Bagian2

1K 76 5
                                    

Gaby menitipkan motor pada disalah satu toko kecil pinggir jalan kemudian memesan ojek online untuk segera menyusul teman-temannya di GOR. "Mudah-mudahan keburu deh, jangan sampe gue nggak nonton lagi nih.. kemarin pas amanda gue udah nggak nonton, gue nggak mau ngecewain mereka lagi" ucapnya. Gaby meminta abang ojek untuk sedikit lebih kencang menyusuri gang kecil karena ia tahu pasti akan macet kalau lewat jalan yang biasanya. terlebih siang itu sangat panas pasti banyak yang memilih menggunakan mobil.

Sementara itu, di GOR, Callie yang tiba lebih awal dari teman-temannya mulai merasa gelisah. Matanya terus memandang pintu masuk, dan ekspresinya mencerminkan kekhawatiran yang mendalam. "Duh, Gaby mana ya, tuh anak suka banget ngilang," gumamnya dalam hati sambil menggigit bibir bawahnya.

Namun, kekhawatiran Callie ternyata tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri. Temannya, Indira, yang peka terhadap perubahan suasana, mulai curiga dengan sikap gelisah Callie. "Ada apa sih, Callie? Kok keliatan cemas gitu?" tanya Indira sambil menyelipkan senyumnya.

"eeeh nggak ada apa -apa kok, gue cuma lagi salfok ke pononton.. rame juga yaa" jawabnya ragu dengan masih melihat sekitar.

"iyaudah, ayo fokus bentar lagi tim kita nih"

Situasi semakin tegang ketika Callie, meski dengan rasa enggan, memutuskan untuk menyembunyikan kekhawatirannya dari Indira. Dia tahu betul, jika rahasianya terkuak, pasti akan menjadi bahan ejekan teman-temannya. Sambil tersenyum dan berusaha tampak tenang, dia terus melihat sekitar berharap Gaby ada di tribun penonton.

-----

Sementara itu, Gaby, yang masih berusaha mengejar waktu dengan ojek online, memandang sekelilingnya dengan harapan segera sampai. "Semoga Raisha belum tanding nih," gumam Gaby dalam hati, sambil merasakan adrenalinnya semakin meningkat karena ketidakpastian.

Raisha memasuki lapangan dengan penuh semangat, menggenggam raketnya dengan erat. Teman-temannya yang duduk di tribun bawah merasakan antusiasme dan harapannya memuncak. Namun, sorotan mata Callie tetap mencari kehadiran Gaby yang belum juga terlihat.

Sementara itu, Gaby bergegas masuk ke GOR dengan napas terengah-engah. Dia bersyukur masih keburu menyaksikan sebagian pertandingan Raisha. Berlari menuju tribun, dia dengan cepat duduk. "Uhh, untung masih keburu," ucapnya sambil mengusap keringat di keningnya.

karena tribun sudah penuh, ia menonton dari kejauhan, sementara teman-temannya tidak tahu bahwa Gaby sudah sampai. Begitupun Callie yang masih melihat tribun berusaha mencari Gaby. Gaby tersenyum bangga, "Anjay, jago juga Raisha! Bagus, seru nih pertandingan".

Semangat Raisha terus membara, dan teman-temannya di tribun bersorak sambil memberikan semangat. Saat itu, Raisha melakukan pukulan backhand yang memukau, membuat penonton bersorak riuh. Gaby berseru, "GILAAA Keren banget cokk, nggak sia-sia gue ajarin dia. Raisha, kamu luar biasa!" teriaknya penuh semangat.

Pertandingan berlangsung dengan intensitas yang tinggi, dan Gaby terus memperhatikan setiap gerakan Raisha dengan mata yang penuh kekaguman. Hingga akhirnya, detik-detik terakhir tiba, dan pertandingan berakhir dengan kemenangan gemilang Raisha. Gaby meloncat dari kursinya, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Raisha, lu keren banget brooooooo!" teriaknya dari kejauhan, membuat teman-temannya tertawa melihat ekspresi keceriaan Gaby.

"Lah, kenapa pada cengo dah?" lanjut Gaby sambil meloh kerah dia, menyusul langkah cepatnya menuju tribun bawah.

"Gue kira lu nggak dateng bree," ucap Raisha sambil tersenyum.

"Iya anjir, gue baru aja mau pundung tadi, masa pertandingan Raisha lu nggak dateng juga," cemooh Amanda sambil bergurau.

"Syukur deh lu dateng breee," timpal Giselle sambil tertawa.

Going You at a Speed of 8706 : Gabriel&CallieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang