Jakarta, Indonesia
PAGI - RUMAH - KAMAR IAN
Pagi hari ini entah mengapa cahaya matahari terasa lebih terik dari biasanya, membuat Ian terbangun dengan sendirinya dan segera mencuci muka. Setelah itu ia memutuskan untuk turun ke dapur dan mencari air putih.
PAGI - RUMAH - DAPUR X TEMPAT MAKAN
"Eh pagi Kak Aca!" Sapa Ian kepada Aca, kekasih dari Damar.
"Pagi Ian, kebiasaan kalo hari libur pasti malemnya begadang kan? Sampe bangunnya kesiangan." Tanya Aca yang membuat Ian hanya terkekeh mendengarnya.
"Abang mana kak?" Tanya Ian yang mencari keberadaan Damar.
"Damar di ruang kerjanya, katanya mau nelfon seseorang, ada urusan sebentar." Jawab Aca.
Aca yang sedari tadi memasak kini tengah mempersiapkan sarapan untuk dirinya, Damar, dan Ian.
"Nih nasi goreng Jawa spesial buatan kaki tangan Kak Aca." Ucap Aca yang menghidangkan makanan favorit kakak beradik tersebut.
"Agak serem yaa, kaki ikutan masak." Balas Ian sambil tertawa kecil.
"Yaa kan kalo lagi masak berdiri pake kaki hehe." Jawab Aca dengan tertawa.
"Iya juga yaa." Ucap Ian yang ikut tertawa.
Tak lama kemudian, orang yang baru saja mereka bicarakan datang dan ikut bergabung di meja makan untuk sarapan.
"Aroma harumnya sampe kecium dari ruang kerja, ternyata bener abis masak nasi goreng Jawa." Ucap Damar sambil mendudukkan dirinya di kursi meja makan.
"Hafal banget yaa." Goda Ian pada Damar.
"Iyaa dong, masakan sama orangnya sama-sama harum." Jawab Damar.
"Ohh jadi menurut kamu aku bau nasi goreng Jawa? Iya? Gitu?" Balas Aca dengan nada sedikit kesal yang pura-pura mengerjai Damar.
"Eh ngga gitu Aca sayang. Maksudnya aku tuh ngga cuma hafal bau parfum kamu doang, tapi sampai bau masakan kamu pun aku tau, hafal gitu." Ucap Damar yang sedikit panik.
Tawa Aca tidak dapat ditahan lagi, ternyata dia berhasil mengerjai Damar hingga terlihat panik.
"Hahaha lucu banget muka kamu sayang, harusnya aku foto tadi hahaha." Jawab Aca.
"Ish kebiasaan nih, suka ngerjain. Dah lah badmood aku." Ucap Damar datar sambil melipat tangannya di atas meja makan.
"Astaga bayi gede ngambekan, ngga malu apa sama Ian. Yaudah sini aku suapin gimana?" Bujuk Aca pada Damar agar tidak kesal.
"Aaa." Damar langsung membuka mulutnya dan siap menerima suapan dari Aca.
"Hmm telfon Naya ahh suruh dateng kesini nyuapin aku juga, ada aja pagi-pagi gini liat pemandangan suap-suapan. Apaan banget dah nih orang dua." Ucap Ian yang merasa menjadi nyamuk diantara Damar dan Aca.
"Yeeuuu iri aja. Iri tanda tak mampir." Balas Damar.
"Mampu sayang, bukan mampir." Aca membenarkan ucapan Damar.
"Ohh itu yang bener yaa hahaha." Jawab Damar yang kemudian diiringi tawa seisi meja makan.
Hari Minggu adalah hari libur yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu senggang di rumah. Biasanya Naya juga datang ke rumah, tetapi kali ini ia sedang mengikuti kompetisi debat di Bandung selama beberapa hari. Sedangkan bagi Aca sendiri, rumah ini adalah rumah keduanya. Damar maupun Ian sudah sangat mempercayai Aca untuk memiliki akses rumah juga, karena mereka paham dengan keadaan yang dialaminya.
![](https://img.wattpad.com/cover/357087347-288-k77939.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA LARUT MALAM
Ficción GeneralMalam yang semakin larut biasanya terasa menenangkan untuk beristirahat sejenak melepas penat dari berkegiatan sehari penuh. Namun kini larut malam justru selalu terasa menghantui setiap rentang waktu itu tiba. Itulah yang dirasakan oleh kakak berad...