Chapter 31 : Gelora Bung Tomo

580 49 0
                                    

Ibu kaget ketika Rendy, teman Zela menyebutkan bahwa Shabrina yang berada di depannya ini bekerja di timnas, sebagai seorang dokter. Berarti benar apa yang Ibu pikirkan tadi bahwa perempuan ini adalah wanita yang berhasil memikat hati putranya. Ibu mencoba mengingat-ingat wajah Shabrina dari foto yang pernah ditunjukkan Ridho dan Ibu kali ini yakin bahwa perempuan ini memang betul perempuan yang dicintai putranya

Sekilas Shabrina memang terlihat anggun dan elegan. Dia juga lembut dan sopan. Pantas saja anak lelakinya itu jatuh cinta dengan perempuan ini. Ibu mengamati gerak-gerik Shabrina dari kejauhan. Dia bukan perempuan sembarangan. Jelas terlihat dari sikap dan tutur katanya

Acara perkenalan tim dimulai. Tapi Ibu justru sibuk melihat ke arah Shabrina. Ketika nama Ridho disebut dan dia masuk ke lapangan, mata Ibu mengekor Shabrina yang terlihat duduk tenang dan tidak merasa terganggu sama sekali. Setelah rangkaian acara selesai. Ibu, Ayah, Zela dan Althaf menuju lorong locker room untuk bertemu Ridho. Tidak lama kemudian anak lelakinya keluar. Ibu memeluk dan mencium pipi Ridho

"Sukses ya mas untuk satu musim ke depan bersama Persebaya" kata Ibu
"Doanya ya, Bu" jawab Ridho kemduian berlanjut memeluk Ayah, Zela dan Althaf
"Eh, mas. Kamu inget kan dulu ada orang namanya Shabrina? Sepupunya si Rendy" tanya Zela tiba-tiba

Ridho yang tidak berekspektasi mendapatkan pertanyaan itu terlihat kikuk dan bingung menjawabnya

"Kenapa mbak?" tanya Ridho
"Dia tuh dokter di timnas to? Pasti tau kan? Tapi inget gak kalo itu Shabrina yang dulu kamu kenal?" tanya Zela

Ridho segera menoleh ke arah Ibu yang sedari tadi senyum-senyum melihat tingkah putranya. Pasti Ibu sudah tahu sesuatu. Apalagi kemarin Ridho sempat menceritakan tentang Shabrina pada Ibu. Senyumnya penuh ejekan pada Ridho.

"Oh itu, mmm iya tau. Kenapa tiba-tiba bahas dia?"
"Kita tadi ketemu di tribun. Dia sama Rendy nonton acara ini tadi. Tapi udah pulang"
"Dia nonton acara barusan?" tanya Ridho dan Zela mengangguk
"Kok kamu gak bilang sama mbak sih mas kalo Shabrina sekarang di Jakarta juga. Satu kerjaan sama kamu lagi"
"Katanya dulu gakmau berurusan sama mas Rendy lagi, nyakitin doang, ya aku gak cerita sama mbaklah"
"EDOOOOOOO" teriak kakaknya sambil mencubit Ridho

Ibu dan Ayah hanya geleng-geleng saja melihat tingkah anak-anaknya. Setelah selesai, mereka berpisah. Ridho kembali ke mess sementara keluarganya kembali ke rumah. Ayah menyetir dan Althaf di sampingnya, Ibu dan Zela di belakang

"Mbak" panggil Ibu
"Kenapa, Bu?"
"Kamu kenal Shabrina itu sudah lama?"
"Sudah, dari SMA dulu. Jadi, mmmm, Ela jujur aja ya sama Ibu. Rendy itu mantan pacar Ela dulu jaman SMA. Dan kita kalo jalan biar gak ketahuan sama orang tua, kita suka ngajak adik-adik. Aku ngajak Edo, Rendy ngajak Shabrina. Istilahnya mereka berdua tameng aja"

Ibu tersenyum simpul. Ridho belum jujur banyak hal pada ibunya tapi dia bisa menyimpulkan bahwa putranya jatuh cinta pada Shabrina sejak dulu, bukan beberapa bulan ini saja semenjak Shabrina bekerja di timnas. Pantas saja perasaan Ridho bisa sedalam itu pada perempuan ini

"Kenapa kok senyum-senyum?" tanya Zela
"Ayah tahu kan apa yang Ibu pikirkan?" tanya Ibu pada Ayah
"Ayah juga kepikiran gitu tadi, Bu. Waktu disebut namanya"
"Ada apa sih? Kok Ela bingung jadinya"
"Adikmu, Ridho, dia jatuh cinta sama Shabrina"
"Hahh? Kok Ibu bisa tahu?"
"Dulu waktu adikmu pulang dia lagi galau dan tiba-tiba cerita sama Ibu. Dia jatuh cinta sama perempuan namanya Shabrina, dia dokter di timnas. Makanya waktu pertama kenalan tadi dia nyebut namanya Shabrina tuh Ibu kaget, apalagi pas mas Rendy bilang kalo Shabrina kerja di timnas jadi dokter. Pas Ibu lihat ternyata bener, dia sama seperti foto yang dilihatin Edo ke Ibu. Dia perempuan yang membuat adikmu jatuh cinta mbak"
"Wah. Kok Edo gak cerita ya sama Ela"
"Waktu Ibu tanya sama Edo, awal suka sama Shabrina ini gimana dia gak jawab. Tapi aneh rasanya mbak, kalo menurut cerita Edo, Shabrina baru masuk ke timnas sekitar 5 bulan. Menurut Ibu rasanya gak masuk akal, masa baru aja kenal tapi perasaannya sudah sedalam itu. Belum lagi katanya Shabrina punya pacar sekarang. Baru kenal 5 bulan ditambah Shabrina punya pacar jadi gak deket banget, masa Edo bisa jatuh cinta sedalam itu? Akhirnya Ibu ketemu jawabannya"
"Apa?" tanya Zela
"Mungkin Edo udah punya perasaan sama Shabrina sejak beberapa tahun yang lalu mbak, dan akhirnya semakin menggebu semenjak bertemu lagi sama Shabrina yang sekarang. Mungkin Edo gak jujur soalnya kalo mau jawab kenal Shabrina dari dulu harus bawa-bawa tentang ceritamu sama mas Rendy yang Ayah dan Ibu gak ketahui"
"Kok bisa ya, Bu. Padahal dulu mereka ketemu kalo Ela sama Rendy pergi bareng aja, itupun juga gak sering"
"Siapa tau mereka berdua diem-diem ketemu tanpa kamu dan mas Rendy?"
"Jadi kesimpulannya saat ini Edo jatuh cinta sama Shabrina?"
"Itu yang Edo ceritakan kemarin sama Ibu"
"Pantes waktu aku tanya tentang Shabrina tadi gelagapan dia mau jawab"
"Kamu  kan kenal Shabrina udah dari dulu mbak, dia orangnya gimana?"
"Aku gak banyak ketemu Shabrina, gak banyak ngobrol juga. Jadi kaya cuma sekilas kenal aja, Bu"
"Ya kalo sekilas Ibu sih cocok sama Shabrina ini daripada sama perempuan yang satunya"
"Maksudnya?"
"Ya itu yang rame di video"
"Ibu tahu?"
"Tahulah mbak. Orang rame ibu-ibu di sekitar rumah ngomongin itu kok. Jadi gosip panas yang beredar di gang rumah kita. Setiap Ibu kemana pasti ditanya-tanya"
"Respon tetangga kita gimana?"
"Ada yang kaget ada yang dukung juga. Kaget karena Edo kok bisa sama perempuan yang ya begitulah ya. Dan yang dukung sih katanya cewek ini orang terkenal jadi ya gitulah pokoknya. Paham kan mbak?"
"Iya iya paham. Ela juga udah  sidang si Edo tentang perempuan yang itu, Bu. Duh sampai gak mau banget nyebut namanya. Dan Edo bener-bener jujur pas dia bilang dia gak ada apa-apa sama perempuan ini. Dia cuma terjebak dalam posisi yang salah tanpa disengaja"
"Ibu juga gak terusik mbak. Karena Ibu sangat hafal bagaimana anak-anak Ibu. Ibu percaya Edo tidak akan menerima perempuan itu menjadi pasangannya, 100% yakin" kata Ibu "Selain itu, Ibu juga bisa lihat bagaimana wajah berseri-seri Edo waktu nyeritain Shabrina. Ibu sudah bertahun-tahun jadi orang tua kalian, jadi Ibu tahu gimana kalian dong"

Monofonir (Rizky Ridho Ramadhani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang