Gaby dan Callie tiba di sekolah, Callie turun dari motor dengan cepat. "Makasih," ucapnya seraya berlari menuju kelas. "Woiii, tunggu!" kata Gaby memanggil."Apa?! Gue nggak mau anak-anak tau gue bareng sama lu, lu belakangan aja masuk kelas," ucap Callie dengan nada tegas.
"Pede banget lu, penting banget emang bagi gue?!" wajah Gaby tampak datar, namun matanya penuh dengan kebingungan. Ia turun dari motor dan mendekati Callie tanpa ragu. Tanpa aba-aba, Gaby langsung melepaskan helm Callie. Mata mereka bertemu, dan Gaby dengan percaya diri berkata, "Biasa aja kali, Cal, liatnya. Gue tau gue ganteng."
"Dih, aneh lu," muka Callie memerah menahan malu. Gaby meletakkan helm itu dan meninggalkan Callie tanpa bilang apapun. "Ini demi apa dia ninggalin gue tanpa bilang apa kek gitu... main pergi-pergi aja," ucap Callie, tatapan campur aduk antara malu dan kebingungan menghiasi wajahnya.
-----
Callie berjalan menuju kelasnya, tetapi tiba-tiba dia diinformasikan oleh seorang teman bahwa ada yang sakit di UKS dan tidak ada anak PMR yang berjaga. Callie pun dengan cepat bergerak ke UKS untuk mengecek keadaan.
Sementara itu, Gaby menuju kantin untuk sarapan. Kehadirannya di sana bukan tanpa alasan, karena ia terburu-buru dan tidak sempat sarapan di rumah sebelum bersiap pergi ke sekolah.
"Nah, ini nih orang yang bilang mau minjem catetan di Callie tapi nggak ada di share di grup," ucap Amanda dengan nada sindiran.
"Cukup tau sih, gue Gab," tambah Giselle, memberi ekspresi yang memperlihatkan ketidakpuasan.
"Oiya anj, gue lupa, maap maap bree," Gaby memohon sambil merogoh tasnya, mencari catatan yang dimaksud.
"Nih, bree, mending lu catet sekarang,"
"Skip, gue sama Giselle udah buat.. penuh perjuangan nih, gue minta di ayang gue si Indira, Indira itu," ucap Amanda sambil mengeluh.
"Iya Gab, gue jadi harus ikut patungan buat traktir si Indira," tambah Giselle dengan ekspresi wajah yang penuh dramatis.
"Lah, maap bree, gue beneran lupa.. kemarin gue buat terus ketiduran," bela Gaby, mencoba meredakan ketegangan.
"Iya deh, si paling ketiduran hahahahaha," ucap Raisha dengan wajah licik yang selalu siap menyelipkan komentarnya.
"Kalau gue jadi kalian, gue udah males banget sih temenan sama Gaby," tambah Raisha sambil menciptakan sensasi.
"Sha, lu jangan ngomporin dong sat, jangan gitu dong.. sumpah gue beneran lupa. Gue traktir deh pagi ini, kalian pesen sana, gue yang bayar," jawab Gaby dengan tegas.
Teman-temannya bersorak, "Yesss, Berhassill!" dan tertawa senang. "Berhasil misi kita, gaiiisss!" ucap tiga temannya dengan riang gembira, merayakan keberhasilan membuat Gaby traktir pagi itu.
Gaby merasa sedikit curiga dengan Raisha, "Jangan-jangan si Rai liat gue pelukan sama Callie kemarin," ucapnya, wajahnya mencerminkan kekhawatiran. "Duhh, takut dia cepu anjir, lebih takut dia ngadu ke bunda sih," lanjutnya dengan nada khawatir yang semakin menguat.
"gue duluan ya, kebelet pupp gue" kata Gaby buru-buru meninggalkan teman-temannya sambil memegang perut.
"kebiasaan Gaby habis makan langsung boker" ejek Giselle.
-----
Gaby singgah di kantin paling ujung, yang jauh dari pandangan teman-temannya. Ia membeli roti dan susu, lalu bergegas menuju kelas sambil berharap, "Semoga di kelas masih sepi." Dengan hati-hati, ia memasuki kelas yang terlihat masih sepi.
Sesampainya di dalam, Gaby melihat beberapa temannya yang sibuk sendiri. Dengan gerakan ringan dan cepat, ia menyelinap masuk dan diam-diam menuju bangku Callie. Tanpa sepengetahuan teman-temannya, Gaby meletakkan roti dan susu yang baru saja dibelinya di bawah meja Callie. Ia segera duduk di bangkunya, mencoba untuk tidak menarik perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Going You at a Speed of 8706 : Gabriel&Callie
Teen FictionDi sekolah menengah SMA48, dua dunia bertabrakan ketika Gabriel, pemain bulutangkis terkenal dengan sikap dingin dan keangkuhannya, dipertemukan dengan Callista, seorang kutu buku ceria dan aktif sebagai anggota PMR. Keduanya sama-sama memiliki kepr...