“Ini gimana lagi, Mah?” tanya Lyra pada Miranda, mamanya.
“Itu terigunya kamu campurin dengan vanila, terus masukin dikocokan telur. Setelah itu kamu aduk,” terang Miranda yang sedang mengajari Lyra membuat adonan.
“Habis itu, di campurin margarin cair sama susu kental manis ya, Ma?”
“Iya sayang. Hati-hati ya, jangan sampai tumpah.”
“Papa mencium aroma-aroma yang bisa mengisi perut Papa,” ucap Izar yang baru saja memasuki dapur. Dia melihat anak dan istrinya yang sedang sibuk melakukan pekerjaannya.
“Mau bikin apa sih kalian?” tanya Izar yang sudah mengambil kursi untuk melihat keduanya.
“Mama mau buat kue. Sekalian dibantuin Lyra biar dia bisa belajar jadi ibu yang baik,” jelas Miranda yang langsung mendapati tatapan sewot oleh anaknya.
“Apaan sih Mama. Lulus sekolah aja belum. Jangankan lulus, punya pacar saja ngak,” jawab Lyra sambil mengaduk adonan dengan bibir yang ditekuk.
“Itu si Leo ada,” ucap Izar.
“Leo itu sahabat Lyra, Pah.”
“Yakin kamu gak ada perasaan sama Leo?” pancing Izar. Miranda hanya mendengar dengan senyum yang terukir diwajahnya.
“Perasaan suka, sayang, cinta sebagai sahabat. Cuma itu,” jelas Lyra.
“Kamu gak mau pacaran aja sama Leo? Nanti papa comblangin.”
Lyra tertawa mendengar pernyataan papanya. “Papa ini apaan sih. Ada-ada aja.”
“Siapa tau ajakan kamu mau. Papa restuin kok. Papa udah kenal banget sama Leo, dia anak yang bisa dipercaya.”
“Udah sih, Pah. Jailin anaknya terus nih,” sela Miranda. Izar yang ditegur hanya tertawa kemudian menyeruput teh yang ada diatas meja.
“Adek kamu mana, Ra?”
“Gak tau, Pah. Keluar mungkin sama temannya.”
“Tadi dia keluar. Mau pergi ke mall katanya. Udah izin kok sama Mama,” jelas Miranda yang diangguki oleh anak dan suaminya.
Lyra dan Miranda kembali melanjutkan aktivitasnya yaitu membuat kue bolu. Izar yang bosan berada didapur kini pergi keruang tengah untuk menonton berita.
Selain itu dikediaman Leo, laki-laki itu sedang tidur telungkup disofa ruang tamu. Dia kelelahan setelah berhasil memenangkan game onlinenya. Sedangkan Aster dan Alhena berada diteras depan rumah sambil menyeruput segelas teh.
“Assalamualaikum semua!” salam seorang gadis dari depan pagar. Gadis itu masuk membawa bungkusan kotak ivory ditangannya.
“Waalaikumsalam! Sini, sayang” Alhena dan Aster mempersilahkan masuk gadis itu.
Gadis dengan kaos oblong casual berwarna putih, celana training, dan rambut yang dicepol atas, mendekat menyalimi kedua pasangan suami istri itu.
“Leo mana, Ma?” tanyanya.
“Didalam kok, sayang. Masuk gih,” suruh Alhena mempersilahkan Lyra masuk kedalam.
Gadis itu membuka pintu kemudian melangkah masuk. Matanya mencari-cari keberadaan Leo. Baru saja dia ingin melangkahkan kakinya menuju kamar Leo namun tertahan saat melihat sebuah tangan yang berada diatas sofa.
Lyra mendekat kemudian mendapati Leo yang sedang tertidur menggunakan bantalan sofa. Gadis itu menaruh kotak yang sedaritadi dipegang ke meja, kemudian kembali menatap Leo.
“MALING! ADA MALING!” Teriak Lyra didekat telingga Leo. Gadis kemudian tertawa saat Leo tersentak dan langsung berdiri mengambil gaya kuda-kuda.
“HAHA aduh sakit perut gue,” rintih Lyra disela-sela tawanya. Reaksi Leo benar-benar membuatnya terhibur hingga dia tertawa sampai sakit perut.
KAMU SEDANG MEMBACA
YUANFEN (END)
Ficção AdolescenteCerita ini mungkin terbilang "klasik" namun didalamnya penuh dengan banyak makna. Orang bilang, pertemanan antara laki-laki dan perempuan itu mustahil. Disinilah Lyra dan Leo yang terjebak dalam kisah umum persahabatan. Silahkan bergabung kedalam c...