Empat Belas: Gerilya

371 30 0
                                    

Jakarta, Indonesia

SORE - SAFE HOUSE BARU - TERAS

Ian dan Aji kini tengah bersama duduk santai di teras. Ian dengan baju seragam sekolah yang masih dikenakannya menikmati segelas kopi. Begitu juga dengan Aji yang meminum kopi dengan sebatang rokok di tangan kanannya.

"Bang, sekolah itu kan area publik." Ucap Ian tiba-tiba.

"Iya, terus?" Aji merespon.

"Yaa terus apa orang-orang yang mau nyulik kemaren ngga mantau Ian di sekolah?" Tanya Ian.

"Pasti." Singkat Aji.

"Berarti kemungkinan mereka bisa ngikutin mobil kita sampe kesini dong." Lanjut Ian.

"Ya emang udah ngikutin, bukan kemungkinan lagi." Jawab Aji.

"Loh? Jadi mereka udah tau lokasi safe house yang baru ini?" Lanjut Ian bertanya.

"Ngga bakal. Kita tuh udah terlatih buat ngilangin jejak. Jadi kalo misal ada yang ngikutin, kita tau gimana caranya menghindar. Tadi lu aja diikutin satu mobil sama dua motor." Jelas Aji.

"Kok Bang Aji tau?" Ian penasaran.

"Orang gua yang mantau dari jarak jauh. Lu nya aja yang ngga nyadar gara-gara diajak ngobrol soal telat masuk sekolah ya kan." Jawab Aji.

"Ohh berarti waktu Kak Lana sama Bang Gio ngajak ngobrol aku tuh sebenernya juga lagi sambil ngehindar dari mereka yang ngikutin kita?" Ucap Ian menerka.

"100 buat lu." Ucap Aji yang membenarkan dugaan Ian.

"Keren bangett." Kagum Ian atas apa yang dilakukan Lana dan Gio.

"Eh tapi kalo penculiknya pake GPS tracking yang dipasang di kendaraan kita gimana?" Tanya Ian yang masih penasaran.

"Yaa gua bakal tau, kan setiap kendaraan anggota tuh ada sensor yang ngasih peringatan kalo misal ada sinyal terpancar dari alat GPS tracking eksternal." Jelas Aji.

"Canggih amattt." Lagi-lagi Ian kagum.

"Jelasss. Tenang aja, lu aman." Ucap Aji dan Ian hanya mengangguk.

Di tengah perbincangan, Damar datang menghampiri mereka setelah menerima telfon di taman belakang.

"Baru pulang?" Tanya Damar.

"Eh iyaa bang." Jawab Ian.

"Sekolah aman?" Lanjut Damar bertanya pada Ian.

"Aman bang. Nih, dikasih Naya tadi." Ucap Ian sambil memberi amplop coklat berisi surat dan dibaca oleh Damar.

"Diminta perform lagi?" Ucap Damar dan Ian hanya mengangguk.

"Perform apaan?" Giliran Aji bertanya.

"Nyanyi, tiap tahun diminta perform mulu nih anak." Sahut Damar.

"Ngeriii, bentar lagi jadi artis nih gua liat-liat hahaha." Ucap Aji yang entah mengapa ikut bangga, Ian hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Udah sana buruan mandi, ganti baju, terus makan." Perintah Damar.

"Iyaa iyaa. Eh abang masak apa emangnya?" Ucap Ian.

"Ayam goreng sama telor ceplok kesukaanmu tuh." Balas Damar.

"Wihh mantepp. Makasih abang." Ucap Ian sambil beranjak meninggalkan Damar dan Aji.

"Komandan masih tidur?" Tanya Aji.

"Iya, biarin aja." Jawab Damar.

"Ji, kabarin tim, besok ketemu disini sore. Gua udah izin ke Komandan kok." Ucap Damar.

LUKA LARUT MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang