YUANFEN || Part 17

156 67 11
                                    

Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan jejak💓

Dengan tidak mendengarkan peringatan Leo kemarin, Aroon tetap mendekati Lyra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan tidak mendengarkan peringatan Leo kemarin, Aroon tetap mendekati Lyra. Saat ini Aroon justru datang kerumah Lyra untuk menjemput gadis itu agar bisa ke sekolah bersama.

“Kak Lyraa! Ada kakak ganteng dibawah!” teriak Cyra. Lyra yang sedang bersiap dikamarnya mengernyitkan dahi. Entah kesambat apa lagi adeknya itu sampai menyebut Leo sebagai kakak ganteng.

“Ciee, punya pacar ya kak?” goda Cyra saat melihat kakaknya menuruni tangga.

“Apasih bocil, gajelas banget. Bunda mana?”

“Kepasar tadi sama papa.”

“Kamu ga sekolah?”

“Ga kak. Lagi ada acara disekolah. Kita diliburkan.”

Lyra hanya mengangguk kemudian pamit pada adiknya itu. Saat diluar, Lyra malah melihat Aroon, kakak kelasnya berdiri depan pagar rumahnya.

“Loh kak? Aku pikir tadi yang datang Leo. Mana gak aku suruh masuk lagi.” Lyra menringis tidak enak pada kakak kelasnya itu.

“Gapapa lah. Ayo bareng,” ajak Aroon. Lyra terdiam menimang-nimang di tempatnya sambil mengarahkan kepalanya kerumah Leo. Motor laki-laki itu masih terparkir didepan rumahnya.

“Leo biarin sama pacarnya aja, Ra. Lo mau jadi penghalang mereka terus?”
Pertanyaan Aroon seakan menyadarkan Lyra. Mengingat kemarin Leo juga membiarkan Helen pulang sendiri dan lebih memilih dirinya.

“Ayo deh kak.” Baru saja Lyra hendak menaiki motor Aroon, suara klakson dari samping menghentikannya. Leo berhenti tepat disamping mereka dan menatap Lyra hendak menyuruh gadis itu naik dimotornya.

“Gue bareng kak Aroon deh. Lo duluan aja, atau jemput Helen, gih.”

Ck, gue gak yakin nih orang bisa nganterin lo sampai di sekolah. Bareng gue aja.”

“Lo ga denger Lyra ngomong apa? Dia bilang mau bareng gue. Lagian lo tenang aja, gue bakal nyampe disekolah bareng Lyra dengan selamat.”

Leo masih terus menatap Lyra seakan meminta kejelasan. “Pergi sana, gue bareng kak Aroon.” Setelah mengucapkan itu, Lyra menaiki motor Aroon dan Aroon-pun membunyikan klaksonnya pada Leo meninggalkan Leo yang masih termenung tidak terima ditempatnya.

“Ra!” teriak Aroon dibalik helm.

“Kenapa kak?” Lyra mendekatkan wajahnya kebahu Aroon agar dapat lebih jelas mendengar perkatan laki-laki itu.

“2025 mau ikut gue gak?”

“Kemana kak?”

“Ke KUA,” jawab Aroon sambil tertawa.

Lyra hanya menanggapi dengan tertawa juga. Kakak kelasnya ini bisa membuatnya geli juga ternyata.

***

“Kusut banget muka lo bray. Yuk kekantin,” tegur Luan. Pasalnya daritadi dia melihat Leo yang terus menekuk wajahnya.

“Leo, yuk,” ajak Helen menghampiri Leo.

Leo menatap kedua orang itu bergantian dan menyuruhnya untuk duluan kekantin. Leo mau memastikan satu hal terlebih dahulu. Langkahnya menuju ke kelas Lyra dan melihat gadis itu merapikan bukunya.

“Tadi langsung kesekolah kan?” tanya Leo tiba-tiba.

Lena yang berada disamping Lyra terkejut oleh suara Leo yang tiba-tiba menghampiri mereka.

“Ga. Tadi ke KUA dulu,” jawab Lyra santai sambil berjalan keluar kelas.

Ck, gue serius lampir.”

Lyra berbalik menatap Leo. Laki-laki ini seharusnya sudah mengurusi pacarnya. Kenapa masih memusingkannya?

“Cewek lo mana?”

“Udah duluan dikantin. Lo hati-hati kalau di dekat si barongsai. Kalau dia macem-macem langsung kasih tau gue. Ngerti gak lo?”

“Iya singa.”

Lena yang berjalan dibelakang mereka menggelengkan kepalanya. “Rumit banget hubungan dua manusia ini, kalau saling suka kenapa ga pacaran aja sih,” gumam Lena bermonolog.

Sesampainya dikantin, mereka kembali duduk di tempat yang sama, bedanya Aroon tidak bergabung diantara mereka. Posisi Aroon tergantikan oleh Luan, namun Luan duduk di samping Lena. Tidak seperti Aroon yang duduk di tengah antara Lyra dan Lena.

“Aku kemarin nyisihin uang 100 ribu di dompet. Tapi tadi pagi pas aku liat ulang ternyata uang 5 ribu,” keluh Helen pada Leo di sela-sela makan mereka.

“Bayangin deh lo tiba-tiba nemu duit 50 juta,” celetuk Lyra tiba-tiba.

“Beuh,” ujar Leo.

“Beuh,” ucap Luan.

“Beuh.”

“Beuh.”

Lyra memutar bola mata malas menyesal mengucapkan kalimatnya tadi, pasalnya Leo dan Luan terus mengucapkan “Beuh” bergantian.

“Gitu aja terus lu berdua sampai ke esokan paginya,” ujar Lena malas. Helen menanggapi dengan tertawa. Perpaduan antara Leo dan Luan memang lucu.

“Eh lu pada tau ga makanan, makanan apa yang bikin kaget?” tanya Luan yang tiba-tiba melontarkan teka-teki nya.

Ke empat orang yang ada dimeja itu memasang ekspresi bingung seraya berpikir. “Males mikir gue, apaan tuh?” tanya Leo.

“Cilok.”

“Kok cilok?”

“Cilok baa,” jawab Luan sambil menutup muka dan dibuka lagi.

“Yahh bibit-bibit penerus jokes bapak-bapak ini mah,” ujar Leo.
Lena menggelengkan kepalanya menyerah. Satu jam saja dia duduk bersama Leo dan Luan bisa menyebabkan Lena tertular gila nantinya.

***

Murid di SMA Andromeda kembali dikelasnya masing-masing karena pembelajaran akan kembali dimulai. Begitu juga dikelas Leo dan Luan yang kini dengan seriusnya mendengarkan penjelasan dari bu Zii mata pelajaran IPA yang sedang menjelaskan mengenai ‘gen’.

“Sebelum saya memberikan kalian tugas, sampai sini ada yang mau bertanya?”

Luan mengangkat tangan kanannya. “Saya bu.”

“Oke, Luan. Silahkan.”

Semua mata dikelas Mipa 2 kini menatap Luan.
“Bu, kata adek saya kalau batak ketemu bogor disatuin jadi batagor. Bisa gitu ga si bu?” tanya Luan dengan wajah seriusnya.

Bu Beti yang berada didepan papan tulis dengan siap melemparkan penghapus ke arah Luan.

💓💓

Ada yang punya temen kayak Luan ga sih? 😭 Tapi kocakk kalau punya temen modelan Luan. Hidup ga datar datar amat karena ulah ngaconya wkwk

Btw seperti biasa, jangan lupa bagikan cerita ini ke teman-teman kalian jugakk dan jangan lupa meninggalkan jejak.

Sampai jumpa besok!

YUANFEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang