Enam Belas: Titik

339 22 2
                                    

Jakarta, Indonesia

SORE - MARKAS PUSAT - RUANG PENGAWASAN

Di dalam ruang interogasi terdapat cermin dua arah yang terhubung dengan ruang pengawasan di satu sisi cermin. Jadi orang yang diinterogasi tidak dapat melihat siapa di balik ruang pengawasan, tetapi orang yang ada di ruang pengawasan bisa melihat siapapun atau apapun yang terjadi di ruang interogasi.

Di ruang interogasi sudah ada Juna yang duduk menunggu dengan wajah datar namun terkesan tenang. Sedangkan di ruang pengawasan terdapat Damar, Aji, dan Komandan Bima yang bersiap-siap akan melakukan interogasi pada Juna.

"Aji, soal rekaman CCTV yang gua minta tolong sama lu buat diperbaiki resolusinya gimana?" Tanya Damar.

"Untung lu ingetin, gua langsung kerjain aja sekarang. Nanti kelar interogasi juga udah selesai." Jawab Aji.

"Oke deh, makasih ya Ji." Ucap Damar.

Waktu menunjukkan pukul 15.30, yang artinya Ian sudah pulang dari sekolahnya dan sudah berada di safe house.

"Eh iya Ji, tolong cek lokasi Ian dong. Udah di safe house apa belom. Kok perasaan gua ngga enak ya." Damar meminta tolong.

"Bentar yaa, gua cek dulu." Ucap Aji dan langsung mengecek melalui handphone Ian.

"Nih lokasi dia udah di safe house." Ucap Aji sambil menunjukkan layar gadgetnya pada Damar.

"Ohh oke oke deh. Yaudah yuk langsung interogasi aja. Izin ya Ndan." Ucap Damar.

"Ya, silahkan dimulai." Bima memberi izin.

SORE - MARKAS PUSAT - RUANG INTEROGASI

Keduanya telah memasuki ruang interogasi dan duduk berhadapan dengan Juna.

"Selamat sore, Saudara Juna." Ucap Damar.

"Baik, sekarang sesi interogasi pertama dengan Saudara Arjuna Radiatama diawali pada pukul 15.35." Aji menandai dimulainya sesi interogasi yang direkam.

"Formal banget." Ucap Juna tiba-tiba dengan santai.

Kalimat tersebut membuat Damar kesal, namun ia berusaha menghiraukan ucapan Juna dan tetap profesional dalam menjalankan interogasi.

"Saudara Juna, apa yang anda lakukan pada pagi hari di tanggal 28 November 2023?" Tanya Damar mengalihkan pembicaraan.

"Emang boleh langsung jadi kayak orang yang ngga saling kenal gini?" Ucap Juna yang lagi-lagi membuat Damar kesal.

"Tolong beri jawaban yang sesuai dengan pertanyaan kami." Tegas Damar dan Juna memilih untuk diam dengan melipatkan kedua tangannya.

"Oke, jika tidak mau menjawab akan saya beri tunjuk saja." Lanjut Damar yang menampilkan beberapa barang bukti.

"Sebelumnya, apakah benar jaket varsity ini milik anda?" Tanya Damar sambil memegang sebuah jaket. Namun tidak dijawab oleh Juna

Barang bukti yang dipaparkan antara lain rekaman CCTV saat Ian kecelakaan diserempet oleh terduga Juna dan hasil lab kecocokan sidik jari Pak Oka pada jaket varsity milik Juna yang ditemukan di atas plafon kamarnya.

"Kecocokannya 100% dengan sidik jari beliau, robek di bagian kantong sebelah kiri karena jaket anda sempat ditarik oleh beliau. Kami menemukan ini di atas plafon kamar anda, apa bisa anda jelaskan mengapa? Kenapa disembunyikan?" Jelas Damar.

Juna hanya diam dengan wajah datar menatap Damar.

"Baiklah, kalau anda tidak mau menjawab, kami akan menanyakan hal lain. Kemudian pada sore hari di tanggal 7 Desember 2023 anda dimana?" Aji bertanya mengenai percobaan penculikan pada Ian, sedangkan Juna masih diam.

LUKA LARUT MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang