Chapter 7 - Masa Lalu

693 48 0
                                    

Ridho sangat kaget melihat Shabrina ada di hadapannya sekarang. Sungguh ini di luar dugaannya. Bahkan Ridho sudah lupa pernah mengenal Shabrina. Ini sesuatu yang mengejutkan baginya. Ridho juga terkejut bahwa Shabrina dikenalkan sebagai dokter baru. Jadi selama ini dia kuliah Kedokteran? Tapi anehnya kenapa Shabrina seperti tidak mengenali Ridho? Apa dia lupa?

Coach Shin meminta seluruh pemain untuk memulai latihan. Shabrina berdiri di samping lapangan sedang ngobrol dengan rekan-rekannya di tim medis. Beberapa kali Ridho melirik2 ke arah Shabrina yang sama sekali tidak bergeming. Melihatnya saja tidak

"Ridho fokus!" Teriak coach Shin yang diterjemahkan oleh kak Jeje

Ridho mulai menghindarkan Shabrina dari pandangannya dan mencoba fokus. Selesai latihan mereka berkumpul untuk evaluasi. Shabrina duduk di tepi lapangan sendirian. Sibuk memainkan HPnya. Masih seperti dulu, sibuk dengan dunianya sendiri. Selesai latihan mereka bubar dan menuju ke kamar masing-masing. Ridho sengaja berjalan agak lambat, siapa tahu ada kesempatan untuk bisa tegur sapa dengan Shabrina. Sampai di lobby Ridho tetap tidak menemukan waktu yang tepat untuk ngobrol dengan Shabrina karena Shabrina terus berjalan bersama official-official lain. Akhirnya Ridho kembali ke kamar

Besoknya mereka berkumpul di lobby dan bersiap berangkat menuju ke Tajikistan untuk menghadapi laga uji coba melawan Tajikistan dan Nepal sebelum menghadapi Australia dalam Kualifikasi Piala AFC U-23. Mereka masuk ke dalam bus. Ridho duduk di belakang lagi bersama dengan Ernando. Ridho melihat ke arah depan dan Shabrina masuk ke bus di belakang Olivia. Olivia dan Shabrina duduk di belakang sopir. Ridho menghela nafas kasar

"Ngopo, Dho?" tanya Nando (Kenpapa, Dho?)
"Rapopo, Ndo" (Gapapa, Ndo)
"Ngapusi" jawab Nando kemudian sibuk dengan HPnya (Bohong)

Ridho tidak memainkan HP seperti biasa tapi justru melihat jalanan dari jendela bus. Fokus Ridho cukup terganggu dengan kehadiran Shabrina, dengan sikapnya yang dingin seperti pertama mereka bertemu dulu. Apa Ridho pernah bersalah? Kenapa dia bertindak seolah-olah tidak mengenal Ridho? Atau jangan-jangan dia lupa?

Sampai di bandara mereka turun satu per satu. Shabrina berjalan mendahului pemain-pemain lain. Setelah selesai melakukan pemeriksaan mereka masuk ke waiting room. Masih ada setengah jam menuju boarding. Mata Ridho tidak terlepas memandang Shabrina yang sedang ngorol dengan coach Nova. Beberapa kali mata mereka beradu pandang tapi Shabrina memilih menghindar. Perasaan Ridho tidak karuan saat ini. Sikap Shabrina begitu mengganggunya. Sepertinya Ridho harus mengajak Shabrina bicara. Bisa hancur fokusnya kalau seperti ini terus

Setelah perjalanan dari Soekarno Hatta, mereka harus transit di Dubai sebelum lanjut ke Tajikistan. Ridho kembali dari toilet dan berjalan ke arah tempat duduk mereka menunggu penerbangan selanjutnya. Mereka harus transit disini selama 3 jam. Jadi beberapa kebanyakan memilih untuk jalan-jalan dulu. Hanya segelintir yang memutuskan untuk tetap menunggu di waiting room. Ridho melihat Shabrina duduk sendirian, lagi-lagi hanya memainkan HPnya. Ridho mengumpulkan keberanian kemudian mendekatinya pelan. Ridho berhasil berdiri di depan Shabrina yang sedang duduk

"Na" panggil Ridho dengan nada yang khas

Shabrina tercekat. Nama panggilan dengan nada yang khas yang hanya dipakai oleh satu orang. Tidak pernah ada orang lain yang memanggil Shabrina dengan nada seperti itu kecuali satu orang itu. Suara dari orang yang sangat Shabrina hindari belakangan ini. Beberapa kali mereka saling adu tatap tapi Shabrina memilih untuk menghindar. Jujur Shabrina tidak sanggup menatap matanya. Tatapannya yang tajam namun menyejukkan itu kelemahan Shabrina. Tapi kali ini Shabrina tidak punya pilihan lain selain memberanikan diri untuk menatapnya

"Kamu masih inget aku?" tanya Ridho
"Duduklah" kata Shabrina sambil memindahkan tas yang ia taruh di samping kanannya dan Ridho menurut. Shabrina menghindari pandangan-pandangan negatif jika Ridho berdiri dan dia duduk. Kesannya Shabrina angkuh sekali
"Jawab pertanyaanku" tanyanya to the point
"Iya, masih"
"Beneran, Na?"
"Iya beneran,"
"Aku pikir kamu lupa sama aku. Soalnya dari kemarin kamu menghindar terus"
"Bukan menghindar kok"
"Trus apa?" tanyanya penasaran

Monofonir (Rizky Ridho Ramadhani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang