16. who else is coming?

4.8K 344 16
                                    

Siapa yang kuat jika melihat seorang anak berusia 3 tahun setiap hari dihadapannya selalu lucu, apalagi pakaian yang dia kenakan tidak jauh dari kata menggemaskan.

"Kamu lucu sekali" gemas Jisung memeluk Andy menciumi pipinya, sekarang Jisung sudah berani mencium Andy dong.

"Nyanyanya, mama ini beyi kemalin" tunjuk Andy pada tas yang dibelikan oleh Jisung juga Jeno hari lalu.

"Isinya didalam apa?" Tanya Jisung.

"Buku, pencil, penggalis, penghapus cama ipad hihi" jawab Andy, Jisung terkekeh gemas dan mengangguk.

"Ayo andy kita berangkat" ucap Jeno, dia sudah bersiap untuk bekerja dan mengantarkan Andy terlebih dahulu.

Jisung? Mungkin untuk satu atau dua hari mengantarkan Andy, tapi setelahnya dia akan ketempat dimana Haechan bekerja agar tidak suntuk.

"Daddy, apakah Andy lucu?" Tanya Andy, Jeno mengangguk mengusap kepala Andy pelan.

"Mama manis?" Tanya Andy, Jeno terdiam.

"Iss, mama" adu Andy, namun setelahnya Jeno berkata iya tapi lirih membuat Andy kegirangan.

"Daddy tampan?" Ucap Andy di gendongan Jisung, ah Jisung canggung tapi agar anak ini tidak menangis dia mengangguk.

"Tampan dan manis juga yucu, kelualga Andy cangat cangat cempulna" ucap Andy, Jisung tertawa kembali mendengarnya bersamaan dengan Jeno.

Jisung mengikuti Jeno dibelakangnya, sampailah mereka berada di satu mobil kembali sama seperti sebelumnya.

Jisung memangku Andy dengan mengajarinya cara berkenalan nanti, tentu harus banyak di ajari, feeling Jisung itu kuat jika Andy nanti akan ketakutan saat berusaha berkenalan.

"Mwma, Andy bica belhitung mulai" ucap Andy menunjukan kedua tangannya.

"Serius? Coba tunjukan ke mama" ucap Jisung, Andy menekan satu jarinya dan menghitung satu sampai 10 membuat Jisung bertepuk tangan bangga.

"Yeyy Andy hebat" ucap Jisung.

"Yeyeyee hebat, daddy Andy hebat?" Tanya Andy dan Jeno mengangguk kecil karena dia masih fokus menyetir.

"Mama, nanti di cekolah toyong jangan tinggalin Andy nde? Andy nda mau cendili, Andy takut cama meyeka" keluh Andy.

Padahal belum apa apa Andy sudah seperti ini membuat Jisung gelisah, tapi memang benar yang Andy rasakan pasti ketakutan saat bertemu dengan orang.

"Iya mama gk pergi, jadi Andy harus semangat belajarnya oke?" Tanya Jisung, Andy mengangguk antusias mendengar hal seperti itu.

"Jisung, apa kamu yakin Andy baik baik aja dan bisa?" Tanya Jeno tiba tiba, karena dia menjadi ragu setelah mendengar ucapan Andy.

"jljangan raguin anak kamu sendiri Jeno, yang ada dia gk bisa melangkah nanti. Andy itu hebat, udah bisa di pastiin dia baik baik aja" jawab Jisung.

"Cuman khawatir, karena selama inikan.." Jeno menghentikan ucapannya yang membuat Jisung paham.

"Yakin aja gk papa, Andy yakinin daddy ya?" Tanya Jisung, Andy menatap Jeno dengan menaikan kedua tangannya yang mengepal.

"Yo daddy, Andy buktiin ke daddy bahwa Andy bicaa!" Ucap Andy untuk meyakinkan Jeno, sedangkan Jeno tersenyum dengan penuh kerisauan dalam hatinya.

Tapi tak ada salahnya mempercayai putranya itu agar bisa melangkah, tidak seharusnya seorang ayah meragukan putranya dan selalu posesif itu.

Sampailah Jeno memarkirkan mobilnya di tempat Andy yang akan bersekolah, disana awal awal harus masuk bersama kedua orang tua sebagai perkenalan.

You Are My Mama || Nosung || End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang