Menjadi anak satu-satunya dalam keluarga tentu saja membuat seorang anak merasa kesepian, bahkan terkadang sifatnya manja kepada orangtuanya.
Tak jarang, mereka mencari seorang teman di luaran sana. Bahkan ada juga yang memilih untuk mendekat ke keluarga agar merasa nyaman dan tidak terkena sepi.
Anak tunggal juga selalu di didik untuk mandiri, walaupun mereka dimanja tetapi ada batasan untuk mereka bisa berdiri di kaki sendiri.
Kini, kedua anak yang sudah menerima predikat sebagai anak tunggal itu tengah berada di salah satu restoran untuk bertemu dengan wedding organizer yang baru saja bekerjasama.
Mereka memilih tempat yang cukup nyaman agar pembahasannya lebih enak didengar.
"Kak, kalau kata aku yang ini aja. Lebih bagus tau, terus unik juga." Kini kedua pasangan itu tengah mendebatkan konsep undangan yang akan mereka bagikan, sedari tadi keduanya saling memilih dan membuat tim WO geleng-geleng kepala.
"Bagusan ini, Gia. Punya kamu terlalu mewah, katanya mau konsel yang sederhana aja?" Genta tentu saja tidak akan mengalah, predikatnya sebagai anak tunggal menyeruak begitu saja.
"Ini bukan mewah, tapi elegan. Apalagi kombinasi warnanya emas dan putih."
Salah satu team WO sepertinya akan memutuskan, ia akan membantu kedua pasangan itu yang masih berdebat dengan konsep yang ada di kepala mereka.
"Kak Genta dan kak Gia, saran saya kalian gabungkan saja keinginan kalian. Jika kak Gia ingin konsep elegan dan kak Genta ingin konsep sederhana, hal itu bisa digabung menjadi satu. Sebentar, saya akan gambarkan ilustrasinya." Keduanya segera menoleh ke arah salah satu team yang mengakhiri perdebatan mereka, Gia dan Genta pun hanya bisa mengangguk setuju.
Beberapa menit kemudian, pihak WO menyerahkan beberapa ilustrasi yang mungkin akan keduanya sukai. Agar setelah ini bisa membahas hal yang lain.
"Nah, ilustrasi yang pertama saya membuat perpaduan antara warna emas dan putih. Tak lupa juga ada aksen mutiara di bagian pinggir untuk menambah kesan elegan, juga saya membuat pola yang sederhana agar tidak terlalu ramai."
"Yang kedua, di bagian depan undangan saya memilih untuk menambahkan foto prewedding kalian. Mungkin nanti konsepnya sederhana, dan tak lupa saya menambahkan aksen emas di bagian isi undangan."
"Yang ketiga, saya memilih perpaduan warna antara hijau dan putih. Di bagian depan sedikit ditambah daun yang menghiasi dan juga saya akan menambahkan objek yang menambah kesan elegan."
Ilustrasi yang dibuat oleh salah satu pihak WO menarik perhatian keduanya, mereka kini saling menilai agar sesuai dengan keinginan mereka.
Setelah berdiskusi selama beberapa menit, kedua pasangan itu memilih ilustrasi yang kedua. Tetapi Gia meminta untuk ditambah mutiara seperti halnya ilustrasi yang pertama. Pihak WO menyanggupi, akhirnya perdebatan mereka selesai.
"Jadi untuk masalah undangan selesai, ya. Sekarang kita masuk ke bagian dekorasi," ucapnya yang membuat Gia dan Genta menghela napas. Mereka masih tidak menyangka jika membuat sebuah konsep pernikahan akan serumit ini.
"Kalian ingin konsep seperti apa?" Keduanya serentak menjawab dengan konsep intimate wedding, tentu saja hal itu membuat team WO tersenyum cerah.
"Boleh tolong jabarkan wedding dream kalian?" Keduanya mengangguk, kini penjelasan yang sudah mereka bahas kemarin dijabarkan kembali di depan pihak WO.
"Jadi kalian ingin konsep pernikahan yang menggabungkan konsep intimate wedding dan rustic wedding, di outdoor, dominan emas dan putih serta dekorasi yang sederhana, benar begitu?" Keduanya mengangguk, hal itu membuat team WO mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatukrama [PROSES REVISI]
Romance"Bencana tak selalu berakhir kecewa." Setelah menyelesaikan masa studinya selama 4 tahun, Gia berencana berlibur ke salah satu kota yang ada di daerah Yogyakarta. Saat tengah menikmati indahnya Pantai Parangtritis, tiba-tiba gempa dengan magnitudo 6...