"kamu slalu tampil cantik dimataku. semua apapun yang ada pada dirimu, aku suka."
- Muhammad Haidar Al-Faqiih
Alena menatap pohon mangga didepannya yang menjulang tinggi. ia menatap mangga-mangga yang terlihat sangat-sangat menggiurkan. "oh, ya ampun.. mangga nya keliatan enak-enak." ia menatap Kinan yang sedang menggendong anaknya sembari memainkan mainan agar Vira, anaknya terus anteng. tidak menangis. "kalau gw manjat pohon, trus ngambil beberapa mangga nya, boleh nggak?" tanya Alena seraya meminta izin juga pada Kinan.
"Kinan sih, nge-bolehin.. tapi, ada baiknya Mba izin dulu, sama abi, atau abang." ujar Kinan
"ck! kelamaan kalau harus minta izin dulu, sama mereka. gw ambil dulu aja ye?"
"terserah mbak aja. intinya, kalau mbak dimarahi, Kinan nggak ikut-ikut!" ucap Kinan. yah, Kinan tak mau jika dirinya nanti akan ikut dimarahi, sama seperti Mbak Alena.
"tenang. nggak akan dimarahi kok! abangmu itu, nggak berani marahin mbak." ucap Alena. "udah ah. gw mau metik dulu tuh mangga-mangga yang daritadi bener-bener bikin ngiler." tanpa babibu lagi, Alena memanjat pohon itu. ya, walaupun sedikit susah karna sekarang ia sedang memakai gamis. setelah bener-bener ia sudah berada diatas pohon, Alena mencoba mengambil mangga yang dilihat sudah matang, dan--bisa untuk di cicipi atau dimakan. namun.. tiba-tiba suatu musibah menimpa nya. ia terjatuh, karna ranting pohon itu tak kuasa menahan beban berat tubuhnya. sehingga ia terjatuh.
Grep
belum sempat jatuh ke bawah, tubuh Alena sudah lebih dulu diterima oleh Gus haidar. Alena masih dengan mata yang tertutup. ia bingung dengan tubuhnya yang tak merasa sedikitpun sakit. "Nan.. kok gw ngerasa melayang diudara ya? dan--kok nggak terasa sakit?" tanyanya dengan heran.
"perasaan, jatuh ke bawah deh.. dan--pasti hasilnya sakit. kok gw enggak ya? masa iya, gw jatuhnya ke udara?"
Gus haidar terkekeh mendengar itu semua. "buka mata kamu! " interupsi Gus haidar.
Alena pun membuka matanya. "loh? Gus?"
"Mas Alena.." Gus haidar mengoreksi panggilan dari istrinya itu. istrinya ini, memang plin-plan orangnya. pas kemarin manggil Mas, sekarang? Gus! sangat-sangat plin-plan emang!
"iya-iya Mas!" Alena melihat tubuhnya yang sedang digendong oleh Gus haidar. "Mas yang udah nolongin Alena?"
Gus haidar mengangguk. "makasihh" ucap Alena seraya berterima kasih.
"iya, sama-sama."
Gus haidar menurunkan Alena dari gendongannya. "ada yang sakit nggak?"
Alena menggeleng. "nggak satupun."
"syukurlah. ayo pulang!"
"ih, jangan pulang dulu Mas!"
Gus haidar mengernyit heran. kenapa?
"ambilin mangga dulu" pinta Alena
"nanti saya suruh seseorang untuk mengambilkan nya untukmu. jadi, sekarang kita pulang. cuacanya sedikit panas, nanti anak kita bisa kepanasan, kalau terus disini."
Alena mendongak ke atas untuk memastikan kondisi cuaca. apakah benar panas, atau tidak? tapi.. setelah dilihat-lihat, menurutnya, cuacanya tidak terlalu panas kok! "cuacanya nggak terlalu panas Mas. sedang. jadi, ayo ambilinn" rengeknya. tangan Alena bergelayut manja di lengan kekar suaminya.
"yaiya, nanti juga diambilin."
"maunya sekarang Mass. ambilin pleasee.." pinta Alena.
Gus haidar menghela nafasnya panjang. "iya-iya saya ambilin. tapi, kamu, Vira, sama Kinan harus pulang duluan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE INFINITY OF YOUR LOVE (END)
Romance..。o○ Sequel dari cerita 'SETULUS CINTA GUS HAIDAR'○o。.. Siapa sangka, jika seorang wanita yang memiliki sifat bar-bar, dan suka mabuk, bisa menikah dengan seorang Gus muda? Gus yang diidam-idamkan oleh banyak orang, ternyata bisa menikah dengan gad...