“Bertemanlah dengan mereka yang tidak hanya membuat urusan dunia mudah bagimu, tapi juga mempermudah urusan akhiratmu.”
— Ustadzah Hariem B. A. A.
ke-esokkan harinya...
Gus haidar membuka pintu lemarinya. ia melihat tumpukan baju yang dilipat dengan rapih. ia bingung, harus memakai yang mana.. "len, bantu pilihin saya baju dong.." pinta Gus haidar
Alena yang tadinya ingin membantu suaminya memilihkan baju, itu, ia mengurungkan niatnya. saat ini, anaknya, Arshaka, sedang sakit. dia demam. saat ini, Arshaka berada di pelukannya, sembari tertidur. tidak mungkin kan, ia melepas pelukannya? yang ada nanti Arshaka akan terbangun. "Mas ambil sendiri aja, ya?"
Gus haidar menghela nafasnya. "hm.. yaudah deh," Gus haidar nampak memilih-milih baju yang akan ia kenakan untuk mengajar di sekolah. ia mengambil kemeja yang berwarna putih.
"yang ini, bagus nggak len?" tanyanya sembari mengangkat baju yang telah ia pilih ke atas, agar istrinya dapat melihat nya.
"bagus kok. pakai itu aja,"
Gus haidar mengangguk. ia langsung pergi ke kamar mandi untuk memakai bajunya. takutnya, kalau ganti baju didepan istrinya, ia akan dimarahi lagi seperti sebelumnya.
Beberapa menit...
Gus haidar keluar dari kamar mandi. ia melangkah mendekati istrinya. "bagus tidak?"
"bagus. cuman kancing atasnya belum dikancing. sebentar" Alena mengancingkan kancing kemeja atas suaminya. "mau tebar pesona ya? sampai-sampai kancing nya belum terkancing kayak gitu"
"iya nih, mau tebar pesona sama istri sendiri. halal kan ya, hukum nya kalau tebar pesona didepan istrinya sendiri?" ucap Gus haidar
pipi Alena terasa memanas mendengarnya. "udah ah. sana berangkat. sarapannya ada dimeja makan ya, Mas"
"heum.. sepertinya, saya nggak sarapan pagi dulu len"
"lah, kenapa? udah disiapin loh.."
"saya belum laper. takutnya mual kalau sarapan pagi-pagi. eumm.. saya bawa aja ya, makanannya ke sekolah? kayak, dijadiin bekal gitu" Gus haidar juga tak tega dengan istrinya, yang rela-relain masak disaat kedua anaknya lagi rewel-rewelnya.
Alena mengangguk setuju. "bawa aja."
"saya berangkat dulu ya.."
"iyaa"
"i love you.. " bisik Gus haidar tepat didepan telinga istrinya.
"Too " jawab Alena
"i love youu " Gus haidar mengulangi ucapannya.
"Too"
"i love youuu "
Alena berdecak kesal. "i love you too! "
Gus haidar mengacak-acak rambut istrinya. "nah, gitu dong. jawabnya harus 'i love you too'. bukan cuman 'Too' doang!"
"iya-iya bawel. udah sana, berangkat. nanti terlambat loh.."
"Can I get a kiss in the morning? " tanya Gus haidar
"No!!! " ya, gila kali. dirinya belum cuci muka, belum menggosok giginya, dan--suaminya meminta kecupan dipagi hari?!! apa dia sudah gila?
"oh, ayolah.. hanya di pipi. itupun singkat," Gus haidar membujuk istrinya.
okey. kalau di pipi, itu masih wajar bukan??
KAMU SEDANG MEMBACA
THE INFINITY OF YOUR LOVE (END)
Romance..。o○ Sequel dari cerita 'SETULUS CINTA GUS HAIDAR'○o。.. Siapa sangka, jika seorang wanita yang memiliki sifat bar-bar, dan suka mabuk, bisa menikah dengan seorang Gus muda? Gus yang diidam-idamkan oleh banyak orang, ternyata bisa menikah dengan gad...