Gaby terlambat bangun pagi ini, dan ia langsung turun dari kamar untuk bergegas. Ayah dan bundanya sudah menunggu di ruang makan. Untung saja, bunda sudah membereskan baju Gaby, menunjukkan bahwa persiapannya sudah dilakukan dengan cepat. Gaby akan menjalani karantina selama 3 hari sebelum pertandingan dan hari ini adalah awal dari persiapan itu.
"Bunda, Ayah iel berangkat ya... Nanti tolong bilangin Freya" ucap Gaby sambil memakai sepatu, matanya penuh antusiasme.
Bunda, yang sudah terbiasa dengan tingkah laku anaknya, hanya tersenyum. Ini bukan pertama kalinya Gaby terlambat, tapi bunda selalu memahami bahwa kehidupan sebagai atlet kadang-kadang memerlukan disiplin waktu yang ketat. "Iyaa, iel. Ini bawaan sarapan buat di jalan" ucap bunda sambil menyerahkan bekal sarapan.
"Bunda emang paling ngertiin aku sedunia, terima kasih bunda.." ucap Gaby sambil memeluk bundanya dengan erat. Kebersamaan dan dukungan bunda adalah satu hal yang selalu membuat Gaby merasa kuat dan siap menghadapi apa pun yang ada di depannya.
-----
Hari ini, semangat teman-teman Gaby sudah berkobar-kobar. Mereka berkumpul dan merencanakan segala sesuatunya. Tidak menyadari bahwa Gaby tak bisa bergabung, mereka tetap melanjutkan rencana tersebut. Begitu selesai membuat rencana, mereka pun bersiap-siap untuk pergi ke mall.
Di mall, mereka sibuk memilih hadiah yang akan dibeli untuk Gaby. Setiap teman memberikan kontribusinya dengan penuh antusiasme, masing-masing mencoba mencari sesuatu yang akan membuat Gaby senang. Mereka saling berdiskusi dan tertawa, semakin menambah semangat mereka dalam memberikan kejutan untuk sahabat mereka.
"Gue udah nggak sabar banget ngasih kejutan ini ke Gaby" ucap Amanda penuh semangat, sambil memandangi tumpukan bungkusan dan hadiah yang mereka bawa.
Lia mengangguk heran, melihat bawaan mereka sudah seolah-olah akan mengisi seluruh ruangan. "Man, moon maaf nih ya, ini kayaknya terlalu banyak deh" ucap Lia, mencoba menyadarkan Amanda.
Amanda melihat sekeliling dengan pandangan penuh semangat, tapi betul juga yang dikatakan Lia, sudah terlalu banyak. "Ehehehehehehe, iya ya, kayaknya cukup. Yuk, makan dulu" kata Amanda dengan wajah agak malu.
Mereka memutuskan untuk makan di salah satu restoran, membawa semua bungkusan dan hadiah mereka ke dalam. Semua sudah duduk di meja yang besar.
"Kalian ngasih Gaby apaan?" tanya Giselle memulai obrolan.
"Emm, kalau gue sih ada deh. Gue yakin Gaby bakal suka banget" ucap Raisha sambil tersenyum misterius, menyimpan rahasia kejutan yang telah direncanakan.
"Gue juga punya kejutan buat Giel, pasti dia juga suka banget" ucap Callie sambil sibuk melihat HP-nya.
Semua melirik ke arah Callie, "Giel siapa, Call?" tanya Indira heran.
"Giel? Ya, Gaby lah. Namanya kan Gabriell, gue mau manggil dia Giel, biar beda.." jawab Callie sambil tersenyum khas.
Teman-temannya tertawa meresapi keunikan panggilan baru Callie, membuat suasana semakin riang.
"Gue warning kalian, si Callie beneran cegil cok. Gue udah lumayan muak sama tingkahnya" kata Raisha dengan serius. Kemudian, ia dan Callie bergantian menceritakan kejadian malam di mana Gaby dikira maling oleh Callie.
Teman-temannya tertawa terbahak-bahak, namun saat mencapai bagian di mana Gaby dan Callie berpelukan, suasana berubah hening. Mereka tidak percaya bahwa kejadian kocak itu benar-benar terjadi. "Wah, fix cegil ini mah" kata Indira sambil menggelengkan kepala dan memberikan tepuk tangan sebagai bentuk penghargaan.
------
Hari itu, Freya terbangun di sebuah pagi yang cerah, menciptakan keharuman di udara. Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi ketika ia dengan tergesa-gesa menyusun kembali kehidupannya. Kamar dihiasi oleh cahaya matahari yang menyapu setiap sudutnya, dan Freya tak ingin melewatkan momen tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Going You at a Speed of 8706 : Gabriel&Callie
Teen FictionDi sekolah menengah SMA48, dua dunia bertabrakan ketika Gabriel, pemain bulutangkis terkenal dengan sikap dingin dan keangkuhannya, dipertemukan dengan Callista, seorang kutu buku ceria dan aktif sebagai anggota PMR. Keduanya sama-sama memiliki kepr...