Chapter 42 : Pindah

828 62 14
                                    

Ridho sudah kembali ke hotel setelah pertandingan semalam, dia kaget ada yang menarik tangannya. Ridho menoleh ke belakang. Ada Bella disana, bersama dengan perempuan-perempuan yang pasti itu kawan-kawannya

"Mas" panggil Bella sambil tersenyum. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa

Asnawi yang awalnya berjalan bersama Ridho meninggalkan mereka karena tidak mau ambil pusing dan tidak ingin terlibat dalam drama-drama murahan dari Bella

"Mau foto bentar sama temen-temenku" kata Bella sambil masih memegang lengan Ridho

Ridho tidak menjawab dan menuruti saja. Kemudian setelah selesai dia berpamitan pada Bella dan kawan-kawannya, tidak mengucapkan sepatah katapun dan hanya membungkuk sedikit sesaat sebelum pergi

"Masa pacarmu pergi gitu aja, Bel?"
"Kan udah tengah malem, pasti capek dong. Main bola tuh capek banget lho. Dah yuk pulang aja" kata Bella pada teman-temannya
"Aneh sih, Bel"
"Mmmm, iya aku lagi agak berantem sama dia, tapi gapapa, besok juga membaik kok. Yuk balik" Bella beralasan

Dua temannya yang ada di belakang berbisik

"Kemarin aku lihat waktu pacarnya si Bella main bola kok pas ngegolin selebrasinya bikin huruf S gitu ya pakai tangan? Kan si Bella gak ada huruf S di namanya? Tadi juga kan?"
"Aku juga curiga waktu hari ini lihat si Ridho itu kok cuek banget. Maksudku, mau lagi berantempun rasanya aneh banget kalo sampai sedingin itu. Trus yang bikin aku makin bertanya-tanya adalah, masa Bella pacaran sama Ridho tapi gak pernah pakai jersey Ridho? Sedangkan pasangan-pasangan pemain timnas kalo nonton pada pake jersey lakinya lho. Masa iya gak dikasih sama sekali? Masa iya berantem mulu sih sampai gak dikasih jersey?"
"Atau jangan-jangan Bella halu?"
"Bisa jadi, kayanya dia halu semenjak putus dari Bara"
"Tapi dia bilang dia yang ninggalin Bara kan? Dia yang minta putus kan?"
"Entahlah. Rasanya aku jadi ragu sama semua omongan Bella"

Bella yang berjalan di depan kemudian ditarik tangannya

"Bel. Gak usah buru-buru deh" kata Diandra, salah satu kawannya
"Keburu malem" jawab Bella lagi

Dia tahu, saat ini pasti kawan-kawannya sedang berbisik tentang dia dan Ridho. Entah kenapa semua hal tidak berjalan sesuai keinginannya. Ridho ternyata semakin dingin. Bella merasa sudah hilang muka di depan kawan-kawannya

** ** ** ** **

Ridho berjalan menuju ke mobil Shabrina yang sudah berada di parkiran. Dia segera masuk ke kursi kemudi

"Pagi Shabrinakuuuu" panggil Ridho dengan ceria begitu masuk ke mobil
"Morning" sapa Shabrina agak lesu
"Sakit ya?"
"Enggak. Agak ngantuk aja karena nurutin bapak Ridho yang pengen ketemu pagi ini"
"Hehehehe. Maaf ya. Aku keburu pengen cerita, terlalu excited, pengen kamu orang yang pertama denger dua kabar ini setelah keluargaku" kata Ridho sambil menjalankan mobil pelan
"Apa itu?"
"Yang pertama pasti kamu udah tau kalo aku dipanggil TC di timnas U22 Sea Games kan?"
"Iya aku ada waktu rapat, tapi sengaja gak bilang kamu. Biar kamu tahu langsung dari federasi. Yang kedua apa?"
"Mungkin, sebentar lagi akan ada kabar kalau aku gak pulang ke Surabaya setelah Sea Games selesai"
"Maksudnya?"
"Aku udah ada kesepakatan sama salah satu klub di luar Persebaya. Dan kemungkinan, minggu depan kesepakatan akan ditanda tangani"
"Kamu pindah klub?"
"Iya. Ke Persija"
"Jakarta?" tanya Shabrina dengan mata berbinar

Ridho menepikan mobil di parkiran GBK yang tidak begitu banyak orang. Ridho menarik rem tangan kemudian mengambil tangan kanan Shabrina dengan kedua tangannya

"Info ini belum ada yang tahu selain manajemen Persebaya, manajemen Persija, orang di agenku, keluargaku, dan terakhir kamu. Sekarang masih negosisasi, tapi aku berharap, semoga kesepakatan apapun yang akan terjadi, menjadi hal yang baik untuk aku kedepannya"
"Beneran di Persija?"
"Beneran"
"Berarti kamu bakalan menetap di Jakarta?"
"Iya. Lebih sering ketemu kamu. Rencana aku dikontrak sampai 2026" kata Ridho mengusap pipi kanan Shabrina dengan tangan kirinya. Shabrina membalasnya dengan senyuman manis

Ridho merasa semakin hari dia semakin dalam mencintai Shabrina. Senyumnya, sikapnya, tutur katanya, semua berhasil membuat Ridho jatuh hati. Dia begitu mencintai perempuan yang ada di hadapannya ini. Dia mengelus kepala Shabrina yang tertutup hijab

"Tapi apa kamu baik-baik saja pergi dari Persebaya?" tanya Shabrina
"Di satu sisi memang berat meninggalkan klub yang sudah membesarkan namaku, tapi life must go on. Kita boleh memilih pilihan yang sekiranya lebih baik kan? Aku gak mau terus berada di zona nyamanku. Persebaya itu rumahku, semoga suatu saat nanti aku bisa kembali kesana dengan versi Rizky Ridho yang lebih baik. Semoga" kata Ridho "Oh ya aku lupa sesuatu"
"Apa?"
"Kemarin Bella sama temen-temennya dateng nonton timnas. Setelah itu mereka dateng ke hotel. Disana Bella minta foto bareng temen-temennya. Maaf aku gak izin kamu dulu waktu itu. Aku juga gak nyangka bakalan ada Bella disana setelah kejadian kemarin, dia datang seperti gak pernah terjadi apa-apa sebelumnya"
"Terima kasih kamu sudah menjelaskan ini. Ini Ridho yang aku mau, Ridho yang selalu jujur sama aku, Ridho yang akan selalu datang dan menjelaskan padaku secara langsung" kata Shabrina bergantian mengusap pipi kiri Ridho dengan tangan kanannya "Aku udah tau dari Gita semalem, Arhan kirim foto kamu lagi dikerubungin cewek-cewek ke Gita. Tapi aku menunggu kamu sendiri yang akan bilang sama aku. Aku gak peduli apa kata orang, aku cuma percaya sama Ridho. Mau orang bilang apa aku gak peduli, yang penting apa yang aku lihat sendiri dan apa yang dibilang pasanganku. Terima kasih untuk semua kejujuranmu. Semoga kamu akan terus seperti ini ya"

** ** ** ** **

Hari ini latihan terakhir sebelum laga uji coba besok melawan Bhayangkara FC. Shabrina dan Gita menemani latihan di tepi lapangan. Gaya melatih coach Shin dan coach Indra memang berbeda, tapi Shabrina yakin keduanya punya keinginan yang sama untuk memajukan persepakbolaan Indonesia. Latihan kali ini lebih ke latihan taktik untuk menghadapi Bhayangkara. Semenjak bulan puasa, latihan digelar malam hari. Untuk pagi sampai siang lebih banyak latihan-latihan ringan. Selesai latihan sambil beristirahat, semua berkumpul di lapangan

"Selamat malam seluruh pemain, official dan tim medis. Alhamdulillah kita sudah menyelesaikan latihan hari ini. Seluruh pemain juga dalam kondisi baik dan prima. Terima kasih untuk kesungguhan seluruh pemain. Coach minta jangan turunkan level semangat kalian, kalau bisa terus naikkan sampai kita bisa memenangkan emas dalam turnamen Sea Games nanti" kata coach Indra dan semua mengaminkan "Selanjutnya, pada kesempatan malam hari ini, coach akan memberikan pengumuman bahwa kami semua tim pelatih mempercayakan tim ini untuk dipimpin oleh Rizky Ridho"
"Siap coach" jawab Ridho tegas
"Bawa tim ini melaju dan terbang lebih tinggi Dho. Tebus kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat di Sea Games sebelumnya dan untuk kalian seluruh pemain, Ridho adalah perpanjangan tangan coach di lapangan. Dengarkan instruksi yang disampaikan Ridho di dalam lapangan dan tolong bantu dia agar bisa mengemban tugasnya dengan baik. Selanjutnya untuk wakil kapten adalah Witan Sulaeman dan Dewangga"

Setelah mendapatkan pengumuman itu Ridho menatap Shabrina diikuti anggukan dari kepala Shabrina. Dia sungguh bangga dengan Rizky Ridho Ramadhani yang ada di depannya saat ini. Dia tidak menyangka bisa menyaksikan momen-momen ini tepat di depan matanya

Malam hari selanjutnya, mereka sudah bersiap di Stadion Madya untuk laga kontra Bhayangkara FC. Shabrina bersiap di bench bersama dengan Gita. Akhirnya Gita bisa duduk di bench setelah sekian lama harus duduk di bangku penonton

"Sukses untuk debut perdananya" kata Shabrina pada Gita
"Cuma laga uji coba, tertutup lagi"
"Gapapa. Suatu saat kan naik level"

Coach Shin juga datang menyemangati seluruh pemain dan official

"Annyeonghaseyo seonsaengnim" kata Shabrina begitu bertemu coach Shin (Selamat malam)
"Aaaa, nae ttal" kata coach Shin sambil menepuk-nepuk punggung Shabrina (Aaaa, anak perempuanku) "I'll leave my daughter here, take care of her okay?" kata coach Shin kepada tim pelatih coach Indra (Aku titip anak perempuanku, jaga dia ya?)

Coach Shin naik ke tribun diikuti coach Indra dan mereka berdua mulai berbincang. Setelah latihan selesai, pemain kembali ke ruang ganti dan coach Indra turun ke bench

Pertandingan dimulai dengan intensitas sedang, tidak terjadi benturan-benturan antar pemain yang fatal. Beckham membuat satu gol ke gawang Bhayangkara yang bertahan sampai turun minum babak pertama. Bagas Kaffa memanggil Shabrina dan Gita

"Kenapa Gas?" tanya Shabrina
"Ketarik kak" katanya
"Mas Leo tolong" panggil Shabrina pada pemijat yang baru saja bergabung untuk melakukan pijatan pada Bagas bersama dengan Gita

Pertandingan babak kedua dimulai. Jual beli serangan masih dilancarkan. Dan hasilnya kedudukan 1 - 0 tidak berubah untuk kemenangan timnas U22

Monofonir (Rizky Ridho Ramadhani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang