YUANFEN || Part 22

145 56 4
                                    

Selamat membaca, silahkan meninggalkan jejak💓

Sejak kejadian dimana Leo meninggalkan Helen di wahana bermain, Helen mencoba untuk mengabaikan Leo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kejadian dimana Leo meninggalkan Helen di wahana bermain, Helen mencoba untuk mengabaikan Leo. Saat Leo berbicara padanya, Helen hanya akan menjawab dengan singkat dan tidak menatap Leo.

Seperti saat ini, Helen sedang menonton pertandingan basket dengan Leo yang berada disampingnya. Leo menyadari perubahan sikap Helen dari nada bicara gadis itu dan dari raut wajahnya.

“Soal semalem, aku minta maaf,” ucap Leo memandang Helen yang masih saja menatap kedepan.

“Aku akuin aku salah. Tapi aku beneran ga ada niatan buat ninggalin kamu,” lanjut Leo.

Helen berbalik menatap Leo, “Sebenarnya kamu ada perasaan kan sama Lyra?”

Leo tersentak dengan pertanyaan Helen tapi kembali menormalkan ekspresinya.

“Aku sama Lyra sahabatan, Len. Wajar kan kalau aku khawatir juga sama dia. Dia udah kayak saudara aku. Bahkan sebelum ketemu kamu, Lyra selalu nemenin aku,” jelas Leo.

Helen tertawa miris mendengar penjelasan Leo. Bagaimana bisa laki-laki dan perempuan bisa berteman selama itu tanpa melibatkan perasaan?

“Kalau aku sama Lyra dalam kondisi bahaya, siapa yang kamu tolong lebih dulu?” tanya Helen mencoba menguji Leo. Sebenarnya Helen juga sudah mengetahui jawaban Leo, namun ya dasar perempuan, dia hanya ingin lebih sakit hati lagi.

Leo tampak termenung memikirkan pertanyaan Helen. Bagaimana bisa Helen menanyakan hal seperti itu yang jelas-jelas dirinya memang akan memilih Lyra. Lyra sudah seperti sahabat hidup Leo. Jika Lyra sakit, Leo akan mengurusnya. Begitupun jika Leo sakit, maka yang akan mengobati Leo adalah Lyra.

Leo hanya berpikir bagaimana berucap agar tidak membuat gadis yang menyandang sebagai pacar didepannya ini tidak terluka oleh ucapannya.

Helen tersenyum dan menghela nafas. “Ga usah dijawab, aku udah tau kok,” ujar Helen dan beranjak meninggalkan Leo. Ini salah Leo sejak awal, seharusnya Leo tidak asal menerima Helen.

Leo berdecak kesal mengacak rambutnya.

Helen membiarkan angin menerpa wajahnya. Dia kini berada di rooftop bermaksud untuk menormalkan perasaannya. Helen rasanya hanya ingin menangis. Dia sudah lama menyukai Leo namun ketika berhasil berpacaran dengan Leo, Helen merasa sama seperti mereka tidak mempunyai hubungan apapun.

Helen sangat ingin menyuruh Leo untuk tidak mempedulikan Lyra, Helen ingin Leo memprioritaskannya. Setidaknya jika tidak mendapat perhatian dari keluarganya, Helen bisa mendapat perhatian dari Leo, seseorang yang dia sukai.

Mengingat keadaan dirumahnya yang juga tidak baik-baik saja, membuat setetes air jatuh dari pelupuk matanya. Jika kalian mengira Helen berasal dari keluarga cemara, kalian salah.

Mama dan Papa Helen selalu bertengkar dirumahnya, Helen tak mendapatkan kasih sayang dari orangtua nya. Papanya selalu mabuk-mabukan diluar, dan sesampainya dirumah dia hanya akan memarahi Helen dengan alasan yang tidak jelas. Mamanya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya bahkan tidak bisa menolong mental Helen. Helen hanya anak tunggal dikeluarganya yang selalu merasa terpuruk.

***

“Kusut banget muka lo,” tegur Lyra saat melihat Leo duduk menyendiri di pinggir lapangan. Gadis itu ikut duduk disamping Leo dan memberikan minuman jeruk ditangannya.

Leo mengambil minuman itu dan langsung meneguknya habis hingga dia merasakan pukulan di lengang tangannya.

“Kok lo habisin sih! Gue cuma nyuruh lo minum sedikit,” kesal Lyra.

“Ntar gue beliin,” ucap Leo lesu dan menyandarkan kepalanya ke bahu Lyra.

“Kenapa lo?” tanya Lyra.

“Gue bingung, Pir. Helen marah sama gue.”

“Alasannya?”

Leo kembali memperbaiki posisinya untuk duduk. Tidak mungkin kan dia mengatakan kalau Leo membuat Helen kecewa karena dirinya.

Leo menatap Lyra dengan tatapan yang sulit diartikan, laki-laki itu memegang pipi kanan dan kiri Lyra menggunakan kedua tangannya dan memiring-miringkan wajah Lyra.

Lyra berdecak kesal dan menjauhkan tangan Leo. “Ga usah pegang-pegang muka gue! Tangan lo haram!”

Leo melototkan matanya mendengar Lyra. “Gak mungkin kan gue suka sama mak lampir ini?” bantin Leo menggeleng-gelengkan kepalanya.

💓💓

Btw masih dalam rangka spesial 1k pembaca Yuanfen, kalian bisa liat video/cuplikan-cuplikan adegan Yuanfen di tiktok aku yaa. Link nya sudah aku cantumkan di deskripsi. Terimakasih.

YUANFEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang