Chapter 33 : Amarah Shabrina

656 48 4
                                    

Pertandingan melawan Curacao akan berlangsung hari ini. Seluruh pemain sudah kembali ke locker room setelah pemanasan. Shabrina stand by di bench untuk match kali ini. Bara juga hadir di pertandingan hari ini. Dia duduk di tribun VIP sendirian. Kemarin di pertandingan leg pertama dia tidak melihat keberadaan Shabrina di lapangan, dan sekarang dia melihat Shabrina ada di bench pemain. Bara tersenyum melihat Shabrina yang tertawa-tawa di lapangan bersama para official.

Anthem FIFA dikumandangkan. Seluruh pemain mulai masuk ke lapangan. Bara melihat ada Ridho menjadi starter. Di luar masalah yang terjadi diantara Bara, Ridho dan Shabrina, Bara mengakui bahwa Ridho adalah pemain belakang yang sangat mumpuni. Dia mampu menjaga pertahanan Indonesia dengan baik. Lagu kebangsaan mulai berkumandang

Pertandingan dimulai. Pertandingan baru berjalan 3 menit, Dimas Drajad berhasil mencetak gol ke gawang Curacao akibat dari kesalahan pemain belakang lawan dan tepisan bola dari kiper yang tepat berada di depan Dimas dalam posisi kosong. Indonesia unggul 1 - 0 atas Curacao. Di menit ke 19 Irianto terbentur badan pemain Curacao yang menyebabkan dia terkapar di lapangan, setelah wasit memberi kode bagi tim medis untuk masuk ke lapangan, Shabrina dan satu laki-laki berlari menuju ke Irianto yang berada jauh dari bench. Shabrina terlihat lincah saat berlari. Sampai babak pertama berakhir, skor tetap bertahan di angka 1 - 0.

Jeda babak pertama Bara menyandarkan punggung ke kursi penonton. Dia membuka instagram. Bella tidak membuat postingan ataupun story disini. Sepertinya dia tidak hadir

Babak kedua dimulai. Baru 1 menit babak kedua dimulai, Curacao berhasil menyamakan kedudukan karena kesalahan koordinasi pemain belakang Indonesia. Di menit ke 54, Shabrina masuk lagi ke lapangan karena Kambuaya terkapar. Setelah beberapa menit, dia meminta tandu untuk Kambuaya dan membawa Kambuaya keluar lapangan kemudian digantikan oleh Mareselino. Di menit ke 65 Shabrina masuk ke lapangan lagi untuk Egy yang juga terkapar di lapangan.

Lagi-lagi pemain terjatuh di lapangan. Kali ini Marselino yang terjatuh setelah menerima tackle dari pemain Curacao. Karena pelanggaran yang keras, sempat terjadi pertengkaran di dalam lapangan yang membuat pemain yang melanggar Marselino tadi terpancing emosinya, pemain itu mendapatkan kartu kuning kedua dan kali ini, Cuarcao harus bermain dengan 10 pemain saja. Kejadian itu membuat banyak supporter tersulut emosi. Beberapa penonton melemparkan botol ke lapangan. Membuat beberapa pemain Indonesia mengangkat tangan dan menyuruh supporter untuk mengehentikan aktivitas itu, termasuk Ridho. Shabrina masuk ke lapangan di tengah keributan tadi, mengecek kondisi Marselino. Shabrina sangat sibuk di pertandingan ini. Tapi karena itu, Bara semakin terpesona pada Shabrina. Dia terlihat sangat gesit di dalam lapangan. Sungguh dia sangat cocok dengan pekerjaan ini

Di akhir babak kedua Indonesia berhasil menambah gol melalui Dendy dari umpan Witan berkat operan dari Elkan. Riuh penonton bersorak sangat bergemuruh. Kegembiraan luar biasa tersaji disini sekarang. Dan skor 2 - 1 berhasil bertahan sampai akhir babak kedua.

Permainan berakhir dan seluruh pemain serta official ke tengah lapangan, membentuk lingkaran dan menghadap seluruh penonton. Shabrina masuk ke lapangan bersama dengan Marselino dan Arhan yang terlihat menggoda Shabrina. Mereka berlari kecil saling mengejar. Lucu

Lagu Tanah Airku berkumandang di dalam lapangan. Seluruh penonton dan pemain serta official bernyanyi bersama. Setelahnya mereka kembali ke ruang ganti. Penonton mulai keluar satu per satu. Bara menuju ke lorong dimana pemain beserta official akan keluar dan menuju ke bus. Setelah sekitar satu jam menunggu, Shabrina mulai muncul di hadapan Bara

"Shabrina" panggil Bara pada Shabrina yang berjalan bersama dengan seorang perempuan yang memakai baju official juga
"Loh? Nonton lagi?" tanya Shabrina sambil menghampiri Bara
"Iya kebetulan ini. Kamu habis ini ada acara?"
"Aku harus balik ke hotel"
"Oh yaudah. Nanti bales chatku ya. Ada yang mau aku omongin sama kamu"
"Oke. Aku duluan ya" kata Shabrina

Ridho yang berjalan di belakang Shabrina mendengar percakapan itu. Tidak ada pilihan lain, Ridho harus segera memberitahu Shabrina tentang apa yang terjadi. Sebelum semua terlambat, sebelum dia harus kembali ke Persebaya dan Shabrina tetap di Jakarta yang pasti membuat intensitas Bara menemui Shabrina jauh lebih banyak daripada Ridho. Ridho hanya mengkhawatirkan perasaan Shabrina saja, atau mungkin perasaannya juga?

Mereka sudah kembali ke hotel. Dengan mengumpukan keberanian, Ridho memanggil Shabrina

"Na" panggil Ridho

Tidak hanya Shabrina yang menoleh tapi Asnawi, Arhan, Marselino, Gita, Sananta dan Klok juga. Bahkan mereka yang lain jauh lebih kaget daripada Shabrina

"Ada yang mau aku omongin sebentar, bisa?" Tanya Ridho lagi

Shabrina tidak menjawab tapi langsung berjalan menjauhi kawan-kawannya. Ridho mengekor Shabrina. Meninggalkan banyak tanda tanya diantara kawan-kawannya

"Ada apa?" tanya Shabrina
"Na. Kamu lagi deket sama Bara?"
"Emangnya kenapa?"
"Dia mantannya Bella"
"Iya aku tahu. Bara juga udah cerita. Masalahnya dimana, Dho?"
"Itu gak jadi masalah buat kamu? Itu gak membuat kamu terusik? Gak ada kecurigaan?"

Shabrina tertawa mendengar pertanyaan Ridho. Sedangkan Ridho merasa heran dengan reaksi Shabrina

"Dho. Mau Bara mantannya Bella atau bukan itu gak jadi masalah buat aku"

Ridho kehabisan akal untuk menjelaskan pada Shabrina. Hatinya menciut mendengar Shabrina ternyata sudah mengetahui bahwa Bara adalah mantan Bella, dan Shabrina terlihat biasa saja. Mungkin juga karena Bara sejak awal sudah jujur pada Shabrina

"Kalo memang Bara itu mantannya Bella, masalahnya dimana? Hubungannya sama aku apa? Aku tidak menjadi orang ketiga yang bikin mereka putus lho. Aku kenal Bara setelah dia putus sama Bella"
"Maksudku bukan gitu, Na"
"Trus apa, Dho? Jelasin aja. Gak perlu bertele-tele"
"Kemarin aku denger Bella dan Bara lagi berdebat. Bara dan Bella baru putus beberapa bulan lalu, dan dia deketin kamu karena awalnya Bella deketin aku yang membuat Bara mau bales dendam ke kamu"
"Bales dendam? Sama aku? Kok aneh ya? Kenapa Bara balas dendamnya ke aku? Kan yang dideketin Bella kamu Dho? Apa hubungannya sama aku? Kenapa aku jadi terlibat?"

Shabrina mencoba mengonfrontasi Ridho. Berharap Ridho mau jujur pada perasaanya, sama seperti yang dia ucapkan pada Gita kemarin. Di sisi lain, seluruh kalimat yang sudah Ridho siapkan, termasuk kejujuran yang ingin Ridho sampaikan mendadak buyar. Pertanyaan bertubi-tubi yang dilontarkan Shabrina dengan cukup emosional membuat nyalinya menciut. Semua kalimat yang sudah dia siapkan hilang begitu saja dari kepalanya

"Kasih aku alasan Dho kenapa Bara pengen balas dendam sama aku? Emang apa salahku sama Bara? Bukankah yang berurusan sama Bella itu kamu? Kenapa aku juga terlibat?"
"Gak gitu, Na. Aku cuma denger apa yang Bara bilang ke Bella"
"Stop, Dho. Kamu bertele-tele. Kamu gak bisa jelasin apapun ke aku. Semua urusanku biar aku sendiri yang urus" jawab Shabrina kemudian meninggalkan Ridho yang penuh tanda tanya. Kenapa Shabrina seperti ini lagi setelah sebelumnya situasinya mulai membaik?

Yang tidak Ridho ketahui adalah sebenarnya Shabrina sudah mendengar semua cerita tentang Bara dan Bella dari Gita. Tapi kali ini Shabrina kecewa karena Ridho tidak bisa menjelaskan apapun padanya. Ridho tidak berani menyampaikan kejujuran bahwa alasan Bara melakukan balas dendam padanya adalah karena perasaan suka Ridho pada Shabrina. Shabrina sudah mendengar semua cerita itu, dan cerita itu memang membuat Shabrina enggan menemui Bara setelah pertandingan hari ini. Shabrina dipenuhi rasa kecewa sekarang. Ekspektasinya mendengar kejujuran Ridho hancur seketika. Padahal dia berharap Ridho mau jujur lebih dulu, dan setelahnya dia juga akan jujur pada Ridho tentang bagaimana perasaannya.

Monofonir (Rizky Ridho Ramadhani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang