Chapter 76 : Bahagia

339 47 19
                                    

Pertandingan kandang melawan Filipina akan berlangsung malam ini. Mereka harus memenangkan pertandingan malam ini agar bisa lolos ke round ketiga dan semakin dekat dengan lolos menuju Piala Dunia. Selain itu apabila mereka berhasil menang melawan Filipina, mereka akan lolos ke Piala Asia. Shabrina sudah siap di bench. Di atas kertas harusnya Indonesia bisa unggul melawan Filipina kali ini. Dengan seluruh materi pemain yang ada, harusnya mereka bisa menang mudah. Hanya saja bagaimanapun bola itu bundar, masih banyak kemungkinan terjadi di lapangan

Sebelas pemain Indonesia masuk ke lapangan dengan gagahnya, dipimpin Asnawi disana. Ada beberapa pemain Filipina yang bagi Shabrina terlihat familiar karena mereka bermain di Liga 1. Ada kiper Persib, Mendoza. Dan juga kiper PSS Sleman, Anthony Pinthus. Laga ini juga merupakan laga perdana bagi Calvin Verdonk berseragam lambang Garuda di dada

Pertandingan dimulai. Pemain Indonesia lebih banyak melakukan serangan, sedangkan pemain Filipina memilih untuk menerapkan strategi parkir bus. Beberapa peluang tercipta bagi tim Indonesia, namun sayang, finishingnya belum sempurna.

Jay mengoper kepada Justin, Justin mengarahkan bola ke depan kepada Rafael, Rafael memberikan passing kepada Ragnar yang langsung diarahkan pada Thom. Thom mengarahkan bola ke sisi kanan gawang yang sudah ada Asnawi disana. Marselino berlari menuju Asnawi yang kemudian bola diumpan kepada Marselino. Marselino memberikan umpan ke depan gawang Mendoza namun penempatan posisi Rafael dan Ragnar masih belum ideal untuk melakukan sundulan. Bola didapatkan pemain Filipina namun berhasil direbut Thom. Thom berusaha melakukan penetrasi ke depan gawang namun umpan yang ia berikan kepada Ragnar belum bisa diselesaikan dengan baik.

Game plan mulai berjalan. Nathan memberikan umpan ke depan. Thom menerima umpan itu dan langsung menendang menuju ke gawang Mendoza secara hiperbolik

"GOOOLLLLLLL!!!!!"

Kebuntuan pecah di menit ke 30. Thom Haye membuat Indonesia unggul 1 - 0 melawan Filipina. Seluruh pemain berhambur menuju Thom Haye yang gagal melakukan knee sliding. Sampai akhir babak pertama, skor bertahan di 1 - 0 untuk keunggulan Indonesia.

Babak kedua dimulai. Serangan-serangan makin gencar dilakukan untuk menambah keunggulan. Indonesia mendapatkan kesempatan tendangan bebas. Calvin dan Thom bersiap di depan bola. Kalau dilihat dari gesturnya seperti Thom yang akan mengambil bola, namun ternyata Calvin yang mengeksekusi. Tendangannya bagus namun tepat berada di pelukan Mendoza.

Tendangan bebas kembali didapatkan. Kali ini, Nathan dan Thom yang berada di depan bola. Nathan yang melakukan tendangan bebas kemudian bola yang melambung disundul oleh Ridho

"GOOOOLLLLLL!!!!!"

Ridho berhasil menjebol gawang Mendoza dengan kepalanya. Seluruh pemain mengejar Ridho ke tepi lapangan. Indonesia semakin unggul jauh meninggalkan Filipina. Sampai akhir babak kedua, skor bertahan di angka 2 - 0. Begitu peluit panjang dibunyikan Ridho segera berlari menuju ke bench dan menghambur ke pelukan Shabrina. Mereka mengukir sejarah lolos ke Round 3 Kualifikasi Piala Dunia dan lolos ke Piala Asia tanpa kualifikasi

** ** ** ** **

Setelah pertandingan kemarin usai, Shabrina dan Ridho langsung pulang ke Surabaya. Saat ini, Shabrina sedang duduk di kursi kamarnya sambil memandang taman belakang dari jendela. Sampai ada pesan masuk ke ponselnya

Rizky Ridho Ramadhani

Bsk hbs sholat eid kan mau potong sapi di rmh
Klo km ga ada acara keluarga sini aja

Kamu mengira aku ada acara keluarga gitu?

Ya siapa tau
Klo bsk bisa kabarin ya, aku jemput

Setelah selesai berkabar dengan Ridho, Shabrina segera menuju ke dapur, tapi tidak menemukan Bibi. Dia keluar rumah dan ternyata Bibi ada di depan sedang membersihkan taman depan. Shabrina duduk di kursi teras sampai Bibi kaget dan menyadari ada Shabrina disana

"Kaget lho mbak. Udah dari tadi disini?" tanya Bibi
"Belum. Baru aja"
"Kenapa? Bosen ya?" tanya Bibi sambil tersenyum
"Biasanya kan juga gini" jawab Shabrina

Bibi hanya tersenyum sambil masih menyelesaikan pekerjaannya lagi

"Mbak, happy di Jakarta?" tanya Bibi tiba-tiba
"Menurut Bibi gimana?"
"Bibi lihatnya malah mbak lebih happy disana. Kalo di rumah bawaannya suram terus. Tapi Bibi sih yakin apa alasan dibalik bahagianya mbak"
"Apa?"
"Karena mas Ridho kan?"
"Bibi tahu Ridho?"
"Dikasih tahu sama mas Danang"
"Emang mas Danang bilang apa?"
"Bibi cerita sama mas Danang kalo akhirnya mbak udah punya pacar. Trus mas Danang bilang dia tahu kalo pacar mbak itu mas Ridho. Akhirnya mas Danang cerita tentang mas Ridho itu siapa"

Shabrina tersenyum mendengar perkataan Bibi

"Bibi seneng lihat mbak sekarang lebih banyak senyum, mukanya juga berseri-seri. Berarti tandanya mbak bahagia sama mas Ridho. Bener kan mbak?"
"Emang cuma Bibi yang paham banget aku kaya gimana"
"Mbak harus bahagia terus ya. Harus senyum terus kaya gini, jangan banyak nangis" kata Bibi yang membuat Shabrina kaget
"Kok Bibi bilang gitu?"
"Sebenernya Bibi tuh tahu kalo dulu mbak tuh sering nangis-nangis sendiri di kamar. Makanya Bibi seneng aja lihat mbak yang sekarang"

Shabrina segera memeluk Bibi dan mengucapkan banyak terima kasih untuk semua hal yang sudah Bibi berikan pada keluarganya

** ** ** ** **

Selesai sholat eid, Bibi izin pulang ke rumah, mungkin juga ada acara berqurban. Begitupun sebentar lagi Shabrina akan menuju ke rumah Ridho. Mama masih di rumah sakit dan sepertinya Papa juga, atau mungkin di klinik. Shabrina sedang menunggu Ridho menjemputnya. Sekitar 20 menit kemudian ponsel Shabrina berdering. Shabrina segera keluar dari rumah dan mobil Ridho sudah bertengger di jalan depan gerbang rumah

"Selamat pagi" kata Ridho sambil tersenyum manis sekali ketika melihat Shabrina menuju ke arahnya
"Pagi" jawab Shabrina

Ridho segera mengarahkan mobilnya menuju ke rumah

"Nanti bakalan rame orang di rumah. Mungkin ada beberapa saudara dan tetangga juga"
"Ini di rumah ya? Gak di masjid gitu?"
"Enggak sayang"

20 menit perjalanan dan mereka sudah sampai di kawasan rumah Ridho. Untuk pertama kalinya Shabrina ke rumah Ridho. Ridho memarkir mobilnya di depan sebuah tanah kosong kemudian mengajak Shabrina turun dan berjalan menuju ke rumahnya. Akhrinya Shabrina mengikuti Ridho saja. Ridho masuk ke pekarangan rumah warna putih yang terlihat paling bagus diantara rumah-rumah disekitarnya. Di carport sudah ada dua sapi lucu yang belum sadar bahwa sebentar lagi mereka akan masuk ke kuah rawon dan kuah rendang

"Assalamualaikum" Ridho memberikan salam
"Waalaikumussalam" suara Ibu menggema dari belakang "Eh si cantik sudah datang" kata Ibu kemudian memeluk Shabrina
"Sehat tante?" Tanya Shabrina begitu pelukannya lepas kemudian salim
"Alhamdulillah sehat mbak. Makin hari makin cantik aja nih"
"Halah, enggak tante. Tante juga sehat-sheat dan selalu cantik"
"Bisa aja. Yuk masuk. Tante kenalin sama beberapa keluarga dan tetangga" 

Monofonir (Rizky Ridho Ramadhani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang