamkan oleh banyak orang, ternyata bisa menikah dengan gad...
bukannya aku tidak lagi mengejarmu, tapi aku Menghargai orang yang bersamamu
Gus haidar mengarahkan jari telunjuknya untuk menujuk ke arah Kinan yang sedang fokus belajar. "liat tuh, mbak Kinan. dia, fokus banget belajar nya"
papapapapa
Kinan yang tadinya sedang fokus belajar, lalu ia mendengar celotehan Vira, anak dari abangnya pun ia merasa sedikit gemas. ia memainkan pipinya Vira. "aish. lucu banget sih, kamuu"
"lebih lucuan abang, atau anak abang dek?"
"oh ya sudah pasti anak abang lah.."
"eh, tapi, abang juga lucu. pipinya agak tembeman dikit"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Full senyum ya, Gus yaa😁
Kinan menoel-noel pipi abangnya. "abang bahagia ya, nikah sama mbak Alena? padahal dulu, pipi abang nggak se-tembem ini, loh.."
Gus haidar menjauhkan tangan Kinan dari pipinya. "nggak usah ditanya dek.. kamu pasti sudah tau kan, jawabannya apa?"
Kinan mengangguk. "jawabannya 'iya' kan?"
"nah, itu tau"
"bang. nanti malam, Vira tidur disini bol--"
"nggak!"
Kinan mendengus sebal. "kenapa?"
"Vira masih kecil. dia nggak boleh jauh, dari orang tuanya. kalau dia bangun, trus tiba-tiba nangis minta ASI gimana? memangnya kamu mau, nge-bawa dia masuk ke dalam kamarnya abang? lagipun kamar abang pintunya dikunci. kamu nggak bakalan bisa masuk"
"eh, tapi, kalau larut malam, Vira nya nangis enggak? nanti, Vira malah nangis lagi! kan, jadi makin repot"
"nangis lah! namanya juga bayi! sudah pasti nangis"
tiba-tiba Kinan mencium bau-bau kehidupan. "bang, nyium bau-bau kehidupan nggak?"
Gus haidar mengernyitkan dahinya. nampaknya ia tak faham akan ucapan adeknya. "maksudnya gimana dek?"
"itu, bau-bau kehidupan loh.. maksudnya bau eek!"
Gus haidar pun mulai mencium bau-bau yang ada disekitarnya. dan ternyata ucapan Kinan benar. ia juga mencium bau-bau kehidupan. "eh, iya sih nan"
