Jakarta, Indonesia
PAGI - SAFE HOUSE BARU
Pagi ini Damar dan Ian memulai hari seperti biasanya meski tidak di rumah mereka sendiri. Semua penghuni sudah bangun dan siap untuk beraktivitas, bersikap seperti tidak ada yang terjadi kemarin saat larut malam.
Suara pemutar vinyl digital yang memutar lagu It's Now or Never - Elvis Presley menemani suasana pagi di safe house baru.
"Sarapan dulu semua." Ajak Damar untuk sarapan bersama di meja makan.
"Widihh bisa masak juga lu ternyata." Kagum Aji pada Damar.
"Wetsss bukan lagi. Di Masterchef ada Lord Kiki, di keluarga kita ada Lord Damar hahaha. Jago banget abang Ian inii." Ucap Ian dengan bangga merangkul Damar dan mengundang gelak tertawa.
"Emangnya kamu ngga jago masak?" Tanya Bima pada Ian.
"Dia kalo masak tuh ngaco Ndan. Bikin nasi goreng seporsi, garemnya sebungkus." Sahut Damar yang lagi-lagi membuat semua tertawa terbahak.
"Yaa kurang lebih kita sama lah Ian hahaha. Eh iya, handphone lu mana Ian?" Ucap Aji.
"Buat apaan? Mau diapain bang?" Tanya Ian.
"Bawel lu, udah buruan mana." Ucap Aji memburui dan Ian mengambil handphonenya yang masih berada dalam box khusus setelah beberapa hari tak menyentuhnya sama sekali.
Perlu diketahui bahwa setiap anggota memiliki dua handphone, satu untuk personal dan satunya lagi khusus untuk pekerjaan. Setiap handphone dilengkapi dengan Nano Techno Chip, teknologi anti sadap. Jadi anggota bisa dengan leluasa pergi kemana tanpa takut dilacak dan diikuti oleh musuh saat sedang melakukan penyelidikan.
Kini hal itu juga berlaku pada handphone Ian yang dipasangi Nano Techno Chip oleh Aji.
"Dikasih gitu biar apa bang?" Tanya Ian pada Aji.
"Biar byurr." Gurau Aji.
"Yeeuuu, beneran nanya inii." Ucap Ian.
"Ngga ngga, bercandaa. Ini tuh intinya buat anti sadap Ian." Jelas Aji.
"Ohh gitu, tapi kalo misal Ian ngechat Naya, nanti bisa kelacak ngga kalo handphonenya Naya disadap?" Lanjut Ian bertanya.
"Ngga bakal, jadi mau chat siapa aja amann." Jawab Aji.
"Lagian mau ngechat siapa aja sih, temen kamu kan dikit." Sahut Damar.
"Idihh sok tau abang, tau dari mana temen Ian dikit?" Ucap Ian.
"Perlu banget abang jawab?" Ucap Damar dengan santai.
"Mmm si paling intel. Eh tapi abang ngga bacain chatku sama Naya kan?" Ucap Ian yang sesaat lupa bahwa kakaknya adalah agen rahasia.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA LARUT MALAM
Ficção GeralMalam yang semakin larut biasanya terasa menenangkan untuk beristirahat sejenak melepas penat dari berkegiatan sehari penuh. Namun kini larut malam justru selalu terasa menghantui setiap rentang waktu itu tiba. Itulah yang dirasakan oleh kakak berad...