Lima Belas: Labirin

366 28 6
                                    

Jakarta, Indonesia

KEESOKAN HARI

PAGI - PABRIK GULA HAGEN

Sesuai dengan instruksi dari pertemuan kemarin, semua anggota tim kecuali Juna telah berkumpul di lokasi yang akan digrebek. Mereka sudah siap dengan senjata dan perlengkapan untuk melakukan operasi penggerebekan. Kini tim berada di area luar pabrik tapi tidak jauh dari tempat itu. Lalu datanglah Lana dan Gio yang baru menyusul karena harus mengantar Ian ke sekolah terlebih dahulu.

"Gimana? Aman pas perjalanan kesini?" Tanya Damar.

"Aman, ngga ada yang ngikutin." Jawab Gio.

"Ian juga aman?" Tanya lagi Damar.

"Aman, cuman agak badmood aja tadi. Kayaknya gara-gara airpodnya ketinggalan dah." Jelas Lana.

"Duh sorry yaa, emang moodyan anaknya." Ucap Damar yang merasa sedikit tidak enak dengan Lana dan Gio.

"Santai aja Mar, kita maklum kok. Dulu gua juga kayak gitu, jadi yaa kurang lebih gua pahamlah." Ucap Gio memaklumi dan Lana hanya mengangguk menyetujui.

"Posisi Juna sekarang dimana Ji?" Lanjut Damar bertanya pada Aji.

"Juna lagi di rumah dia, kemaren ambil cuti buat hari ini." Jawab Aji.

"Oke deh, semua udah siap. Sesuai sama tugas masing-masing, fokus, waspada, dan selalu koordinasi lewat earpiece. Sebelum memulai operasi pagi ini, berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai." Ucap Damar memimpin.

"Berdoa selesai, good luck buat kita pagi ini." Ucap Damar.

Kemudian semua anggota berpencar dan mulai memasuki area pabrik. Lagi-lagi Damar meminta proteksi dari sahabatnya, sniper handal sebagai antisipasi tanpa sepengetahuan yang lain. Kini tim memblokir akses keluar masuk area tersebut. Di area pabrik terdapat satu gedung utama, dua gedung produksi, dan satu kantor administrasi. Tim dengan formasi siap mengepung kini menyusuri satu per satu gedung di area pabrik. Setelah memastikan gedung utama, kantor administrasi, dan salah satu gedung produksi aman serta tidak ada pergerakan. Barulah saat akan menyusuri satu lagi gedung produksi, terdengar adanya pergerakan dari luar gedung.

"Ji, ada berapa akses keluar masuk gedung produksi yang di selatan?" Tanya Damar pada Aji melalui earpiece.

"Ada dua, depan sama belakang Mar." Jawab Aji.

"Oke semua siaga, ada pergerakan dalam gedung ini. Tunggu aba-aba dari gua, sekarang berpencar jadi dua. Sadam sama Lana ikut gua lewat akses pintu depan, terus Gio sama Ayu ikut Cakra lewat akses pintu belakang." Jelas Damar memimpin dan para anggota memahami perintahnya untuk berpencar sesuai arahan.

Tim sudah dibagi menjadi dua yang akan memasuki dua akses keluar masuk gedung produksi tersebut.

"3, 2, 1. Masuk sekarang!" Damar aba-aba.

"Hentikan aktivitas kalian! Angkat tangan sekarang juga!" Teriak Damar memperingatkan.

"Jangan coba-coba melarikan diri, kalian sudah dikepung!" Teriak Cakra juga.

Terdapat lima orang yang ada di dalam gedung tersebut. Mereka semua mengenakan jas lab berwarna putih, tiga diantaranya menggunakan kacamata. Tidak ada perlawanan, mereka sudah terlihat ketakutan dan pasrah saat itu. Kelima orang tersebut kemudian diborgol dengan tangan ke belakang.

"Ikut kami sekarang dan jelaskan nanti di markas." Ucap Damar dan mereka pun digiring menuju mobil tahanan sementara.

Sadam dan Aji pun bertugas membawa mereka ke markas pusat untuk diinterogasi. Sedangkan lainnya termasuk Damar masih berada di lokasi penggerebekan. Gio membuka salah satu kotak khusus yang disusun rapi di salah satu sudut gedung.

LUKA LARUT MALAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang