Jakarta, Indonesia
MALAM - IL GIARDINO DEI PIACERI
"Damar sama Ian kalo mau ngobrol yang ranahnya privasi, kalian bisa ketuk dua kali di bagian earpiece. Jadi nanti lu berdua tetep bisa denger kita, cuma kita ngga bisa denger kalian." Jelas Aji.
"Oke." Ucap Damar.
"Siap bang." Ucap Ian.
Waktu tepat menunjukkan pukul 7 malam. Tak lama kemudian Aca dan Naya pun terlihat datang bersamaan menggunakan mobil yang berbeda. Kedua mobil itu memang sudah dipesan untuk mengantar Aca dan Naya menuju ke restoran. Keduanya turun dari mobil dan berjalan memasuki restoran. Aca dan Naya terlihat sangat cantik serta anggun dengan dress yang mereka kenakan, sederhana namun sangat elegan.
"Lu berdua janjian nyuruh mereka pake dresscode serba hitam?" Tanya Aji yang memantau situasi dan melihat kedua perempuan itu dari CCTV parkiran restoran.
"Hah? Mereka pake baju warna hitam juga bang?" Ian balik bertanya.
"Iyaa, ngaku lu berduaa." Jawab Aji.
"Mana ada kita janjian, ngga ada, kita ngga nyuruh." Sahut Damar.
"Kok bisa samaan." Heran Aji.
"Ini namanya chemistry broo. Gilaa." Ucap Damar dengan bangga.
"Iya deh iyaa. Siap-siap, mereka udah mau masuk." Pungkas Aji.
Aca dan Naya pun langsung disambut oleh manajer restoran.
"Selamat malam dan selamat datang di Il Giardino Dei Piaceri. Perkenalkan saya Antonio, manajer restoran ini. Sebelumnya boleh saya lihat undangan reservasi atas nama siapa." Sapa Antonio dengan sangat ramah.
Aca dan Naya kemudian memberikan undangan reservasi yang disertakan dalam kotak hadiah yang mereka dapat tadi sore.
"Baik, atas nama Nona Lestari, Tuan Risjad telah menunggu di meja nomor 4. Sedangkan Nona Gayatri, Tuan Damjanovic juga sudah menunggu di meja nomor 5. Silahkan masuk dan selamat menikmati." Jelas Antonio mempersilahkan mereka masuk dan mengarahkan ke tempat duduk yang sudah direservasi.
Sebenarnya baik Damar-Aca ataupun Ian-Naya sudah seringkali datang ke restoran tersebut. Namun kali ini terasa jauh lebih istimewa dari biasanya. Saat memasuki restoran dan berjalan menuju tempat duduk masing-masing, Damar dan Ian sungguh terkagum-kagum melihat perempuan mereka yang amat cantik malam ini. Begitu juga dengan Aca dan Naya yang amat terpanah oleh penampilan laki-laki mereka yang terlihat sangat menawan.
Kini mereka telah duduk di tempat masing-masing. Damar dan Ian langsung mengetuk earpiece mereka dua kali ketika akan berbicara dengan Aca dan Naya.
"Selamat datang Nona Aca.. Tidak rindu kah kamu dengan saya?" Damar membuka pembicaraan dengan lembut.
"Oh tentu rindu sekali Tuan. Saya hampir tidak bisa tidur tiga hari dua malam. Tapi karena saya ngantuk, jadi saya bodo amat deh tidur hahaha." Ucap Aca.
"Hahaha gimik mulu nih kita, capek tau ketawa. Oiya kamu gimana kabarnya Aca sayang.." Ucap Damar.
"Sehat dan rindu sih pastinya. Kalo kamu gimana?" Ucap Aca balik bertanya kabar.
"Aku kabar baik dong. Hampir seminggu ya kita ngga ketemu." Jawab Damar.
"Iyaa ih lama banget. Tapi ngomong-ngomong ini restoran tumben sepi banget, kamu booking ya?" Tanya Aca dan Damar hanya tersenyum mengangguk dengan tangan memangku kepalanya.
"Kamu kenapa sih senyum-senyum terus." Protes Aca yang salah tingkah ditatap oleh Damar.
"Tolong aku Ca, tolongin kepalaku lengket sama tanganku ini." Gurau Damar dengan gestur ala Srimulat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA LARUT MALAM
Художественная прозаMalam yang semakin larut biasanya terasa menenangkan untuk beristirahat sejenak melepas penat dari berkegiatan sehari penuh. Namun kini larut malam justru selalu terasa menghantui setiap rentang waktu itu tiba. Itulah yang dirasakan oleh kakak berad...