Bagian7

694 61 2
                                    

^^ Flashback

Gaby merasakan ada yang salah dengan hidungnya, terasa sakit saat mengambil nafas. Saat itu, Ka Chika sudah pulang sekolah, kemudian mengecek kondisi Gaby di kamarnya.

"Dede, ayo makan dulu. Udah sore, lo ini. Kamu ada yang sakit nggak badannya?" tanya Ka Chika.

"Iya, Kak. Aneh deh, hidungku sakit banget" jawabnya.

"Mana sini, lihat dulu" ucap Chika sambil memeriksa hidung Gaby.

"Hmm, kayaknya sih gapapa. Kita ke dokter aja ya, buat mastiin. Kakak khawatir" balas Chika. Belum sempat menjawab, tiba-tiba hidung Gaby mengeluarkan darah yang tidak berhenti. Keduanya panik, Chika segera menghubungi supirnya, kemudian membawa Gaby ke rumah sakit, serta menghubungi kedua orang tuanya.

Sekarang, semua sudah berkumpul menunggu hasil pemeriksaan Gaby dengan penuh kekhawatiran. Hasilnya, Gaby harus dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar karena hidungnya patah dan harus segera dioperasi. Orang tua Gaby setuju untuk memindahkan Gaby agar segera mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Suasana ruangan dipenuhi ketegangan dan kecemasan, namun mereka berharap agar operasi Gaby berjalan lancar, dan Gaby bisa pulih kembali.

Sembari menunggu, Chika menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Orang tua Gaby tidak mau memikirkan itu dulu, yang penting sekarang Gaby sembuh dulu. Operasi Gaby berjalan dengan lancar, namun kedua orang tuannya mendapatkan tugas ke luar kota sehingga Gaby dititipkan dirumah neneknya. Ka Chika selalu memantau kondisinya melalui nenek. Sebelum iya pindah ke luar negeri, ia mengunjungi Gaby untuk salam perpisahan.

"Yahhh, harus banget ikut pindah, Kak? Tinggal sama aku aja, kan aku sendiri juga dirumah" mohon Gaby kepada Chika, air mata berlinang di matanya.

"Ngga bisa, dede. Kakak harus ikut." Chika mencoba menahan tangisnya, menyadari betapa sulit keputusan ini.

"Yahh, aku sendirian dong nanti" serak suara Gaby, getar kesedihan mengguncang hatinya.

"Ngga lah, kan masih ada temen-temen kamu yang nemenin" Chika berusaha meyakinkan, tetapi dirinya sendiri terlihat rapuh.

"Oiya, temen-temen... aku kangen mereka, Kak" ucap Gaby sambil mencoba menyeka air matanya.

"Sabar ya, dede. Sebentar lagi ketemu kok" Chika merangkul Gaby, keduanya terlihat hancur oleh perpisahan yang tak terhindarkan.

"Kakak udah jelasin ke Raisha?" tanya Gaby, suaranya terdengar getir.

"Hurft belum, Kakak udah berusaha jelasin. Tapi Raisha bilang..." air matanya sudah jatuh tanpa bisa ditahan. [Bagian5]

"Kak, aku minta maaf ya. Raisha aslinya nggak gitu kok. Dia lagi emosi" bisik Gaby dengan hati yang hancur.

"Gapapa, dede. Kakak minta tolong ya kamu jelasin ke dia semuanya setelah ini karena semua akun Kakak di blokir dia" Chika berbicara sambil menahan isak tangis.

"Kakak tenang aja, pasti aku jelasin nanti" ucap Gaby dengan lirih, mencoba memberikan sedikit kelegaan.

"Kamu baik banget, dek. Masih bisa maafin Raisha setelah semua yang dia lakuin," Chika memeluk Gaby erat, merasakan kepedihan yang sama. Sementara itu, dalam hati mereka berdua, terdengar dentingan waktu yang membawa rasa kehilangan yang mendalam.

^^ Flashback Off

*Tok tok tok*  suara ketukan pintu terdengar beberapa kali. Bunda, yang tengah membuat kopi untuk ayah yang asyik menonton TV, meninggalkan pekerjaannya sebentar.

Going You at a Speed of 8706 : Gabriel&CallieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang