33. he wanted to bring jisung

3K 286 24
                                    

Kemarin cuacanya memang begitu dingin tapi hangat dihati Jisung, ya bagaimanapun juga dia seorang manusia yang memiliki hati dan perasaan.

Jadi tidak salah kan jika dia malah baper karena ulahnya Jeno yang begitu membuatnya seperti ini, tapi apakah Jisung bisa terus terusan memendam perasaan ini?

Apalagi sekarang yang sedang Jisung fikirkan adalah ucapan Jeno tadi, dia nampaknya memang tidak menyimpan rasa pada Jisung sehingga berkata seperti itu dengan entengnya.

Jisung sadar dan tahu diri siapa dirinya, tapi harusnya Jeno lebih bisa menjaga sikapnya dihadapan jisung jangan terlalu banyak memberikan skinsip pada Jisung yang mudah baper.

Perkataan yang masih terngiang di telinga Jisung adalah saat tadi Jeno dan Mark bercakapan, sebelum Mark berangkat kerja bersama Jeno dia sempat mampir ke rumah.

"Jen, kamu gk mau ubah cara hidup kamu apa?" Tanya Mark.

"Emang kenapa?" Jawab Jeno.

"Ya misal kamu kan deket gini ke Jisung gitu, artinya kamu percaya kan sama dia?" Tanya Mark kembali.

"Kak Mark aku gk bisa mempercayai siapapun, masih sulit buat aku percaya ke seseorang setelah semuanya yang pernah terjadi dulu" jawab Jeno, dia bahkan tidak sadar jika Jisung mendengarnya.

Memang begitu sulit meyakinkan seseorang yang memiliki rasa trauma, padahal jika Jeno sedikit saja dapat mengerti perasaan seseorang mungkin dia bisa paham tentang dirinya sendiri.

Sayangnya Jeno itu terlalu lama nenyimpan rasa sedihnya sendiri, jadi dia tidak bisa mengubah apapun kecuali suatu hari nanti dia yang sadar.

Jisung galau entah mengapa ucapan Jeno begitu menyakitkan yang terdengar, apakah dia harus membuat Jeno percaya dengan dirinya.

Plak. Sekali lagi Jisung menepuk kedua pipinya menggunakan tangan hingga sedikit panas, mengapa dia berfikir berlebihan seperti ini.

"Kenapa aku malah seakan berharap banget ke Jeno, gk ada dia kan ada laki laki lain? Tapi..." Jisung itu teringat bahwa Jeno hanya ada satu di dunia.

Jisung jarang bisa luluh pada seseorang karena setelah dia sakit hati ulah Jaehyun dia benar benar menutupnya rapat rapat, namun Jeno seenaknya saja masuk kedalam sana menjadi orang yang Jisung sayangi selain Haechan dan Andy.

Menyesal? Jika saja waktu bisa di ulang Jisung tidak ingin seperti ini, dia memang sayang pada Andy tapi jika akhirnya dia malah terpesona pada pemuda taurus itu dia menyesal.

"Huftt apa yang harus aku lakuin, di luar masih badai salju" ucap Jisung menatap kearah jendela kaca.

Andy sendiri dia tertidur di kamar Jisung saat ini, dia sangat pulas karena semalam anak itu merengek akibat demam.

Syukurlah untuk saat ini panasnya turun, Jeno dan Jisung sampai bergadang karena kemauan Andy benar benar aneh. Dia ingin di peluk Jisung, tapi saat sudah di peluk dia akan menangis meminta digendong oleh Jeno, lalu dia ingin menangis dalam pelukan Jisung ini dan itu.

Jisung sendiri memang tidak terlalu lelah, dia disuruh Jeno untuk tidur saja yang berakhir Andy tertidur di dalam dekapannya.

Akan tetapi semalam jam 3 Andy sempat terbangun dan menangis kembali. Yang mungkin jika di pikirkan Jeno lah yang sudah pasti kelelahan, dia sengaja membawa Andy pergi dari kamar Jisung agar tidak mengganggunya.

Makanya dari pagi dia terlihat begitu lemas, atau mungkin ucapan Jeno yang tidak berperasaan itu juga bagian dari dimana emosinya sedang tidak stabil.

"Hiks mama"

You Are My Mama || Nosung || End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang