Selamat membaca, jangan lupa meninggalkan jejak💓
Sesampainya dirumah Lyra, Leo langsung masuk menuju kamar Lyra. Ia melihat Miranda yang sedang mengompres dahi Lyra, gadis itu terlihat menggigil didalam selimut.
“Ma, Lyra ga usah diselimutin.”
Miranda yang sedang fokus mengompres dahi Lyra dikejutkan oleh Leo yang tiba tiba menarik selimut Lyra sampai kebawah perutnya. Miranda menatap Leo dengan tanya.
“Leo tadi sempat baca di google, katanya selimut yang tebal justru memerangkap udara panas dalam tubuh, Ma. Jadi ga disarankan,” jelas Leo.
Saat sedang menunggu obat di apotek, Leo memang membuka google dan mensearching cara menurunkan demam.
Miranda mengangguk tersenyum. Andai saja Leo ini merupakan pacar anaknya, Miranda pasti akan tenang mempunyai menantu seperhatian Leo.
“Ada obatnya, sayang?” tanya Miranda.
“Ada, Ma.” Leo memberikan kresek obat yang ada ditangannya pada Miranda dan membantu Lyra meminum obat. Gadis itu nampak pucat dengan mata yang terpejam seperti menahan rasa sakit.
“Mama kebawah dulu ya, mau buatin air hangat lagi.”
“Iya, Ma.”
Saat Miranda sudah keluar dari kamar Lyra, Leo mendekati gadis itu dan duduk dipinggiran kasur memegang dahi Lyra.
Leo meringis saat punggung tangannya menyentuh dahi Lyra yang panas. “Panas banget,” gumam Leo.
“Lampir, ada yang sakit gak?” tanya Leo pada Lyra yang masih setia memejamkan matanya dengan alis yang tertekuk.
Leo menghela nafas karena tidak mendapat jawaban dari Lyra. Tangan Leo terulur memijat kepala Lyra. “Kepalanya sakit, hm?”
Lyra mengangguk kemudian terisak. Hal itu membuat Leo panik. “Hei kenapa? Jangan nangis, entar kepalanya makin sakit,” ucap Leo lembut. Dia mendekatkan waJahnya pada wajah Lyra dan menghapus air mata yang keluar dari sudut mata gadis itu.
Dering dari handpone Leo kembali berbunyi dan melihat panggilan Helen, baru saja Leo ingin mengangkatnya namun terhenti saat tangan Lyra memegang tangan Leo yang memijat kepalanya. “Sakit, Leo,” adu Lyra yang kembali terisak.
Leo mematikan ponselnya dan menyimpannya diatas nakas kemudian mendekatkan diri kesamping Lyra. Posisi Leo kini naik sepenuhnya diatas ranjang Lyra, dengan kepala Lyra yang berada disamping paha Leo. Leo sengaja mengubah posisinya seperti itu agar dengan mudah memijat kepala Lyra.
“Tadi habis ngapain, hem? Kok jadi demam gini?” tanya Leo dengan nada halus.
“Gak tau,” cicit Lyra.
“Kebanyakan minum yang dingin-dingin sih,” ucap Leo seraya mencubit hidung Lyra dan menggerakkan kekanan dan kiri.
“Iish, gak bisa nafas tau!”
Leo terkekeh melihat raut gadis itu. Lyra tampak menggemaskan walaupun sedang sakit begini.
Lyra berbalik menghadap Leo dan memeluk perut laki-laki itu dari samping. “Jangan pergi,” gumam Lyra yang masih dapat terdengar oleh Leo.“Hem, gak kemana-mana kok.” Tangan Leo yang semula memijat kepala Lyra kini berganti mengelus kepala Lyra hingga tak lama setelah itu, Leo dapat mendengar dengkuran halus dari mulut gadis itu.
Leo terkekeh pelan dan menyandarkan kepalanya di kepala ranjang Lyra seraya memejamkan matanya dengan tangan yang masih setia mengusap rambut Lyra.
***
“Ma!” Lyra berlarian menenteng tasnya menuruni tangga.
Izar yang berada diruang tamu sambil menyenduh teh panasnya beranjak berdiri melihat ke anaknya yang sudah lengkap memakai seragam sekolah.
“Eh, Ra. Kok lari-lari sih?” tanya Izar saat Lyra sudah sampai dihadapannya.
“Ih Papa gak bangunin, Lyra hampir telat nih” gerutu Lyra dengan wajah cemberutnya.
“Bukannya kamu demam ya semalam?”
“Loh Lyra kok udah bangun, sayang?” tanya Miranda saat keluar dari dapur dan melihat Lyra yang sudah lengkap dengan seragamnya.
Lyra menghela nafas. “Lyra mau sekolah Mama, Papaku sayang.”
“Isitrahat dulu nak, kok udah langsung mau sekolah sih?” tanya Izar.
“Lyra udah baikan, Pa,” jawab Lyra dengan wajah yakinnya. Lyra tersenyum menatap Miranda dan Izar bergantian.
“Lyra pergi dulu ya,” ucap Lyra menyalami tangan kedua orangtuanya itu.
“Eh kamu belum sarapan. Sarapan dulu gih,” suruh Miranda menahan Lyra.
“Udah telat Mamaku sayang. Hari ini Lyra ada upacara. Pamit ya.” Setelah itu Lyra berlari keluar untuk memakai sepatunya sambil melihat kearah rumah Leo.
“Dimana singa itu?” batin Lyra.
Setelah selesai memasang sepatu, Lyra melangkah menuju depan pagarnya agar lebih mudah melihat keberadaan Leo. Namun motor laki-laki itu sudah tak ada dipekarangan rumahnya.“Ck, masa ditinggal sih,” gerutu Lyra dan beralih melihat jam di diponselnya. Tanpa menunggu waktu lama lagi Lyra berbalik masuk kedalam rumahnya dan meminta tolong Izar untuk mengantar Lyra.
Lyra menghela nafas malas saat melihat pagar sekolahnya yang sudah tertutup.“Mau balik pulang lagi?” tanya Izar melihat wajah lesu anaknya.
“Ga usah, Pa. Boleh masuk kok.”
“Beneran?”
“Iya. Lyra pamit dulu, Pa.” Lyra kembali menyalami tangan Izar dan keluar dari mobil. Saat mobil Izar sudah menjauh. Lyra kembali berlari menuju pagar sekolahnya.
“Pak Bimo! Bukain pagarnya dong, Pak!” teriak Lyra dengan kedua tangan memegang gerbang besi itu.
Pak Bimo selaku satpam di SMA Andromeda berbalik dan mendekati Lyra.“Nak Lyra kok tumben telat?”
“Mau buat pengalaman, Pak,” jawab Lyra asal.
Pak Bimo membuka gerbangnya dan mempersilahkan Lyra masuk. “Tapi langsung baris ke tempat hukuman ya.”
“Siap, Pak.”
Lyra berjalan masuk dan melihat upacara telah dimulai. Kepalanya menengok kearah kanan melihat barisan bagi siswa yang melanggar dan telat seperti dirinya.
Langkah kakinya mendekat menuju barisan tersebut. “Lyra! Telat kamu?!”
Belum juga memasuki barisan, Lyra sudah disuguhi oleh teriakan Bu Beti, guru tergalak disekolahnya.Lyra menundukkan kepalanya dan berjalan pelan memasuki barisan. Bu Beti mendekat kesamping Lyra dan melihat gadis itu dari ujung rambut sampai kaki, seragamnya lengkap, aman.
“Kenapa telat?” tanya Bu Beti masih dengan wajah sangarnya.
“Telat bangun, Bu,” jawab Lyra pelan.
“Hem, alasan yang jujur,” ucap Bu Beti kemudian kembali berjalan mengelilingi barisan.
💓💓
Sampai jumpa lagi besokk:))
KAMU SEDANG MEMBACA
YUANFEN (END)
Fiksi RemajaCerita ini mungkin terbilang "klasik" namun didalamnya penuh dengan banyak makna. Orang bilang, pertemanan antara laki-laki dan perempuan itu mustahil. Disinilah Lyra dan Leo yang terjebak dalam kisah umum persahabatan. Silahkan bergabung kedalam c...