Selamat membaca, jangan lupa meninggalkan jejak💓
Para siswa SMA Andromeda sedang berkumpul menyaksikan pertandingan basket sekolahnya dengan SMA dari sekolah lain.
Terdengar sorakan-sorakan dan jeritan dari penonton. Terlebih ketika melihat Leo yang sedang menyeka keringatnya. Lyra yang melihat itu hanya memutar bola mata malas.
“Dasar cowok sok caper,” gumam Lyra.
“Ciee ... Cemburu kan lo,” tuduh Lena sambil menyikut Lyra yang berada disampingnya.
“Idih gak banget.”
“Noh, lo liat tuh. Si Helen lagi megang botol minum,” ucap Lena mengarahkan pandangan Lyra agar melihat Helen.
“Trus?”
“Pasti mau dikasih ke Leo nanti.”
“Trus?” tanya Lyra lagi
“Trus trus mulu lo! Nabrak tau rasa,” kesal Lena yang dibalas tawa oleh Lyra.
”Gini ya Lena ku tersayang ... Gue sama Leo itu udah deket dari kecil. Kita sahabat. Sama kayak gue sama lo. Jadi kalau lo berharap gue cemburu, ya gak bakal,” jelas Lyra seraya merangkul Lena.
“Perempuan dan laki-laki mustahil buat berteman, Ra,” ujar Lena kemudian kembali memfokuskan pandangannya pada pertandingan basket.
Lyra terdiam mendengar ucapan Lena. Kalau memang perempuan dan laki-laki mustahil buat berteman, bagaimana dirinya bisa berteman lama dengan Leo? dia tidak berpikir mempunyai perasaan lebih pada Leo. dan ia juga yakin Leo sama sepertinya.
“Iya, tidak akan,” gumam Lyra kecil hingga tidak terdengar oleh Lena karena sorakan orang-orang.
****
Bunyi peluit mengakhiri pertandingan SMA Andromeda dan SMA Gemilang. Andromeda mencetak skor tertinggi dan berhasil mengalahkan tim lawan.
Seperti yang sudah dikatakan oleh Lena. Kini Helen berada didepan Leo sambil memberi sebotol mineral pada laki-laki itu.
Lyra yang tadinya ingin menghampiri Leo terhenti saat mendengar namanya dipanggil oleh seseorang yang berada dibelakangnya. Lyra berbalik dan melihat Aroon yang berlari kecil mendekat kearahnya.
“Disamperin gebetan tuh. Gue duluan ke kelas ya. Mau ambil duit,” ujar Lena kemudian pergi menuju kelasnya.
“Kenapa, Kak?” tanya Lyra saat Aroon sudah berada dihadapannya.
“Habis nonton basket?” tanya Aroon kemudian diangguki oleh Lyra.
“Udah ma-“
“Punten.”
Ucapan Aroon terpotong saat Leo tiba-tiba menghampir. Leo kini berdiri disamping Lyra kemudian menatap Aroon dengan tatapan yang entah mengapa membuat Aroon serasa ingin melayangkan pukulannya.
“Ngapain sih lo?” tanya Lyra memukul lengan kanan Leo.
“Berdiri.”
“Goblok,” umpat Lyra dan Aroon serentak yang membuat Leo sedikit terkejut.
“Kompak banget lu berdua ngatain gue.”
“Cewek lo mana? “ tanya Aroon yang risih dengan kehadiran Leo.
“Lah, lu? Cewek lo mana? Gak punya cewek ya? Kasihan. Pantas gangguin cewek orang,” balas Leo dengan sindirannya.
“Anjing.”
“Eh! Apaan sih kalian. Kalau mau berantem noh dilapangan. Udah kosong tuh,” sergah Lyra.
“Ogah. Mending ke kantin,” ujar Leo menarik tangan Lyra meninggalkan Aroon yang sedang menahan emosi.
Leo berjalan santai dengan tangan Lyra yang digenggamnya. Gadis itu kini menekuk wajahnya. Leo melirik Lyra kemudian mencubit pipi gadis itu.“Sakit, monyet!”
“Sorry lampir,” ujar Leo mengacak rambut Lyra.
Lyra menghentikan langkahnya menatap Leo. Leo yang ditatap seperti itu hanya mengangkat kedua alisnya.
“Lo tau gak?” tanya Lyra sedikit mendekatkan wajahnya pada Leo.
“Apa?”
“Ketek lo ... bau,” ujar Lyra seraya tertawa sambil memegang perutnya. Leo hanya memasang wajah datar melihat gadis dihadapannya yang dengan seenaknya mengejeknya.
Lyra menghentikan tawanya saat melihat Leo yang sudah berjalan meningglkannya. Gadis itu kemudian berlari menyamakan langkahnya dengan Leo. Lyra hanya bercanda mengatakan itu pada Leo, laki-laki itu sama sekali tidak bau walaupun sudah banyak berkeringat.
“Sensi banget, Pak,” ejek Lyra lagi sambil mencolek lengan Leo.
“Keteknya bau ya, Pak?”
Leo melirik Lyra kemudian menyeret leher gadis itu dengan lengannya. Namun kali ini Lyra tidak marah. Dia masih setia dengan tawanya.
“Mana ada gue bau. Kalaupun gue bau, itu juga karena udah membanggakan sekolah,” jelas Leo.
Lyra mendongakkan kepalanya melihat Leo. “Heleh. Nyetak poin aja enggak,” cibir Lyra. Sewaktu pertandingan basket tadi, Leo memang tidak pernah berhasil memasukkan bola basket kedalam ringnya.
Padahal Lyra tau kalau Leo jago basket. Tapi entah kenapa laki-laki itu hanya sibuk menyeka keringat dan mengacak rambutnya ditengah lapangan. Itulah tadi mengapa Lyra mengatakan bahwa Leo sedang caper.
“Nah itu yang belum lo tau. Selain mencetak gol. Ada hal yang penting kalau mau main basket.”
“Apa?” tanya Lyra menghentikan langkahnya, yang diikuti oleh Leo.
“Pose harus keren. Soalnya cewek-cewek tuh cuma ngelihat cowok ganteng dan keren. Gak peduli sama yang nyetak gol,” jelas Leo dengan percaya dirinya.
“Iya-iya yang sok keren,” balas Lyra dengan malas kemudian kembali melanjutkan langkahnya.
***
Mereka berdua kini sudah berada dikantin sambil menyantap makanan yang sudah mereka pesan.
“Lo pacaran sama Helen?” tanya Lyra sambil mengunyah bakso dimulutnya.
Leo yang tadinya fokus menyeruput kuah bakso kini beralih melihat gadis didepannya.“Bagusnya pacaran gak?” tanya Leo kembali.
“Heleh. Malah nanya ke gue. Ya kalau lo nyaman mah pacaran aja.”
“Gue sama lo nyaman. Kok gak pacaran?”
Lyra menghela nafasnya dan menyipitkan mata kearah Leo. Ingin sekali dia melempar sendok kearah laki-laki itu.
“Beda goblok! Emang lu mau pacaran sama gue?”
“Ya gak maulah. Pede gila gue pacaran sama lo,” jawab Leo dengan santai kemudian kembali menyuapkan bakso kedalam mulutnya.
“Anjing.”
Leo kembali mendongak melihat Lyra. “Siapa yang ngajarin gitu, hm?”
“Apa? Anjing?”
“Ini nih alasan gue gak ngizinin lo main sama si barongsai itu.”
“Apaan sih lo? Noh sana anjing.”
“Ngumpat gitu lagi gue cium lo."
“Siapa yang ngumpat sih? Itu disana ada anjing!” pekik Lyra menunjuk seekor anjing dengan telunjuknya.
Leo berbalik melihat kebelakang dan ternyata benar. Ada seekor anjing yang masuk kedalam kantin.
“WIH GILA! ANJING SIAPA INI WOY!” Teriak seorang siswa berkacamata yang baru saja mengambil makanannya.
💓💓
Terimakasih sudah membaca. Sampai jumpa besokkk!
KAMU SEDANG MEMBACA
YUANFEN (END)
Fiksi RemajaCerita ini mungkin terbilang "klasik" namun didalamnya penuh dengan banyak makna. Orang bilang, pertemanan antara laki-laki dan perempuan itu mustahil. Disinilah Lyra dan Leo yang terjebak dalam kisah umum persahabatan. Silahkan bergabung kedalam c...