Tiga Puluh Empat: Pulih

293 30 12
                                    

Jakarta, Indonesia

MALAM - PELABUHAN UTARA

"Iyaa Mar, makanya lu bertahan yaa. Biar lu bisa nikah sama Aca, terus dateng ke wisuda Ian. Okey? Lu tetep sadar ya- Mar! Hei!" Ucap Aji yang berusaha menguatkan Damar yang perlahan kehilangan kesadarannya.

"Anjing! Ini bantuan medis mana sih?!" Teriak Aji yang kesal.

Tiba-tiba datang mobil SUV hitam ke arah mereka dan turun dua orang yang Aji kenali.

"Langsung bawa ke mobil aja Ji, nunggu ambulance lama." Ucap Elang dan Aji mengangguk.

"Sini gua tekan lukanya." Sambung Naren yang membawa handuk kecil.

"Oke, sekarang bantu gua angkat Damar." Ucap Aji.

"Naren sama Damar di seat belakang, lu di depan sama gua." Perintah Elang pada Aji.

Mereka kemudian mengangkat Damar yang sudah tidak berdaya ke mobil dan setelah itu Aji sempat kembali sebentar untuk memberi instruksi pada Gio.

"Ayu aman ngga kalo nunggu ambulance?" Aji bertanya pada Ayu.

"Aman Ji, lu duluan aja bawa Damar. Ada Gio yang nemenin gua." Ucap Ayu dan Gio mengangguk.

"Oke, Sadam gua mau lu yang handle tindakan lanjut misi malem ini. Amanin para tersangka yang tersisa sama barang buktinya juga. Dan hubungi Komandan segera!" Perintah Aji melalui earpiece.

"Siap!" Sanggup Sadam.

Aji langsung lari masuk ke dalam mobil yang dengan segera menuju rumah sakit terdekat.

MALAM - MOBIL - PERJALANAN

"Gua kabarin siapa dulu nih?" Tanya Aji.

"Om Jusuf." Jawab Elang.

Aji kemudian menelfon Papa Jusuf.

"Assalamualaikum, halo Om." Aji mengawali.

"Waalaikumsalam, ada apa Aji?" Tanya Papa Jusuf.

"Saya mau kasih tau kalo Damar tadi kena tembak pas misi penggrebekan dan ini kita lagi perjalanan ke RS. Adijasa karena itu yang paling dekat Om." Ucap Aji dengan nafas yang tak beraturan.

"Baiklah, saya segera menuju kesana." Pesan Papa Jusuf yang langsung mengakhiri panggilan tersebut.

Sementara Naren di seat belakang masih menekan luka Damar.

"Agak ngebut lagi Lang." Ucap Naren.

"Oke, ini bentar lagi nyampe kok." Balas Elang.

MALAM - RS. ADIJASA - IGD

Setelah sampai di lobby IGD rumah sakit tersebut, Elang langsung turun dari mobil dan lari menghampiri dokter serta perawat yang bertugas saat itu.

"Dok tolong temen saya dok! Dia harus segera dioperasi!" Ucap Elang memburui.

"Siapkan brankar dan ruang operasi sekarang!" Perintah Dokter.

Kemudian Dokter dan dua perawat berlari dengan membawa brankar mengikuti Elang yang kembali ke mobil.

Lalu dengan sigap Aji membukakan pintu mobil dan dibantu dokter beserta perawat untuk memindahkan Damar pada brankar.

"Aba-aba dari saya ya, 1 2 3." Dokter memberi aba-aba yang diikuti oleh Elang, Aji dan Naren.

Mereka segera lari membawa Damar yang sudah di brankar menuju ruang operasi.

"Ini temennya kenapa Mas?" Tanya Dokter.

"Temen kami tertembak sekitar 15 menit yang lalu. Sedari tadi sudah saya tekan lukanya biar dia ngga kehilangan banyak darah dan untungnya no exit wound, dok." Jawab Naren.

LUKA LARUT MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang