“ikhlɑs itu seperti surɑh ɑl iklɑs yɑng tidɑk terdɑpɑt perkɑtɑɑn ikhlɑs pun didɑlɑmnyɑ“
"eh, btw Ustadz Kaisar nganggur. kagak mau lo?!" tanya Alena sembari menaik turunkan alisnya.
Putri bergidik ngeri. "hih, amit-amit!"
"mending nge-jomblo sampai mati, daripada sama tu orang"
Nadia dan juga Alena menahan tawanya. "emang napa sih? dia juga ganteng kan?"
"hih, ganteng dari mananya coba?! iya sih, ganteng, tapi kalau diliat dari ujung sedotan"
Alena memukul lengannya Putri. "nggak boleh kayak gitu put! nanti jodoh baru tau rasa!"
"kan, tadi ane udah bilang, mending, ane nge-jomblo seumur hidup, daripada menjalin hubungan sama orang yang kek dia! udah sok cool, tebar pesona terus didepan santriwati lagi! kalau Ustadz Vero atau Ustadz Syauqi sih, masih mending ya.. lah dia? ihhh amit-amit banget!"
"atau, ya minimal Ustadz-Ustadz yang lain lah.. atau Kang Hilman aja. dia ganteng juga kalau dilihat-lihat"
"yee.. katanya mau jodohnya yang spek Ustadz-Ustadz! kenapa jadi berubah pikiran mau jodohnya seorang pengurus?"
"bukan berubah pikiran, cuman nambahin wishlist jodoh impian"
"oh iya len. ente harus tau, kalau Nadia, NADIA DILAMAR!"
"dan ente tau, siapa yang nge-lamar?!!"
"Nadia? dilamar?! serius lo put?! kagak lagi berjanda kan?"
"bercanda len" Nadia mengoreksi ucapannya Alena.
"iya, maksud gw itu"
"lo serius nggak put?!"
"serius len! dua rius malah!"
"dilamar sama siapa weh?" kepo Alena
Alena menarik bajunya Nadia "napa lo kagak curhat sama gw?!"
"kan, ini Putri lagi ngasih tau len.. jangan marah dulu.." ucap Nadia. Nadia merasa takut dengan Alena. karna saat ini, Alena sedang mode serius. bisa saja ia langsung diamuk oleh dia.
Alena melepaskan tarikan nya di bajunya Nadia, kala melihat raut wajah Nadia yang terlihat ketakutan. "lanjutin!" titahnya pada putri.
"yang nge-lamar......." Putri menggantung ucapannya
"cepet elah.. gw sumpelin mulut lo pake cabe sumpah!"
"yang nge-lamar Ustadz Vero!!" lanjut Putri
Alena membelalakkan kedua bola matanya. "WHAT?!! U-USTADZ? VE-VERO?!"
Putri mengangguk. "yes. tadi, dia ngajakin Nadia ketemu, dan ternyata, pas ketemu, dia ngungkapin perasaannya dan--katanya pengen ke rumah nya Nadia, buat meng-khitbah dia."
"trus trus, Nadia ngasih tau alamatnya nggak? bod*h sih, kalau nggak ngasih tau. ya, kapan lagi ya, bisa nikah sama my crush? kalau gw jadi elo, huh udah langsung gw terima! tanpa nolak-nolak lagi!"
"len.. se-suka sukanya ana sama Ustadz Vero, ana nggak pernah ada niatan mau jadi istrinya. ana cuman mengagumi nya. dan--ana juga masih pengen fokus buat mondok.. nggak ada niatan sama sekali buat nikah muda," ucap Nadia
"Ustadz Vero kan, seorang Ustadz, kalau lo masih pengen belajar agama lagi, lo bisa minta diajarin dia. toh, dia pasti mau-mau aja."
"MBA ALENA, VIRA NYA NANGISS" teriak Kinan
Alena yang mendengar itupun ia langsung beranjak dari tempat duduknya. "bentar ya," dengan cepat, ia pun lari. agar cepat-cepat sampai ke kamarnya.
Alena kembali, sembari menggendong anaknya. "sorry, tadi gw tinggal sebentar"
"oya, lanjut ya, percakapan kita yang tadi tertinggal"
"kata lo, Ustadz Vero ngajak Nadia ketemuan?" tanya Alena yang langsung dijawabi dengan sebuah anggukan oleh putri.
"wah.. wah.. nggak bener. gw aduin ke suami gw lah! biar tau rasa. tuh Ustadz Vero dihukum!"
"iya len. aduin aja" itu bukan suaranya Putri. melainkan Nadia.
"kalau Ustadz Vero dihukum, ente juga ikutan dihukum!" ucap Putri
"yaudah. nggak papa. kan, apapun yang kita lakukan ada konsekuensinya. dan--kita harus menanggung semuanya" jelas Nadia
Putri memutar bola matanya malas. "terserah lah. untung aja, tadi ana nggak ikut ente buat ketemu Ustadz Vero. jadi, ana nggak bakal dihukum deh!"
"nggak setia kawan dong, itu namanya!" cecar Alena
"len. hukuman ketemuan tuh, setara loh, sama yang pacaran. jadi, ana nggak mau ya, dihukum se-banyak itu."
"dan lagi--tadi, Ustadz Vero ngasih surat ke Nadia. jadi, hukuman nya ditambah. berarti mereka bakalan kena hukuman ketemuan, sama hukuman surat-suratan."
"huhh.. untung gw nikah langsung sama Gus-nya. jadi kagak ribet sama yang kayak gituan. eh, tapi nikah sama Gus juga nggak enak banget anjirr. masa iya, ngomong kasar aja nggak boleh! dan--ya, apa-apa harus hukuman, hukuman, dan hukuman. dikira, ngejalanin hukuman nya kagak berat kali ya?!"
"dan ya--gw banyak insecure nya."
"ngapain insecure?! " tanya Putri
"ya, lo tau lah ya.. yang suka sama Gus haidar kayak gimana? cantik-cantik eyy. apalah daya ku ini"
"jadi, ente ngerasa diri ente nggak cantik, gitu len?" tanya Nadia
Alena mengangguk. "yes"
"kalau ente nggak cantik, terus ana yang spek krupuk rengginang gimana?"
"lo lebih cantik anjay!"
"udah-udah. nggak usah berteman. berantem aja"
"kebalik put! kebalik!!"
"oh, iyakah?"
"iyalah! pake nanya lagi!"
"bangs*t!" umpat Alena kala putingnya digigit oleh anaknya.
"kenapa len?" tanya putri
"digigit ya?" tebak Nadia
"iya. sakit banget weh ini,"
Nadia mengelus punggung nya Alena. "sabar ya.."
"iya, sabar banget ini,"
Jangan lupa votmeen nyaa❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
THE INFINITY OF YOUR LOVE (END)
Romansa..。o○ Sequel dari cerita 'SETULUS CINTA GUS HAIDAR'○o。.. Siapa sangka, jika seorang wanita yang memiliki sifat bar-bar, dan suka mabuk, bisa menikah dengan seorang Gus muda? Gus yang diidam-idamkan oleh banyak orang, ternyata bisa menikah dengan gad...