Menjadi orang tua baru pasti terasa lelah, apalagi jika tangisan si kecil selalu terdengar kala mata baru saja terlelap.
Jam tidur yang berantakan juga jadwal makan yang terkadang tak sesuai memang menjadi sebuah hal yang dilalui oleh para ibu baru.
Apalagi jika anak rewel dan suami sedang bekerja, otomatis ia harus bisa meng-handle semuanya agar bisa berjalan dengan semestinya.
Tetapi itu tak terjadi oleh keluarga kecil Gia, walaupun Genta bekerja tetapi ada sang mertua yang kini tinggal bersamanya sementara.
Orang tua Gia memilih stay di Jakarta Barat untuk melihat perkembangan sang cucu dan juga mengajari kedua orang tua baru itu tata cara mengurus seorang bayi.
Gia yang semula tak tahu cara memandikan si kecil kini perlahan paham, dan juga ternyata bi Ajeng seorang dukun bayi di kampungnya. Jadi art itu ikut mengurusi Abyaz yang masih kecil, tentu saja Gia merasa terbantu karena adanya dua orang itu.
Karena bantuan dari bunda dan art-nya serta dorongan semangat dari Genta, Gia tak mengalami gejala baby blues seperti ibu baru yang lain.
Ia bahkan sangat antusias untuk merawat si kecil yang baru berumur berapa hari.
Gia tersadar, hidupnya lebih berwarna saat Abyaz datang di hidupnya. Walaupun dirinya harus merelakan jam tidur tetapi ia senang sebab bisa merasakan hal ini.
Tak hanya itu saja, semenjak Abyaz ada Genta tak henti-hentinya untuk memberikan sebuah pelukan agar dirinya merasa tenang. Ia merasa sangat beruntung memiliki seorang Genta di hidupnya.
Genta selalu menjadi pendengarnya dikala ia merasa bimbang, selalu menjadi penopang tangisannya, selalu menjadi seorang pelindung dan teman hidupnya.
Rasa-rasanya, Gia tak pernah lelah untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada suaminya itu.
---
Begitu juga dengan Genta, awal mulanya dia tidak percaya dengan yang namanya keluarga bahagia.
Tetapi semenjak menepis pemikirannya itu, Genta sadar jika keluarga bahagia memang nyata adanya.
Saat pertama kali melihat interaksi Gia bersama kedua orang tuanya, Genta seperti ingin merasakan hal itu.
Dan ia membuktikannya saat dirinya sudah sah menjadi seorang suami.
Ia mencoba membangun sebuah keluarga agar tidak seperti cerita kedua orang tuanya, dan ia berhasil mewujudkan hal itu.
Yang mulanya ia harus bisa sendiri, sekarang ada Gia yang menemani. Ia yang tadinya hanya bisa memendam sekarang dengan entengnya bercerita panjang lebar di hadapan Gia.
Tentu saja Gia tak keberatan, sebab adanya sebuah pernikahan karena ingin menyatukan dua insan untuk hidup bersama dan menjadi pendengar selamanya.
Rasa-rasanya, hidup Genta lebih berwarna setelah memiliki Gia dan Abyaz di hidupnya.
---
Ternyata benar, jika bencana tak selalu berakhir kecewa.
Sebab dengan adanya bencana yang terjadi di kota Bantul tempo lalu, keduanya dipertemukan dan dipersatukan untuk saling melengkapi.
Kini keduanya hidup bahagia, bersama Abyaz dan anak-anak mereka kelak.
Kisah mereka tak berakhir di sini, sebab mereka melanjutkannya dalam benak masing-masing.
Dan karena kisah ini, mereka menjadi sadar bahwa 'bencana tak selalu berakhir kecewa', sebab semuanya sudah digariskan oleh-Nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatukrama [PROSES REVISI]
Romance"Bencana tak selalu berakhir kecewa." Setelah menyelesaikan masa studinya selama 4 tahun, Gia berencana berlibur ke salah satu kota yang ada di daerah Yogyakarta. Saat tengah menikmati indahnya Pantai Parangtritis, tiba-tiba gempa dengan magnitudo 6...