Lima: Dekap

709 36 2
                                    

Jakarta, Indonesia

PAGI - RUMAH - KAMAR DAMAR

- 'Mari bermain!' -

Tulisan tinta merah pada kertas yang membungkus batu dengan ukuran cukup besar, sengaja dilempar ke arah kamar Damar dan memecahkan salah satu sisi kecil jendela kacanya. Dengan cepat Damar kemudian membuang batu tersebut dan membakar kertas ancaman yang diterimanya. Damar pun semakin merasa tidak gentar menghadapi ancaman serupa, ingin sekali rasanya menyelesaikan misi tersebut dengan tuntas. Meski tak bisa dipungkiri bahwa ketakutan terhadap keselamatan Ian dan Aca masih ada.

SORE - SMA NUSANTARA - PARKIRAN

Setelah beberapa hari tidak masuk sekolah, Ian akhirnya baru bisa masuk sekolah lagi hari ini. Tadi pagi sebenarnya Ian menjemput Naya, namun sepanjang perjalanan ke sekolah Naya diam saja. Bahkan ketika sampai di sekolah, Naya tetap diam tanpa kata dan langsung pergi meninggalkan Ian menuju kelasnya.

Tiba saat bel pulang sekolah berbunyi dan Ian sedang menunggu Naya di parkiran. Tak lama kemudian Naya terlihat menghampiri Ian yang sudah duduk diatas motornya.

"Kok masih cemberut sih, masih marah ya?" Tanya Ian.

"Ya kamu mikir aja, aku masih marah gara-gara kamu ngga ngabarin aku kalo kamu abis kecelakaan ya. Parahnya lagi aku taunya dari Bang Damar." Ucap Naya dengan muka datar.

"Yaa itu kan biar kamu tetep fokus ikut olimpiadenya sayang. Aku ngga mau kalo pas aku kabarin, kamunya malah kepikiran. Udahan ya ngambeknyaa? Pleaseee." Jelas dan bujuk Ian.

"Ada syaratnya." Ucap Naya yang masih cemberut.

"Apa Cantik? Apa?" Tanya Ian dengan lembut dan tersenyum gemas.

"Es krim, choco-mint." Ucap Naya.

"Kedai Kalila?" Tanya Ian memastikan.

"Ya." Singkat Naya.

"Yaudah nih pake dulu helmnya, kepala kamu sama aspal masih lebih keras aspal soalnya." Gurau Ian sambil memberikan helm pada Naya.

"Masih sempet bercanda, aku gebug kamu ya." Ucap Naya.

"Wuiss garangnya.." Ucap Ian yang pura-pura takut tapi gemas dengan ucapan Naya.

"Udah siap Cantik?" Lanjut Ian.

"Hmm." Gumam Naya.

"Pegangan ya. Okey let's gooo." Ucap Ian dengan membonceng Naya yang kemudian menuju Kedai Kalila, tempat es krim favorit Naya dan Ian.

SORE - KEDAI KALILA

Sesampainya ke Kedai Kalila, Ian langsung memesan satu es krim rasa choco-mint untuk Naya dan satu es krim rasa pistachio-rose untuk dirinya. Setelah itu mereka berdua duduk di lantai dua kedai tersebut, memakan es krim, berbincang, dan menikmati pemandangan kota dari atas.

Namanya juga perempuan, mood Naya seketika berubah 180 derajat saat menikmati es krim kesukaannya. Ian pun turut bahagia dan lega karena Naya tidak marah lagi padanya.

"Sumpah ya aku penasaran sama rasa choco-mint kesukaan kamu itu, emang rasanya gimana sih?" Tanya Ian penasaran.

"Mau coba? Nihh cobain, enak tau." Ucap Naya yang menyuapi satu sendok es krim pada Ian.

Raut wajah Ian seketika berubah saat merasakan es krim itu di mulutnya.

"I-ini rasanya emang kayak balsem gini ya Nay?" Ucap Ian yang ternyata tidak begitu menyukai rasa choco-mint.

"Sembarangan kayak balsem, ini enak banget tau! Fresh gitu di mulut." Ucap Naya menyangkal pendapat Ian.

"Emang punya kamu seenak apa? Sini coba." Tantang Naya yang kemudian menerima suapan satu sendok es krim rasa pistachio-rose.

LUKA LARUT MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang