Tujuh: Kalut

472 28 0
                                    

Jakarta, Indonesia

SIANG - PABRIK GULA HAGEN

"Juna?" Batin Damar yang benar-benar merasa dikhianati oleh teman sekaligus rekan kerjanya sendiri. Seakan tidak percaya dengan fakta yang terpampang di depannya.

Damar pun meraih handphonenya dan mendokumentasikan apa yang dilihatnya sebagai bukti penyelidikan. Ia sangat berusaha untuk menahan diri dan mengontrol emosi agar tidak gegabah dalam bertindak.

Tak lama kemudian, Juna kembali mendapat panggilan telfon.

"Nanti akan Juna urus 'Pak'. Sekarang Juna sedang mencari tahu juga dimana keberadaan mereka." Ucap Juna.

"'Bapak' tenang saja, Juna tidak akan mengecewakan 'Bapak'." Lanjut Juna yang mengakhiri panggilan dan pergi meninggalkan tempat tersebut.

Damar yang masih berusaha mencerna pun diam di tempat sementara untuk berpikir sejenak. Petunjuk yang didapatnya kali ini sangat membantunya untuk menentukan strategi selanjutnya. Tak ingin amarah sepenuhnya menyelimuti dirinya, Damar kemudian segera pergi dari tempat tersebut dan menuju ke salah satu coffee shop di dekat daerah safe house.

SIANG - SAFE HOUSE - STUDIO MUSIK

Tok.. Tok.. Tok..

"Iya masuk." Ucap Ian yang masih sibuk memainkan gitar akustik dan mengulik sebuah lagu.

Ceklek..

"Wihh udah pro banget nih kayaknya mainin gitar." Ucap Gio yang memasuki studio musik bersama Lana.

"Mana asik banget dari tadi pagi." Imbuh Lana.

"Hehe Ian masih belajar kok, belom jago." Ucap Ian.

"Masih belajar aja kayak gitu, gimana kalo udah jago." Balas Lana.

"Eh iya, kita belom kenalan loh. Aku Gio dan ini Lana." Ucap Gio memperkenalkan sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"Adrian, panggil aja Ian. Salam kenal ya Bang Gio sama Kak Lana." Balas Ian yang menyalami Gio dan Lana.

"Lagi ngulik lagu apa sih?" Tanya Lana.

"Ohh ini, The Thrill Is Gone dari B. B. King kak." Jawab Ian.

"Busett tua juga ya referensi kamu." Ucap Gio.

"Hahaha Bang Damar tuh yang ngeracunin lagu-lagu kayak gini bang." Balas Ian yang merasa senang Gio dan Lana mengetahui tentang referensi musiknya.

"Iya juga sih, kadang suka lupa kalo kamu sama Damar bedanya 10 tahun. Hati-hati ketularan tua kamu nanti hahaha." Ucap Lana sambil tertawa.

"Oiya, leher kamu gimana? Masih sakit?" Tanya Gio.

"Jauh lebih mendingan sih bang daripada kemaren sama pagi tadi." Jawab Ian.

"Ohh yaudah, ini bentar lagi Dokter Naren dateng buat periksa keadaan kamu lagi." Ucap Lana.

"Nah jadi sekarang udahan dulu. Istirahat main musiknya, nanti malem dilanjut lagi Be." Ucap Gio.

"Ihh sumpah ya, emang mukaku semirip itu sama Abe?" Balas Ian.

"Hahaha tapi iyaa loh, muka kamu tuh kayak Abe." Jawab Lana.

"Tapi kalo aku Abe, berarti Kak Lana itu Mami Stego, terus Bang Gio itu Papi Beni gitu? Hahaha." Ucap Ian yang membuat mereka tertawa bersama.

SORE - CAFE KOPI TERAS

Tiba di coffee shop, Damar langsung memesan kopi favoritnya. Kopi Susu dengan Sirup Rum yang menurutnya memiliki aroma dan rasa yang unik. Tak lupa ia juga memesan Spaghetti Carbonara untuk makan siang, Potato Wedges sebagai pendamping, dan sebotol air putih ukuran sedang pelengkapnya.

LUKA LARUT MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang