Chapter 12 - Turki

660 40 0
                                    

Grup chat official timnas mulai berbunyi semenjak ada informasi mengenai persiapan laga pertandingan persabahatan antara Indonesia melawan Afghanistan dan Myanmar di Turki. Seluruh official harus bersiap ke hotel besok pagi untuk persiapan TC. Shabrina mulai mengemasi barang-barangnya ke dalam koper. Setelah memastikan semua barang sudah ia bawa, ia menutup koper dan menaruhnya di dekat pintu.

Paginya Shabrina bangun saat adzan subuh berkumandang. Setelah selesai sholat, dia segera mandi dan bersiap-siap berangkat menuju ke kantor PSSI. Shabrina merapikan kamarnya, berusaha meninggalkan kamarnya dalam kondisi bersih dan rapi. Dia segera memesan taksi online untuk mengantarnya ke kantor. Dia memandang jalanan yang mulai ramai dengan orang-orang berangkat kerja. Dia tahu kali ini tidak ada Ridho dalam skuad timnas senior yang akan melakukan training camp. Kemarin juga Shabrina mendengar bahwa permainan Ridho dalam 2 laga sebelumnya melawan Australia kurang maksimal, jadi coach Shin memutuskan untuk mengistirahatkan beberapa pemain yang dirasa kurang maksimal

Sudah ada beberapa official yang sampai di kantor. Shabrina segera menyalami mereka satu per satu kemudian duduk di samping Jeje

"Udah dari tadi kak?" tanya Shabrina
"Belum. Baru 5 menit lalu"
"Oh syukurlah berarti aku gak telat"
"Enggaklah, kan janjian kumpul jam setengah 8, ini masih jam 7"
"Kan gak enak kak kalo coach Shin udah dateng tapi akunya belum gitu. Sungkan rasanya"
"Santai aja kali. Kaya baru pertama ikut coach Shin aja. Kan udah ikut di 2 pertandingan kemarin"
"Justru karena itu kak. Setelah ikut di 2 pertandingan kemarin aku tuh makin sungkan kalo sampe telat gitu. Kan coach Shin orangnya disiplin banget. Emang kalo kerja ikut orang korea harus pali pali ya. kerasa banget"
"Btw menurutku kamu udah lumayan bagus lho bahasa koreanya. Setidaknya bisa ngerti coach Shin ngomong apa"
"Masih yang simpel-simpel aja kak. Kadang juga kalo coach Shin ngomongnya panjang lebar aku juga bingung. Aku juga belum bisa ngomong yang ribet-ribet. Dan aku juga sama sekali gak ngerti tentang hangeul"
"Tapi menurutku udah lumayanlah. Les ya?"
"Enggak kak. Cuma karena sering nonton drama korea aja"
"Ohhh pantes. Suka K-Pop gak?"
"Suka. Aku suka salah satu boygroup"
"Apa?"
"BTOB kak"
"Ooo, tau aku, yang lagunya geuriwohada kan?" (Geuriwohada adalah lagu dari boygroup BTOB di dalam bahasa korea. Untuk internasional lagunya berjudul "Missing You")
"Iya bener kak"
"Emang bagus-bagus lagunya. Di korea mereka terkenal banget lho"
"Iya, sayangnya di luar korea mereka masih underrated"
"Kalah sama yang lebih banyak fans mungkin"
"Iya sih. Kemarin waktu 2018 mereka ke Indonesia aku nonton tau"
"Oh ya? Dimana?"
"Di kokas. Gak banyak sih yang nonton, kan orang Indonesia gak banyak yang tau"
"Sendirian nontonnya?"
"Aku ditemenin sama sepupuku waktu nonton. Masih kuliah kak waktu itu di Surabaya, gak boleh pergi-pergi sendiri kan. Apalagi ke Jakarta yang imagenya kak Jeje tau sendiri"

Tidak lama kemudian coach Shin datang jadi mereka langsung menuju ke hotel. Kali ini Shabrina satu kamar dengan fisioterapis baru karena tim humas berganti, bukan kak Olivia yang akan mengikuti agenda ini. Mas Asep membawa satu orang lagi tim fisioterapis untuk menggantikan kang Popon yang resign karena alasan kesehatan. Fisioterapis itu belum datang. Shabrina segera menuju ke lobby bersiap untuk latihan perdana. Satu per satu pemain sudah mulai muncul. Beberapa tos pada Shabrina seperti Arhan, Asnawi, Witan dan Dewangga. Mereka sudah akrab semenjak laga internasional di Dushanbe kemarin. Mereka mulai masuk ke bus satu persatu

Selesai latihan Shabrina masuk ke kamar. Sudah ada perempuan di sana

"Halo kak. Kenalin aku Gita"
"Eh iya halo. Aku Ina" kata Shabrina sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman
"Kak Ina dokter ya?"
"Iya aku dokter di sini" kata Shabrina "Kamu udah beres-beres?"
"Udah kak. Aku udah selesai beres-beres"
"Gantian aku ya"
"Iya kak silahkan"

Shabrina masuk ke dalam kamar mandi, bersih-bersih kemudian keluar menuju ke kamar. Gita sedang melakukan telepon, entah dengan siapa. Dia menuju ke kasur

Monofonir (Rizky Ridho Ramadhani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang