1. Perjanjian Dengan Penyihir

1.8K 48 2
                                    

Triana

Senyum merekah di bibir hitam pekat itu. Pipi tirus dengan hidung dan dagu lancip membuat wajah penuh keriputnya terlihat panjang. Rambut putih tipisnya tidak ditutupi topi lusuh kali ini, hanya untuk membuatnya terlihat lebih mengerikan.

Triana, seorang gadis berambut blonde terang, berdiri di sisi ruangan berantakan dan berbau tidak sedap itu. Ia adalah kebalikan dari penyihir di sebrangnya. Tubuh moleknya yang terbalut gaun cantik penuh bordiran rumit, mengeluarkan wangi bunga-bungaan dan buah-buahan kering. Kedua matanya menggambarkan langit cerah di musim semi.

“Kecantikan abadi?” Kekehan berbau busuk lepas dari bibir yang mengurung barisan gigi runcing kehitaman.

Suara melengking itu membuat Triana tersontak dari fokusnya memperhatikan kondisi rumah kecil reot itu. Bahkan ia yakin kandang ayam di peternakan pamannya jauh lebih bagus dari tempat ini.

Kedua tangan saling mengait, Triana mengangguk cepat. “I-itu benar. Bisakah... kau melakukannya?”

“Pertanyaanmu merendahkanku, nona muda. Aku bahkan terkejut kau dan puluhan pengawalmu bisa mencapai rumahku! Hihihihi…” Penyihir kurus dan bungkuk itu bangkit dari kursi goyangnya. “Bukankah perjuangan kerasmu menyatakan bahwa hanya aku penyihir terhebat di sini?”

“Kau benar, nyonya. Kau adalah yang terhebat; Setidaknya itulah yang ibuku katakan,” Gumam Triana.

“Hm...” Penyihir tersebut melirik Triana. Ia melangkah menghampirinya dan berdiri tepat di depan wajahnya.

Jari telunjuk penyihir itu terangkat dan menyentuh dagu Triana dengan kukunya yang runcing dan kotor. “Siapa namamu tadi?”

Menahan napas, gadis itu meneguk liurnya dan menjawab, “Triana. Triana Rexa Galev.”

“Oh… nama yang cantik untuk gadis yang cantik,” Penyihir itu tertawa seraya berlalu melewati Triana.

“Suamiku adalah Duke Stevanus Galev. Ia telah membantu banyak peperangan dan adalah salah satu kesayangan raja.” Jelas seorang wanita paruh baya anggun yang berdiri di samping Triana.

“Mengesankan. Namun… apakah aku bertanya? Hihihi…” Jawab penyihir itu.

Triana melirik ibunya yang memiliki ekspresi kengerian yang sama dengannya. Penyihir itu sungguh aneh, bahkan lebih aneh dari kabar yang beredar.

“Jadi, apakah kau bisa mengabulkannya untuk putriku? Kami akan memberikan imbalan yang sangat memuaskan untukmu,” Ucap ibu Triana. Namanya adalah Catherine Rovenia Galev.

“Uang. Uang dalah kebahagiaan; Itulah yang selalu kalian, orang-orang serakah andalkan. Bahkan kecantikan itu …” Si penyihir menoleh pada Triana. Ia tersenyum lebar. “… kau menggunakannya untuk memperoleh kebahagiaan, benar?”

Ucapan sang penyihir membuat Triana menggigit bibir bawahnya. Ia tidak tahu ini adalah kebetulan atau apa, namun ia memang baru saja menyadari hal tersebut.

Terlahir dengan kecantikan mempesona membuat banyak orang mengagumi Triana, bahkan ketika ia masih bayi. Seorang raja langsung membuat perjanjian dengan ayah Triana untuk menikahkannya dengan pangeran ke-tiganya ketika Triana telah berusia 19 tahun. Sayangnya, hingga di usianya yang ke-21, pangeran itu tidak kunjung kembali dari misi besarnya menakhlukan kerajaan negri sebrang.

Ibu, kakak-kakak, tante, dan ayahnya sendiri berkata kepada Triana bahwa ia tengah berada di masa puncaknya. Namun layaknya sekuntum bunga, itu tidak selamanya mekar. Setelahnya, ia akan menguncup dan layu.

Jika kecantikan Triana layu ketika pangeran kembali, pangeran mungkin akan membatalkan pernikahan mereka karena tidak puas pada rupa Triana yang tidak lagi seperti harapannya. Ia akan mencari wanita yang lebih muda dan cantik. Di saat itu terjadi, seluruh harapan keluarga Galev akan runtuh.

Dikutuk Bersama Tuan VampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang