YUANFEN || Part 05

288 114 119
                                    

Dinisilah Lyra berada. Dikerumunan orang-orang yang sedang menikmati malam minggunya. Kebanyakan mereka sedang bersama dengan gandengan mereka.

"Udah kek mau nyebrang aja," ucap Lyra sambil melirik perempuan yang sedang mengalungkan tangan ke lengang seorang laki-laki. Jika dilihat, mereka seperti pasangan muda yang sedang jatuh cinta.

"Putus baru tau rasa," umpat Lyra lagi dengan mata yang masih melirik sinis orang-orang.

Tawa laki-laki disampingnya membuatnya menoleh dan menampilkan raut tanyanya.

"Makanya mbaknya cepet cari pacar biar gak nyumpahin orang yang lagi pacaran mulu," ejek Leo. Daritadi laki-laki itu hanya mendengar ucapan tidak mengenakkan yang keluar dari mulut gadis yang bersamanya. Padahal mereka ke pasar malam buat senang-senang, main, jajan, bukan menyumpahi orang yang sedang pacaran.

"Kalau gue udah punya pacar, gue bakal sama pacar gue kesini. Gak mau gue ajak lo," ketus Lyra dengan bibir yang sudah ditekuk.

Leo tertawa kecil. "Ajak aja. Pacar lo juga pasti gak lebih seru dari gue."

"Yang penting pacar gue gak menyebalkan kayak lo!" Lyra menghentakkan kakinya sebal lalu berjalan mendahului Leo.

"Eh, mak lampir! Tungguin gue. Entar lo ilang!" teriak Leo kemudian segera mengejar Lyra diantara desakan orang-orang.

****

"Udah dibilangi, batu sih lo." Leo kini sedang memijat leher belakang Lyra. Gadis itu mual setelah menaiki wahana ombak banyu.

Tadi dia sendiri yang mengajak Leo untuk menaiki wahana itu. Padahal Leo sudah menolak namun Lyra tetap mau, jadilah Leo menuruti. Namun setelah selesai, gadis itu kini malah mual.

"Pusing, Leo," keluh Lyra dengan tangan yang memegang kepalanya. Pengelihatannya mendadak berputar-putar.

Leo kemudian mengantikan tangan Lyra yang memegang kepalanya. Laki-laki itu kini sedang memijat pelipis Lyra berharap pusing dikepala gadis itu segera menghilang.

"Masih pusing?" tanya Leo yang kemudian diangguki oleh Lyra.
Leo membawa gadis itu kedalam pelukannya. Dia mendekap Lyra sambil satu tanggannya mengelus kepala Lyra.

"Makanya kalau dibilangin jangan ngeyel. Sok bisa banget naik wahana gituan."

Leo mendengar isakan dalam dekapannya. Dia sontak menunduk melihat Lyra.

"Kok lo nangis?"

"Habisnya lo-hiks. Ngomel mulu."

Leo tertawa melihat wajah Lyra yang kini terlihat mirip seperti badut.

"Gak usah nangis. Gue ngajak lo kesini buat seneng-seneng. Kalau mau nangis kita pulang aja," ucap Leo yang langsung mendapati gelengan dari Lyra.

"Gak mau. Gue mau beli permen kapas dulu."

Leo mengangguk lalu membersihkan sisa ingus Lyra dengan tangannya. "Ingus lo keluar, dasar jorok."

Lyra hanya menunjukkan cengiran khasnya. Setelahnya membeli permen kapas, kini kedua remaja itu sedang duduk di rerumputan yang luas dan bersih. Banyak orang-orang juga disekitar mereka. Ada yang sedang berselfie, bermain gelembung, bermain gasing, bahkan ada yang tiduran menggunakan tangannya.
Lyra sedang bersandar dipundak Leo sambil memakan permen kapasnya. Dia juga menyuapi Leo yang sedang memainkan game di ponselnya.

Lelaki itu memang tak bisa mengabaikan gamenya. Tidak dirumah, disekolah, bahkan kini dipasar malampun tetap bermain game.

"Hati-hati kecanduan. Yang berlebihan itu gak baik," tegur Lyra yang sedang menegakkan badannya melihat Leo yang sangat serius dengan ponselnya.

YUANFEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang