Chapter 15 - AFF 2020 Part 1 (Laos)

536 42 0
                                    

Ridho mulai bersiap menuju ke stadion untuk laga perdananya melawan Laos dalam Piala AFF 2020 yang harus mundur pelaksanaannya karena pandemi. Mereka bergantian masuk ke bus. Ridho duduk di samping Arhan. Setelah masuk ke bus dia mencari-cari dimana Shabrina duduk dan ternyata dia duduk di depan. Tapi bukan bersama Gita melainkan bersama Ezra Walian. Oke baiklah tidak masalah. Ridho membuka HP dan memberi kabar pada orangtuanya

Suyoto Fams 🙈🙉

Anda
Ayah, Ibu, Mbak, Adek
Aku berangkat ke stadion. InsyaAllah hari ini main lawan Laos
Aku jadi starter lho. Jangan lupa nonton ya

Ayah 🧔🏻
Semangat Mas. Semoga diberi kelancaran dan kemudahan 🤲🏻🤲🏻

Ibu 🧕🏻
Bismillah. Doa terus ya mas jangan lupa
Semoga menang lagi 🥰

Nurzela 💩
Semangat mas Edoooo 💋💋💋💋💋

Edo adalah panggilannya di rumah. Karena Ayah, Ibu dan mbak Zela memanggilnya Edo, membuat semua orang di sekitar rumahnya juga memanggilnya dengan kata yang sama. Ridho heran, diantara banyaknya grup di aplikasi messengernya, hanya grup ini saja yang penuh dengan emotikon. Siapa lagi pelakunya kalau bukan kakak satu-satunya yang luar biasa ekspresif. Zela begitu menyayangi adik-adiknya, seperti Ridho yang juga menyayangi kakak serta si bungsu. Ayah dan Ibu memang mendidik mereka untuk menyayangi satu sama lain. Kembali ke topik. Semua kontak HP tentang keluarga di HP Ridho, Zela ganti dengan menambahkan emotikon-emotikon tidak jelas. Tapi khusus untuk kontak Zela, Ridho mengubahnya dengan mengganti emotnya dengan 💩. Dia mengecek pesan-pesan di messenger dan ternyata ada beberapa pesan masuk dari Bella. Ada 20 pesan yang tidak terbaca. Ridho tidak menggubrisnya. Menurut Ridho dia akan membalas chat Bella ketika kondisinya sedang baik saja karena menurutnya, membalas pesan Bella menyerap terlalu banyak energi

"Tim medisnya siapa yang di lapangan?" tanya Ridho pada Arhan
"Dokter Ifran sama kang Asep. Ayang di bangku penonton aja tuh nanti" kata Arhan
"Mulai" jawab Ridho

Mereka sudah sampai di stadion. Mulai masuk ke ruang ganti satu per satu. Seluruh tim berganti baju latihan. Shabrina dan Gita duduk di bench menunggu para pemain dan official masuk ke lapangan untuk persiapan latihan sebelum bertanding. Satu per satu pemain mulai masuk ke lapangan. Shabrina dan Gita hanya mengamati saja dari tepi lapangan. Mereka berdiri berdua

"Ridho memang mempesona sih. Punya kharisma yang gak dimiliki semua laki-laki. Pantes dengan mudahnya dia dapet cewek secantik itu" kata Gita dan Shabrina hanya mengangguk-angguk saja, karena yang dibilang Gita ada benarnya
"Kalo kamu belum ada pacar ada kemungkinan suka Ridho gak?" tanya Shabrina
"Suka sih jelas. Sekarang aku ada pacar aja aku suka lihat dia. Adem, berkharisma, lucu juga anaknya. Tapi definisi suka itu kan luas. Aku suka sama dia karna kagum aja. Tenang, kalo Ridho udah jomblo aku pasti dukung kamu sama dia aja. Lebih pas dan lebih cocok karena saling melengkapi"
"Hussshhh, gak boleh doain jelek buat orang lain" kata Shabrina dan Gita tertawa kemudian menggandeng lengan Shabrina

Pertandingan segera dimulai. Shabrina dan Gita duduk di bangku penonton karena tim medis yang bertugas adalah dokter Ifran dan kang Asep. Untuk bagian dokter memang dokter Ifran meminta Shabrina bergantian duduk di bench tapi untuk tim fisioterapis memang lebih banyak kang Asep yang berada di sana sedangkan Gita adalah asisten fisioterapis serta mas Yusuf adalah pemijat lebih banyak di belakang layar saja. 22 pemain mulai masuk ke lapangan untuk memulai pertandingan. Semoga hasil positif bisa diraih timnas. Lagu kebangsaan dikumandangkan. Ini adalah saat yang paling merinding untuk Shabrina karena dia ada disana, bersama dengan seluruh tim membawa nama Indonesia di kancah internasional. Harusnya Papanya bangga karena tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan ini. Para pemain berkumpul membentuk lingkaran untuk berdoa dan menyemangati satu sama lain. Akhirnya Ridho dimainkan di pertandingan timnas senior setelah sebelumnya hanya duduk di bangku cadangan saja. Ada rasa bangga dalam diri Shabrina melihat Ridho berada di dalam lapangan sekarang. Bagaimanapun, Shabrina tahu perjuangan Ridho sejak awal, bagaimana dia sangat mencintai sepakbola dan ada di posisi sekarang tentu pencapaian yang luar biasa

Monofonir (Rizky Ridho Ramadhani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang