Selamat membaca, jangan lupa meninggalkan jejak💓
Lyra terus menundukkan kepalanya didalam barisan, matahari yang langsung tertuju padanya seakan membuat kepala Lyra ingin mendidih.
“Eh,” Lyra terkejut saat seseorang menyenggol lengan kirinya, tapi saat melihat orang tersebut, Lyra kembali menghela nafas. Rasanya dia tidak punya energi untuk menyapa.
“Kok telat?”
“Telat bangun kak,” jawab Lyra lesuh. Keningnya mengernyit saat sinar matahari sudah tidak mengenai dirinya. Lyra mendongak melihat kesamping dan melihat Aroon yang berdiri dengan mata yang fokus kedepan. Kakak kelasnya itu menutupinya dari sinar matahari hingga Lyra tanpa sadar tersenyum kecil.
***
Upacara telah selesai, siswa-siswi SMA Andromeda kini berhamburan. Lyra menghela nafas lega telah mengakhiri penderitaannya. Aroon yang masih berdiri disamping gadis itu tertawa melihat Lyra.
Tangan Aroon terulur menyeka keringat Lyra diwajahnya. Lyra mematung menatap Aroon kemudian tersadar dan menjauhkan wajahnya.
“Masuk yuk kak,” ajak Lyra kemudian meninggalkan Aroon yang berdiri menatapnya dengan senyum dibibirnya.
“Cantik,” batin Aroon.
Lyra dengan cepat melangkahkan kakinya menuju kelas. Namun sebelum masuk ke kelasnya, matanya bertubrukan dengan Leo. Seseorang yang meninggalkannya. Raut wajah Lyra berubah menjadi sangar, berbeda dengan Leo yang menatap Lyra dengan wajah terkejut.
Sebelum Leo menghampiri Lyra, Lyra dengan cepat memasuki kelasnya mengabaikan Leo.
“Eh, Ra. Kok tadi ga ada dibarisan? Lo telat?” tanya Lena melihat Lyra duduk disampingnya.
“Kalau gue liat dari muka lo emang telat sih,” gumam Lena ketika mendapati raut kesal sahabatnya.
Lena kembali mendongak saat melihat Leo menghampiri Lyra. Laki-laki itu langsung memegang dahi Lyra yang membuat kedua alis Lena terangkat bingung.
“Apaan sih,” sergah Lyra menyingkirkan tangan Leo dari dahinya.
Leo merendahkan dirinya agar sejajar dengan Lyra. “Lo udah baikan?”
Karena tidak mendapat respon dari Lyra, Leo beralih melihat Lena dan memberikan kode pada Lena.
“Telat dia, tadi ga dibarisan,” ucap Lena yang mengerti maksud tatapan Leo.
Leo berdecak dan kembali melihat Lena yang cemberut didepannya. “Kenapa ga bilang mau masuk sekolah, hm?”
“Ya lo pikir aja, masa gue ga masuk sih?” tanya Lyra dengan ketus.
“Gue tadi udah kerumah lo tapi Mama bilang lo masih tidur, yaudah gue tinggal. Gue kira lo masih sakit,” jelas Leo menatap Lyra yang tidak menatapnya.
Pandangan Lyra beralih melihat Leo lama. “Oh.”
Leo mengelus kepala Lyra pelan. “Tadi dihukum, ya?”
“Jelaslah. Pake nanya lagi.”
“Gue minta maaf deh. Udah minum? Banyakin minum, Ra.”
Saat hendak membalas ucapan Leo, Lyra melihat teman-teman kelasnya sudah berlarian masuk dan merapikan tempat duduknya. Itu artinya gurunya akan segera masuk.
“Keluar sana,” usir Lyra.
“Pagi anak-anak!” seru Bu Kiki ketika memasuki kelas.
Leo berdiri saat melihat Bu Kiki masuk dan tersenyum menampilkan deretan giginya saat matanya bertabrakan dengan guru itu.
“Anak kelas sebelah kenapa ada disini?” tanya Bu Kiki.
“Cuma ngecek kesayangan, Bu. Kalau gitu saya permisi dulu, Bu. Titip Lyra, dia lagi sakit,” pamit Leo, namun sebelum melangkahkan kakinya keluar, Leo menyempatkan untuk mengacak gemas rambut Lyra yang membuat orang-orang dikelasnya berseru iri.
Lena yang berada disamping Lyra tersenyum menggoda sahabatnya dengan menyenggolkan lengannya.
“Kesayangan lagi sakit ya,” goda Lena, Lyra hanya menunduk malu di tempatnya.***
Saat jam istirahat, Lyra dikejutkan oleh Aroon yang tiba-tiba masuk kedalam kelasnya hingga mencuri perhatian beberapa orang yang masih berada dikelas itu.
“Ada apa kak?” tanya Lyra bingung.
“Ntar malam ada kegiatan gak?”
Lyra nampak berpikir sejenak kemudian menggelengkan kepalanya. “Ga ada kayaknya.”
“Nanti malam gue jemput dirumah ya.”
“Buat apa kak?”
“Mau ajak jalan. Duluan ya, gue ada tanding bola.” Setelah mengucapkan itu, Aroon berlalu dari hadapan Lyra.
“Gue kan belum ngomong boleh ya?” tanya Lyra pada Lena saat Aroon sudah menghilang.
Lena tertawa kemudian merangkul sahabatnya. “Iyain aja. Mau ngajak kencan dia itu.”
***
Malam harinya, Lyra sudah siap dengan dress berwarna pastel dilengkapi dengan aksesoris hair piece yang menambah kesan feminim pada gadis itu. Lyra juga memakai riasan tipis diwajahnya. Dia berpenampilan seperti itu sebenarnya bukan karena ingin kencan sama Aroon. Dia hanya ingin berpenampilan menarik.
Bunyi klakson mobil menarik perhatian Lyra. Dia kemudian mengambil tas bahunya dan berjalan membuka pintu.
Lyra tersenyum menyambut Aroon yang sudah berdiri didepannya. Aroon tampak terpaku sejenak melihat Lyra, gadis itu makin cantik saja saat berpenampilan seperti itu.
Aroon membalas senyum Lyra dan melihat kedalam rumah Lyra. “Mama, Papa lo mana?”
“Ada kok didalam. Tadi aku udah izin.”
Aroon menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju mobil. Aroon memperlakukan Lyra seperti tuan putri dengan membukakan pintu mobil untuk Lyra dan menaruh tangannya diatas kepala Lyra saat hendak masuk agar tidak bertubrukan dengan atas mobil.
“Suka lagu apa?” tanya Aroon dengan pandangan yang fokus kedepan.
“Lagu Kpop,” jawab Lyra kemudian mengeluarkan kekehannya.
Aroon kemudian memutarkan musik dimobilnya. Musik Kpop kesukaan Lyra. Lyra tersenyum menatap Aroon dan beralih menatap keluar kaca sampingnya. Sebenarnya Lyra sedang menahan diri untuk mengeluarkan jiwa cegilnya dengan ikut bernyanyi, mengeluarkan dance bahkan fanchatnya.
Mereka sampai di cafe yang ingin Aroon kunjungi. Katanya cafe tersebut merupakan cafe milik teman lamanya. Cafe dengan nuansa art deco yang menambah kesan grand dan megah saat memasukinya.
💓💓
Segini dulu untuk part hari inii. Semoga sukakk dan ga bosen bosen sama ceritanyaa. Kalau kalian punya kritik dan saran untuk aku tapi ga bisa dituliskan di kolom komentar, kalian bisa kirim pesan ke akun ku yaa. Dan buat kalian pembaca gelap😭 tolong banget dong tinggalkan jejaknya dengan klik bintang. Saya harap kalian tahu cara menghargai penulis:)) terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
YUANFEN (END)
Teen FictionCerita ini mungkin terbilang "klasik" namun didalamnya penuh dengan banyak makna. Orang bilang, pertemanan antara laki-laki dan perempuan itu mustahil. Disinilah Lyra dan Leo yang terjebak dalam kisah umum persahabatan. Silahkan bergabung kedalam c...