YUANFEN || Part 23

146 55 7
                                    

Selamat membaca, jangan lupa meninggalkan jejak💓

Lyra menunggu Leo didepan kelasnya, bel pulang sudah berbunyi 2 menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lyra menunggu Leo didepan kelasnya, bel pulang sudah berbunyi 2 menit yang lalu. Saat mata Lyra kemana-mana mencari keberadaan Leo, Lyra melihat Helen yang berjalan menuju toilet. Lyra melangkahkan kakinya menunggu Helen didepan pintu.

“Hai,” sapa Lyra dengan senyum yang merekah diwajahnya.

Helen yang sudah buang air kecil dan keluar dari toilet terkejut mendapati keberadaan Lyra didepan pintu. Helen tidak menjawab sapaan Lyra, gadis itu hanya menaikkan kedua alisnya bermaksud bertanya.

“Gue mau ngobrol bentar sama lo, boleh?” tanya Lyra dengan hati-hati.
Helen menghela nafas dan berlalu meninggalkan Lyra namun cekalan tangan Lyra pada lengannya menghentikan langkahnya. Dia kemudian berbalik menatap Lyra yang tersenyum.

“Mau ngobrol apa?”

“Lo sama Leo ada masalah apa?” tanya Lyra kemudian mendapatkan tatapan tak suka dari Helen. Lyra menyadari itu kemudian mencoba tertawa canggung.

“Gue ga ada maksud buat ikut campur urusan kalian kok. Gue cuma mau bilang, jangan buat Leo bingung sama sikap lo. Tadi gue liat dia menghayal mulu, kayak mikirin strategi perang aj—“

“Lo masalahnya,” potong Helen.

“Gue? Kenapa?”

“Bisa ga sih lo ga usah jadi benalu Leo terus? Bisa ga lo nempatin diri lo sebagai sahabat biasa? Ga usah nempel-nempel Leo atau sok manja sama Leo. Lo cuma bikin dia capek!” Helen menghembuskan nafas lega sudah mengeluarkan isi pikirannya.

“Maksud lo?”

“Malam dimana Leo boncengin lo, gue sama Leo di wahana bermain trus tiba-tiba ninggalin gue buat bareng lo. Lo sadar ga posisi lo? Kalau lo emang sahabat Leo, bisa ga lo jauhin Leo buat gue sebagai pacarnya?”

Lyra terdiam menatap Helen dengan mulut yang sedikit terbuka. Jadi malam dimana Leo menghampirinya di cafe, Leo meninggalkan Helen?

“Lo udah kasih apa aja ke Leo? Atau Leo? Dia udah kasih apa ke lo sampai lo ga bisa jauhin dia? Lo jual diri?” tanya Helen lagi yang membuat Lyra mengernyitkan dahinya.

“Jaga ya mulut lo! Maksud lo apa?” tanya Lyra dengan sedikit berteriak. Dia tidak menyukai dituduh yang tidak-tidak. Lagipula niat dia ingin berbicara dengan Helen bukan begini. Lyra hanya ingin membantu Helen berbaikan dengan Leo namun kata-kata dari mulut gadis itu seakan memancing emosinya.

“Gue ga nyangka Leo bisa pacaran sama orang kayak lo. Andai aja gue tahu sikap lo kayak gini, gue bakal lebih ngehalangin kedekatan lo sama Leo,” lanjut Lyra menatap Helen sengit.

Plak!

Lyra terkejut memegang pipinya. Tamparan Helen sangat perih dipipi kirinya, Lyra kemudian berbalik menatap Helen tidak terima dan membalas tamparan Helen.

Plak!

Lyra menghembuskan napas cepat setelah menampar Helen. Dia bukan perempuan yang mau diperlakukan seenaknya, dia hanya membalas perlakuan Helen dan mencoba membela diri.

“Lyra!”

Kedua perempuan itu sontak menengokkan kepalanya menatap asal suara. Leo berjalan dengan rahang tegas dan kedua tangan yang terkepal.

Leo sampai dihadapan Lyra dan Lyra menatap Leo lega. Dia akan melaporkan sikap Helen pada Leo.

“Lo apa-apaan nampar Helen?” tanya Leo yang sedang mengontrol emosinya.

Lyra yang baru saja ingin membuka suara mengadu pada Leo terhenti saat Leo malah melontarkan pertanyaan seperti itu padanya.

“Dia yang—“

“Hiks.” Helen terisak dan memeluk Leo. Kejadian itu membuat Lyra mematung ditempatnya. Kenapa jadi dia yang seperti penjahat disini?
Leo membalas pelukan Helen dan menenangkan gadis itu sambil menatap Lyra. “Gue kecewa sama lo, Ra. Sahabat gue gak gini,” jelas Leo kemudian menarik tangan Helen meninggalkan Lyra yang masih mematung.

Leo mengajak Helen ke tempat parkir untuk mengambil motornya dan mengantar Helen pulang. Sepanjang perjalanan, Leo tidak bisa fokus, pikirannya terus mengulang kejadian dimana dia melihat Lyra menampar Helen dan Helen yang menangis dipelukannya.

Bahkan dimalam hari-pun pikiran Leo masih di penuhi pertanyaan-pertanyaan mengapa Lyra menampar Helen? Saat sore tadi mengantar Helen pulang, Leo sempat menanyakan hal itu pada Helen namun Helen tak berniat menjawab dan terus menundukkan kepalanya. Leo mengira jika Helen masih butuh waktu, mungkin gadis itu terkejut dengan tamparan Lyra.

Namun jika dipikir-pikir lagi, tidak mungkin juga Lyra membuat masalah terlebih dahulu. Gadis itu akan terpancing apabila ada yang memulai.

“Argghh kok ginii sih anjeng!” Leo mengambil bantal kemudian menutup bantal itu kewajahnya. Sebaiknya dia tidur saja dulu.
Leo berdecak dan kembali duduk diatas tempat tidurnya. Tatapan Lyra saat disekolah tadi tiba-tiba terbayang diingatannya. Saat Leo menuduh Lyra, Leo melihat gadis itu menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

“Dia nangis?” gumam Leo bermonolog.

💓💓

Selamatt malamm mingguu kaliannn.
Beberapa hari lagii tahun baruu! Beberapa hari lagi juga Yuanfen akan tamatt. Terimakasih untuk kalian yang setia membaca cerita ini<3 jangan lupa untuk tetap meninggalkan jejak dan rekomendasikan ke bestii bestii kaliann.

YUANFEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang